98
B. Pembahasan
Berdasarkan data hasil Ulangan Akhir Semester Ganjil 20152016 pada siswa kelas V SD Negeri 1 Wadaslintang memiliki nilai rata-rata IPS 55,39 dan
hanya terdapat 4 siswa yang mencapai KKM sebesar 70, sedangkan siswa lainya memiliki nilai di bawah KKM. Data terrsebut didukung oleh hasil
pratindakan yang membuktikan bahwa siswa kelas V SD Negeri 1 Wadasalintang memiliki prestasi belajar IPS rendah. Adapun hasil pretes pada
pratindakan tersebut nilai rata-rata kelas sebesar 58,36 dan hanya ada 8 siswa yang mencapai KKM sedangkan siswa lainnya memperoleh nilai di bawah
KKM. Hal tersebut menunjukan bahwa prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Wadaslintang masih rendah dan perlu adanya tindakan untuk
meningkatkan prestasi belajar IPS tersebut. Tindakan yang dipilih oleh peneliti adalah dengan menggunakan media
audio visual untuk menjelaskan materi pada mata pelajaran IPS. media audio visual dalam penelitian ini merupakan media yang mengandung unsur suara
dan gambar yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran yang berupa video dan slide suara tentang persiapan dan proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Media audio visual yang digunakan dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto 2003:54 bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah adalah faktor ekstern yaitu alat pelajaran di sekolah berupa media pembelajaran. selain
itu menurut Piaget Rita Eka Izzati, dkk, 2008:105 masa kanak-kanak akhir
99 berada pada tahap operasional konkret dalam berpikir sehingga anak akan
berpikir logis terhdap objek yang konkret. Dalam penelitian ini, siswa dinyatakan berhasil apabiila siswa telah
mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Indikator keberhasilan pembelajaran pada penelitian ini jika 75 dari jumlah siswa telah mencapai KKM yang
ditetapkan. Pelaksanaan tindakan kelas terbagi menjadi dua siklus. Setiap siklus menjadi dua pertemuan. Pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas pada
saat jam pelajaran IPS yaitu setiap hari Senin pukul 08.10-09.20 WIB dan hari kamis pukul 07.00-08.10 WIB. Pada pratindakan, hanya 8 28,57 siswa
yang sudah mencapai KKM. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 20 71,43 siswa. Pada siklus I siswa yang sudah mencapai KKM
sebanyak 20 71.43 siswa, siswa yang belum mencapai KKM ada 8 28,57 siswa Pada siklus II, prestasi belajar IPS mengalami peningkatan.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 23 82,14 dan siswa yang belum mencapai KKM ada 5 17,86.
Pada tindakan siklus I, guru menjelaskan materi persiapan kemerdekaan Indonesia dengan media audio visual berupa video. Siswa masih belum
sepenuhnya memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa masih kurang bersemangat ketika proses pembelajaran. beberapa siswa masih terlihat ramai
dengan teman sebangkunya, guru harus beberapa kali menugur agar kegiatan pembelajaran berjalan kondusif. Selain itu ada siswa dari kelas lain yang ikut
melihat tayangan video dari jendela kelas, hal tersebut menggangu konsentrasi siswa yang ada di dalam kelas. Guru dalam hal ini kurang mengkondisikan
100 ruangan kelas secara maksimal. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS kemudian
membahas hasil diskusi dengan bimbingan guru. Namun pada pelaksanaan kegiatan kolompk belum berjalan dengan baik. Hanya beberapa siswa yang
mengerjakan tugas dan saling tunjuk-menunjuk ketika mempresentasikan hasil kerja kelompok. Pada kegiatan evaluasi, siswa merasa kesulitan mengerjakan
soal, akibatnya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal evaluasi melebihi batas waktu yang sudah tetentukan.
Pada tindakan siklus II, aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPS menggunakan media audio visual berupa video dan slide
suara berjalan dengan baik. Siswa sangat aktif dan bersemangat ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sesuai dengan Azhar Arsyad 2011: 26
yang mengemukakan manfaat media pembelajaran audio visual yaitu mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu. Dapat menayangkan peristiwa
di masa dahulu. Siswa bersemangat untuk menjewab pertanyaan dari guru, mengerjakan LKS, sampai mengerjakan soal evaluasi. Siswa sudah berani
bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum dipahami. Secara keseluruhan guru telah melaksanakan rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Dale
Azhar Arsyad, 2011: 23 bahwa media audio visual dapat membuat hasil belajar labih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa, mendorong
pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan
101 imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar
atau prestasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa prestasi belajar IPS
siswa kelas V SD Negeri 1 Wadaslintang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut dikarenakan penggunaan media audio visual dalam
pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami materi IPS. Seperti yang dikemukakan Sudjana Rivai dalam Azhar Arsyad, 2011: 24-25
bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: 1 pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar; 2 bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya
menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; 3 metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata
oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar di setiap jam pelajaran; 4 siswa dapat lebih banyak
melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,
memerankan, dan lain-lain. Meskipun prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Wadaslintang
telah mengalami peningkatan, namun masih terdapat 5 siswa yang belum tuntas atau nilainya di bawah KKM. Kelima siswa tersebut merupakan siswa
yang mengalami keterlambatan belajar, oleh karena itu meskipun sudah dibantu dengan media audio visual, sulit mereka menyamai teman-temannya
102 dalam menerima pelajaran. Guru dalam pelaksanaannya telah berusaha agar
nilai kelima siswa tersebut meningkat dengan melakukan pendekatan dan perhatian khusus yaitu guru membantu dengan pertanyaan-pertanyaan perihal
materi pelajaran yang ada pada video, tetapi keempat siswa itu belum bisa menerima pelajaran dengan baik, akibatnya nilai yang dicapai tidak maksimal
atau tidak mencapai KKM. Berdasarkan hasil penelitian dan pembehasan di atas, prestasi belejar
IPS menggunakan media audio visual pada siswa kelas V SD Negeri 1 Wadaslintang, sudah lebih dari 75 siswa mencapai KKM, sehingga penelitian
ini tidak dilanjutkan ke siklus III dan dihentikan di siklus II.
C. Keterbatasan Penelitian