43 medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat
terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. 5
Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersbut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
6 Sesuai dengan taraf berfikir siswa; memilih media untuk pendidikan
dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.
D. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun bagi anak-anak usia 6-12 tahun. Menurut
Suharjo 2006:1, pendidikan di sekolah dasar dimaksudkan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada anak didik berupa pengetahuan, keterampilan,
dan sikap sesuai dengan tingkat perkembangannya, untuk mempersiapkan mereka melanjutkan ke jenjang berikutnya. Pendidikan di sekolah dasar
bertujuan untuk menghasilkan masyarakat Indonesia yang berkualitas.
Karateristik anak sekolah dasar dari segi pertumbuhan fisik dan psikologisnya pasti berubah atau mengalami peralihan tingkah laku dari yang
lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Perubahan berlangsung terus menerus. Seperti yang dikatakan Angela Aning Suharjo, 2006:36, sebagai
berikut:
1. Kemampuan berfikir anak itu berkembang secara sekuensial
dari kongkrit menuju abstrak.
44 2.
Anak harus menuju ke tahap perkembangan berikutnya dan tidak boleh dipaksakan untuk bergerak menuju tahap
perkembangan kognitif yang lebih tinggi, misalnya: dalam hal membaca permulaan, mengingat angka, dan belajar
konservasi.
3. Anak belajar melalui pengalaman-pengalaman langsung,
khususnya melalui aktivitas bermain. 4.
Anak memerlukan pengembangan kemampuan penggunaan bahasa yang dapat digunakan secara efektif di sekolah.
5. Perkembangan sosial anak dari egosentris menuju kepada
kemampuan untuk berempati dengan yang lain. 6.
Setiap anak sebagai seorang individu, masing-masing memiliki cara belajar yang unik.
Pandangan di atas menunjukkan bahwa kemampuan berfikir anak itu bergerak dari berfikir konkret menuju ke berfikir abstrak. Perubahan struktur
kognitif merupakan fungsi dari pengalaman, dan kedewasaan anak terjadi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu. Menurut Piaget Asri Budiningsih,
2002:33, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan sesuai dengan umurnya. Pola-pola pada tahap ini bersifat
hirarkhis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan orang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya. Tahap
perkembangan ini, menurut Piaget Asri Budiningsih, 2002:34 dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Tahap sensorimotor umur 0-2 tahun
Kemampuan yang dimiliki oleh anak pada tahap ini adalah sebagai berikut.
a. Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan obyek
di sekitarnya b.
Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara
45 c.
Suka memperhatikan sesuatu lebih lama d.
Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya e.
Memperhatikan obyek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya
2. Tahap Preoperasional umur 2 – 78 tahun
Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif. Preoperasional umur 2
– 4 tahun, anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sederhana.
Karateristik tahap ini adalah: a.
Self counter nya sangat menonjol b.
Dapat mengklasifikasikan obyek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok.
c. Tidak mampu memusatkan perhatian pada obyek-obyek yang berbeda.
d. Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk
kriteria yang benar. e.
Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan perbedaan antara deretan
Tahap intuitif umur 4-7 atau 8 tahun, anak telah memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang sudah abstrak. Dalam menarik
kesimpulan sering diungkapkan dengan kata-kata. Karateristik tahap ini adalah:
a. Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang
lebih kompleks.
46 b.
Anak dapat melakukan sesuatu hal terhadap ide. c.
Anak mengerti terhadap sejumlah obyek yang teratur dan cara pengelompokannya.
3. Tahap operasional konkret umur 7 atau 8-11 tahun atau 12 tahun
Pada tahap ini, anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, namun hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Anak sudah
tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir dengan menggunakan model “kemungkinan” dalam melakukan
kegiatan tertentu. Pada tahap ini, taraf berfikir anak sudah dapat dikatakan maju. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik
perceptual pasif. Untuk menghindari keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu menelaah persoalan. Anak
usia 7-12 tahun masih memiliki masalah mengenai berpikir abstrak. 4.
Tahap operasional formal umur 1112-18 tahun Pada tahap ini, anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis
dengan menggunakan pola pikir “kemungkinan”. Pada tahap ini anak sudah dapat:
a. Bekerja secara efisien dan sistematis.
b. Berpikir secara proporsional.
c. Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi.
Anak sekolah dasar terbagi menjadi kelas rendah dan kelas tinggi, seperti yang dikatakan Pitadjeng 2006:9 bahwa sifat anak SD
dikelompokkan menjadi 2 yaitu, pada umur 6-9 tahun anak SD tingkat
47 rendah dan pada umur 9-12 tahun anak SD tingkat tinggi, seperti
dijelaskan di bawah ini: a.
Sifat anak sekolah dasar kelompok umur 6 - 9 tahun. Anak kelompok umur ini sering disebut anak kelas rendah.
Sifat fisik anak ini sangat aktif sehingga mudah merasa lelah. Untuk dapat menciptakan proses belajar mengajar yang tepat, hindari anak
dalam mengerjakan soal yang berkepanjangan, karena menyebabkan anak jemu, bosan dan lelah. Sifat sosial anak kelompok umur ini
adalah mereka mulai memilih kawan yang disukai, sering bertengkar dan kompetisi diantara mereka sangat menonjol. Sifat-sifat emosional
mereka yaitu mereka sangat sensitif terhadap kritik yang ditujukan kepada dirinya atau temannya. Adapun sifat mental anak kelompok
umur ini adalah senang sekali belajar, ditambah lagi dengan pemberian nilai yang dapat memotivasi anak untuk belajar.
b. Sifat anak sekolah dasar kelompok umur 9 – 12 tahun
Sifat fisik yang dimiliki anak pada kelas tinggi salah satunya adalah sudah dapat mempergunakan alat-alat dan benda-benda kecil.
Sifat sosialnya, anak mulai dipengaruhi oleh tingkah laku kelompok yaitu mulai terjadi pesaingan antara kelompok anak laki-laki dan
kelompok anak perempuan. Sifat emosionalnya yaitu, mereka mulai mudah melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Sifat mental anak
umur ini adalah, mereka mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, lebih kritis, dan ingin lebih bebas.
48 Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa anak sekolah
dasar adalah anak dengan rentang usia 6 – 12 tahun, dimana terbagi
menjadi anak kelas rendah dan kelas tinggi. Anak sekolah dasar memiliki perbedaan-perbedaan mendasar, yaitu dari perbedaan
individual, perbedaan sosial, perbedaan fisik dan perbedaan lainnya. Pada penelitian ini, siswa yang dijadikan penelitian adalah anak kelas
5 sekolah dasar. Pada kelas 5, rentang usia anak yaitu antara 10 – 12
tahun, berarti anak kelas 5 masuk ke dalam kategori anak SD tingkat tinggi.
E. Penelitian yang Relevan