Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan dengan media audio-visual.

(1)

ABSTRAK

Rahmawati, Laura Yuniar. 2013. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VB SD Kanisius Sengkan dengan Media Audio-Visual. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: motivasi, prestasi, media audio-visual

Tujuan penelitian ini adalah 1) meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan dengan media pembelajaran audio-visual dan 2) meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan dengan media pembelajaran audio-visual. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang berlangsung selama satu siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Penelitian ini didorong oleh pengalaman lapangan keterbatasan guru dalam menerapkan media pembelajaran selain media buku pelajaran dan lembar kerja siswa dari salah satu penerbit padahal sekolah sudah memiliki sarana untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Hal tersebut diduga mengakibatkan kurangnya motivasi belajar siswa yang berdampak juga pada kurangnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Peneliti menggunakan media audio-visual berupa slide powerpoint dan video untuk mengatasi masalah kurangnya motivasi dan prestasi belajar siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengetahui motivasi belajar siswa, lembar kerja siswa dan soal evaluasi siswa yang terdiri dari 13 soal pilihan ganda dan 5 uraian untuk mengetahui prestasi belajar siswa serta didukung dengan wawancara dan observasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan dapat meningkat dengan menggunakan media audio-visual. Begitu pula dengan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan juga dapat meningkat dengan menggunakan media audio-visual.


(2)

ABSTRACT

Rahmawati, Laura Yuniar. The Increase of Motivation and Social Science Learning Achievement of Students Class VB SD Kanisius Sengkan Using Media of Audio-Visual. Thesis. Yogyakarta: Teacher’s Training and Education Faculty, Sanata Dharma University.

Key words: motivation, achievement, media of audio-visual

This research was aimed to 1) increase the motivation of students class VB SD Kanisius Sengkan in learning Social Science using media of audio-visual and 2) increase the learning achievement of students class VB SD Kanisius Sengkan in learning Social Science using media of audio-visual. The subjects of this research were the students class VB SD Kanisius Sengkan. This research was a Class Action Research that lasted for one cycle that included the steps of planning, action, observation, and reflection.

This research was conducted since there was a limited experience of the teachers in applying the learning media provided by the school to be used as the learning media despite the textbooks and student’s work sheet from one publisher. It caused the students lack of motivation in learning Social Science. Consequently, the students did not achieve well in Social Science. The researcher used a media of audio-visual in the form of power point slide and video to overcome those two student’s problems. The data were collected by distributing questionnaires to find out the student’s learning motivation, student’s work sheet, and student’s evaluation test that consisted of 13 multiple choice questions and 5 essay questions to find out the student’s learning achievement, supported by interviews and observation.

Based on the results of the research, it could be concluded that the motivation to learn Social Science of students class VB SD Kanisius Sengkan could increase when the media of audio-visual was used. It was the case with the student’s learning achievement. The Social Science learning achievement of students class VB SD Kanisius Sengkan could increase when the media of audio-visual was used.


(3)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VB SD KANISIUS SENGKAN

DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Laura Yuniar Rahmawati NIM : 091134024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(4)

i

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VB SD KANISIUS SENGKAN

DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Laura Yuniar Rahmawati NIM : 091134024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

(Filipi 4:13)

“Positif, gembira dan semangat!”

Skripsi ini kupersembahkan kepada:  Tuhan Yesus Juru Selamatku.

 Bunda Maria, Bunda Penolong Abadi.  Orangtuaku:

Agustinus Mujiwad & Alm. Theresia Markurul.  Kakak-kakakku:

Alm. Benedictus Rahayu P. N., H. Y. Dwi Cahyono B. P., Cornelius Tri Setyo I., & Albertus Wasana P. R.

 Adikku:

Leonardus Advent B. P.

 Alm. Pakdhe St. Soekarli, Alm. Budhe M. M. Sunarti, & Alm. Budhe F. Markini.

 Kakak iparku Fransinety Ivone Merung & keponakanku Faustina Fiorenza Novena Putri.  Dosen pembimbingku:

E. Catur Rismiati, S. Pd., M. A., Ed. D., & Eny Winarti, S. Pd., M. Hum., Ph. D.

 Teman-teman, motivator dalam menyelesaikan skripsiku: Eka, Lely, Iik, Feli Vita, Hema, Hans, Galih & Wahyu.


(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Oktober 2013 Penulis,


(9)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Laura Yuniar Rahmawati

Nomor Mahasiswa : 091134024

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VB SD KANISIUS SENGKAN

DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya atau memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 24 Oktober 2013

Yang menyatakan,


(10)

vii ABSTRAK

Rahmawati, Laura Yuniar. 2013. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VB SD Kanisius Sengkan dengan Media Audio-Visual. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: motivasi, prestasi, media audio-visual

Tujuan penelitian ini adalah 1) meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan dengan media pembelajaran audio-visual dan 2) meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan dengan media pembelajaran audio-visual. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang berlangsung selama satu siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Penelitian ini didorong oleh pengalaman lapangan keterbatasan guru dalam menerapkan media pembelajaran selain media buku pelajaran dan lembar kerja siswa dari salah satu penerbit padahal sekolah sudah memiliki sarana untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Hal tersebut diduga mengakibatkan kurangnya motivasi belajar siswa yang berdampak juga pada kurangnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Peneliti menggunakan media audio-visual berupa slide powerpoint dan video untuk mengatasi masalah kurangnya motivasi dan prestasi belajar siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengetahui motivasi belajar siswa, lembar kerja siswa dan soal evaluasi siswa yang terdiri dari 13 soal pilihan ganda dan 5 uraian untuk mengetahui prestasi belajar siswa serta didukung dengan wawancara dan observasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan dapat meningkat dengan menggunakan media audio-visual. Begitu pula dengan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan juga dapat meningkat dengan menggunakan media audio-visual.


(11)

viii ABSTRACT

Rahmawati, Laura Yuniar. The Increase of Motivation and Social Science Learning Achievement of Students Class VB SD Kanisius Sengkan Using Media of Audio-Visual. Thesis. Yogyakarta: Teacher’s Training and Education Faculty, Sanata Dharma University.

Key words: motivation, achievement, media of audio-visual

This research was aimed to 1) increase the motivation of students class VB SD Kanisius Sengkan in learning Social Science using media of audio-visual and 2) increase the learning achievement of students class VB SD Kanisius Sengkan in learning Social Science using media of audio-visual. The subjects of this research were the students class VB SD Kanisius Sengkan. This research was a Class Action Research that lasted for one cycle that included the steps of planning, action, observation, and reflection.

This research was conducted since there was a limited experience of the teachers in applying the learning media provided by the school to be used as the

learning media despite the textbooks and student’s work sheet from one publisher.

It caused the students lack of motivation in learning Social Science. Consequently, the students did not achieve well in Social Science. The researcher used a media of audio-visual in the form of power point slide and video to

overcome those two student’s problems. The data were collected by distributing questionnaires to find out the student’s learning motivation, student’s work sheet, and student’s evaluation test that consisted of 13 multiple choice questions and 5 essay questions to find out the student’s learning achievement, supported by

interviews and observation.

Based on the results of the research, it could be concluded that the motivation to learn Social Science of students class VB SD Kanisius Sengkan could increase when the media of audio-visual was used. It was the case with the

student’s learning achievement. The Social Science learning achievement of students class VB SD Kanisius Sengkan could increase when the media of audio-visual was used.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VB SD

Kanisius Sengkan dengan Media Audio-Visual”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. E. Catur Rismiati., S.Pd., M.A., Ed. D., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing I yang telah menjadi motivator, berbagi pengalaman kehidupan sebagai berkat Tuhan yang luar biasa dan fasilitator penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Eny Winarti, S. Pd., M. Hum., Ph. D., selaku Dosen Pembimbing II yang telah mensharingkan pengalaman hidup, semangat dan penguatan untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. M. Sri Wartini, selaku kepala SD Kanisius Sengkan yang telah memberikan ijin penelitian di kelas VB SD Kanisius Sengkan.

6. Kensi Jati Hananingrum, S.Pd, selaku guru mata pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Sengkan yang telah berkenan untuk berkolaborasi dengan penulis, memberikan waktu, tenaga, pikiran, semangat dan ijin penelitian di kelas VB SD Kanisius Sengkan.

7. Siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan yang telah bersedia menjadi subjek penelitian ini.


(13)

x

8. Kedua orangtuaku, Bapak Agustinus Mujiwad dan Alm. Ibu Theresia Markurul (Ibu yang selalu menyertaiku tak terbatas ruang dan waktu) yang memberikan doa, dukungan dan cinta yang tak bersyarat perantara kasih-Nya di dunia, untuk keselamatan dan keberhasilan putrinya.

9. Keempat kakakku Alm. Benedictus Rahayu P. N., H. Y. Dwi Cahyono B. P., Cornelius Tri S. I., dan Albertus Wasana. P. R, adikku Leonardus Advent B. P. yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat dengan cinta yang tulus, kalian semua adalah pandawa lima bagiku.

10.Kakak iparku Fransinety Ivone Merung dan keponakanku tercinta Faustina Fiorenza Novena Putri yang telah memberikan doa, dukungan, semangat dan keceriaan.

11.Alm. Pakdhe St. Soekarli, Alm. Budhe M. M. Sunarti dan Alm. Budhe F. Markini yang telah memberikan doa, dukungan dan arti hidup ini di dunia. 12.Sahabat-sahabat terbaikku Eka, Dian, Mukti dan Stevani, terimakasih untuk

hadiah ulangtahunnya (blazer), serta teman-teman kuliah kelas C PGSD ’09 yang telah mendukung dalam doa dan senantiasa memberi keceriaan, semangat serta memberikan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-teman seperjuangan keluarga payung PTK (Lely, Uswa, Vita, Galih,

I’ik, Hans, Eka, Ipin, Primandani, Vivin, Puje, Novita, Hema, Wahyu, Dien,

Prima, Nurvita, Endah dan Lia) yang telah memberikan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

14.Teman-teman kost Gg. Trembuku No. 1 yang telah menjadi keluarga selama penulis menjalani dan menyelesaikan studi.

15.Terimakasih untuk temanku, Tyas yang telah membantu penulis mencari dan mengajarkan program Windows Movie Maker sehingga media audio-visual dalam skripsi ini pun dapat terealisasi.

16.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis, yang telah membantu, memberikan dukungan, semangat, doa, dan inspirasi hingga terselesaikan skripsi ini.


(14)

xi

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 24 Oktober 2013 Penulis,


(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 8

1.3 Rumusan Masalah ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 9


(16)

xiii BAB II TINJAUAN LITERATUR

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Media Audio-Visual ... 11

2.1.2 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 13

2.1.2.1 Hakikat dan Tujuan IPS ... 13

2.1.2.2 Pengertian IPS ... 15

2.1.2.3 Tujuan Mata Pelajaran IPS ... 16

2.1.3 Motivasi ... 17

2.1.3.1 Pengertian Motivasi ... 17

2.1.3.2 Jenis Motivasi ... 18

2.1.3.3 Indikator Motivasi ... 18

2.1.4 Prestasi Belajar ... 19

2.1.4.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 20

2.1.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 21 2.1.5 Teori Belajar Menurut Gagne ... 21

2.2 Penelitian-penelitian yang Relevan ... 22

2.3 Kerangka Berpikir ... 25

2.4 Hipotesis Tindakan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Setting Penelitian... 30

3.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30


(17)

xiv

3.2.3 Objek Penelitian ... 30

3.3 Rencana Tindakan ... 30

3.3.1 Persiapan ... 30

3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 31

3.4 Indikator dan Pengukuran Keberhasilan ... 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.5.1 Observasi ... 36

3.5.2 Wawancara ... 36

3.5.3 Kuesioner ... 37

3.5.4 Dokumentasi ... 37

3.6 Instrumen Penelitian ... 37

3.6.1 Non Tes ... 38

3.6.2 Tes... 41

3.7 Instrumen Pengumpulan Data ... 41

3.8Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 42

3.8.1 Validitas ... 43

3.8.2 Reliabilitas ... 44

3.8.3 Uji Validitas dan Reliabitas Instrumen ... 45

3.8.3.1 Uji Validitas Instrumen Pembelajaran ... 45

3.8.3.2 Uji Validitas Instrumen Pengumpulan Data... 51

3.8.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal ... 57

3.8.4 Indeks Kesukaran (IK) Soal ... 62


(18)

xv

3.9.1 Analisis Data Motivasi Siswa... 66

3.9.2 Analisis Data Prestasi ... 72

3.9.2.1 Tes ... 72

3.9.2.2 Non Tes ... 73

3.10 Jadwal Penelitian ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 75

4.1.1 Paparan Kegiatan Siklus I ... 75

4.1.1.1 Perencanaan ... 75

4.1.1.2 Tindakan ... 77

4.1.1.3 Observasi ... 78

4.1.1.4 Refleksi ... 80

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I ... 81

4.1.2.1 Kualitas Proses Pembelajaran ... 82

4.1.2.2 Kualitas Hasil Pembelajaran ... 90

4.2 Pembahasan ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 108

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 109

5.3 Saran ... 111

DAFTAR REFERENSI ... 112


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Keberhasilan ... 34

Tabel 2. Lembar Kuesioner Motivasi Belajar Sebelum Validasi ... 38

Tabel 3. Lembar Kuesioner Motivasi Belajar Setelah Validasi ... 40

Tabel 4. Variabel Penelitian dan Pengumpulan Data ... 42

Tabel 5. Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 46

Tabel 6. Hasil Validasi dan Penilaian Silabus ... 49

Tabel 7. Hasil Validasi RPP ... 50

Tabel 8. Validasi Lembar Kerja Siswa ... 51

Tabel 9. Kisi-kisi Kuesioner Motivasi untuk Validitas Empiris ... 55

Tabel 10. Instrumen Penilaian Kuesioner Motivasi ... 56

Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Motivasi ... 57

Tabel 12. Kisi-kisi Kuesioner Hasil Validitas Empiris ... 58

Tabel 13. Kisi-kisi Soal Evaluasi untuk Validitas Empiris ... 59

Tabel 14. Hasil Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Pilihan Ganda ... 61

Tabel 15. Hasil Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Uraian ... 62

Tabel 16. Kisi-kisi Soal Evaluasi ... 62

Tabel 17. Kualifikasi IK ... 64

Tabel 18. Kisi-kisi IK Item Soal ... 65

Tabel 19. Kriteria Perhitungan Kuesioner ... 67

Tabel 20. Acuan PAP Tipe 1 ... 67

Tabel 21. Perhitungan Indikator 1 ... 68


(20)

xvii

Tabel 23. Perhitungan Indikator 2 ... 70

Tabel 24. Batas Nilai Indikator 2 ... 70

Tabel 25. Perhitungan Indikator 3 ... 71

Tabel 26. Batas Nilai Indikator 3 ... 71

Tabel 27. Jadwal Penelitian ... 74

Tabel 28. Hasil Kuesioner Indikator 1 ... 82

Tabel 29. Hasil Kuesioner Indikator 2 ... 84

Tabel 30. Hasil Kuesioner Indikator 3 ... 85

Tabel 31. Rangkuman Perhitungan Indikator Motivasi ... 86

Tabel 32. Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 91

Tabel 33. Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 92


(21)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Penelitian yang Relevan ... 25

Gambar 2. Siklus PTK menurut Kemmis dan Taggart ... 29

Gambar 3. Grafik Hasil Peningkatan Motivasi Belajar Siswa ... 89

Gambar 4. Grafik Hasil Peningkatan Siswa yang Lulus KKM ... 94

Gambar 5. Hasil Diskusi Siswa ... 97

Gambar 6. Kegiatan Awal Pembelajaran ... 99

Gambar 7. Kegiatan Menyimak Video ... 99

Gambar 8. Kegiatan Diskusi Kelompok ... 100

Gambar 9. Kegiatan Presentasi Kelompok ... 101

Gambar 10. Kegiatan Refleksi ... 101

Gambar 11. Hasil Diskusi Kelompok 1 ... 103

Gambar 12. Hasil Diskusi Kelompok 2 ... 104

Gambar 13. Hasil Diskusi Kelompok 3 ... 105

Gambar 14. Cuplikan Video ... 106


(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Pembelajaran Sebelum Validasi ... 115 Lampiran 2. Instrumen Pembelajaran Setelah Validasi ... 178 Lampiran 3. Instrumen Penelitian Sebelum Validasi ... 225 Lampiran 4. Instrumen Penelitian Setelah Validasi ... 227 Lampiran 5. Contoh-contoh Hasil Pekerjaan Siswa ... 229 Lampiran 6. Contoh Rubrik Penilaian Afektif, Psikomotor ... 239 Lampiran 7. Hasil Perhitungan IK,Validasi Kuesioner & Soal Evaluasi ... 243 Lampiran 8. Hasil Validasi Instrumen Pembelajaran ... 248 Lampiran 9. Daftar Nilai Siswa pada Kondisi Awal ... 264 Lampiran 10. Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal .... 270 Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian ... 279 Lampiran 12. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 280 Lampiran 13. Foto-foto Kegiatan ... 281


(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan terdapat enam hal yang akan diuraikan oleh peneliti. Enam hal yang diuraikan dalam bagian pendahuluan adalah latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang multi disiplin, terdiri dari beberapa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (Humanities), yang mempelajari interaksi manusia dengan alam dan lingkungan masyarakat (Suderadjat, 2004: 49) sedangkan pengertian IPS yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/ MI/ SDLB sampai SMP/ MTs/ SMPLB. Ada 4 hal yang dikaji dalam IPS yaitu seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/ MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, ekonomi melalui mata pelajaran IPS peserta didik dapat menjadi warga Negara yang bertanggung jawab dan cinta damai (KTSP, 2007: 237).

Menurut Sumaatmadja (2006) tujuan pendidikan IPS adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan


(24)

kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara.” Pernyataan tujuan pendidikan IPS yang dikemukakan oleh Sumaatmadja merupakan cakupan pendidikan IPS. Sedangkan tujuan mata pelajaran IPS dalam KTSP (2007)

yaitu agar peserta didik; “1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional

dan global.”

Berdasarkan tujuan mata pelajaran IPS dalam KTSP, subyek dari kegiatan pembelajaran IPS adalah peserta didik. Namun, pada kenyataannya seperti yang diungkapkan oleh Sukmadinata (2007) bahwa konsep mengajar adalah proses menyampaikan materi pelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek yang harus menguasai materi pelajaran. Siswa dianggap sebagai individu yang belum memahami apa yang harus dipahami, sehingga melalui proses pengajaran mereka dituntut memahami segala sesuatu yang diberikan guru. Sepaham dengan Sukmadinata, Sanjaya (2007) berpendapat bahwa dalam perkembangan selanjutnya, mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek kognitif (pengetahuan) relatif mengutamakan eksplorasi pada salah satu segi siswa semata dalam artian kurang memperhatikan aspek afektif dan psikomotor siswa. Efek dari kegiatan ini


(25)

mengakibatkan prestasi siswa kurang optimal karena siswa hanya sebagai penerima informasi atau pengetahuan dari guru dan berkembang secara aspek kognitif saja.

Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan guru mata pelajaran IPS kelas VB di SD Kanisius Sengkan pada tanggal 20 September 2012, terungkap bahwa beliau kesulitan dalam mengajarkan mata pelajaran IPS yang berkaitan dengan fakta (peristiwa) (Kensi Jati, komunikasi pribadi, 20 September 2012). Lebih lanjut, guru mengungkapkan bahwa masalah yang dihadapi beliau adalah pada keterbatasan guru dalam merangkai serta menerapkan media pembelajaran selain media buku pelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dari salah satu penerbit. Padahal di sekolah sudah terdapat fasilitas ruang Baca sekaligus ruang Audio-Visual dengan 1 (satu) viewer yang tergantung di langit-langit ruangan, laptop dan 2 (dua) viewer yang terdapat di lemari ruang Guru yang dapat digunakan sebagai sarana dan media pembelajaran. Namun pada kenyataannya sarana dan media pembelajaran yang ada jarang digunakan oleh guru dan perawatannya pun kurang diperhatikan terbukti dengan viewer yang ada di ruang Baca sekaligus ruang Audio-Visual tersebut dijadikan sarang oleh semut. Penerapan media pembelajaran yang sudah tersedia di sekolah jarang digunakan oleh guru dengan alasan bahwa menggunakan media itu repot dan memerlukan persiapan. Hal ini dipertegas oleh alasan beliau yang bertindak juga sebagai wali kelas VI yang memiliki keterbatasan waktu sehingga sulit untuk mempersiapkan media pembelajaran selain buku pelajaran IPS dan LKS.

Guru kesulitan dalam mengajarkan materi pembelajaran dan belum digunakannya media pembelajaran yang lain selain buku pelajaran dan LKS yang mengakibatkan


(26)

siswa sulit memahami materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Hal ini berdampak pada prestasi yang diperoleh oleh siswa dan dibuktikan dengan dokumentasi data nilai IPS yang peneliti peroleh dari guru. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Sengkan tahun 2012/2013 adalah 68. Siswa dikategorikan tuntas jika mencapai nilai 68 atau lebih. Berdasarkan data nilai IPS dari guru untuk nilai ulangan harian IPS I di semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 jumlah siswa yang sudah mencapai KKM atau lebih ada 17 dari 32 siswa, dengan persentase 53,12% dan rata-rata nilai ulangan harian IPS I adalah 65,31 (lampiran 9 halaman 264). Pada ulangan harian IPS II di semeseter ganjil tahun pelajaran 2012/2013 diperoleh data jumlah siswa yang sudah mencapai KKM atau lebih ada 13 dari 32 siswa, dengan persentase 40,63% dan rata-rata nilai ulangan harian IPS II adalah 59,56 (lampiran 9 halaman 266) Hasil Ujian Tengah Semester (UTS) pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 diperoleh informasi jumlah siswa yang sudah mencapai KKM atau lebih ada 18 dari 32 siswa, dengan persentase 56,25% dan rata-rata nilai UTS IPS adalah 67,91 (lampiran 9 halaman 268). Berdasarkan seluruh data nilai tersebut, rata-rata presentase jumlah siswa yang sudah mencapai KKM atau lebih pada mata pelajaran IPS adalah 50% dan rata-rata nilai IPS adalah 64,26.

Selanjutnya peneliti melakukan observasi di kelas untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) IPS di kelas VB SD Kanisius Sengkan pada hari Kamis, 25 Oktober 2012, siswa terlihat kurang memiliki


(27)

motivasi belajar pada mata pelajaran IPS terlihat pada sebagian siswa yang tidak menunjukkan indikator siswa termotivasi. Indikator siswa termotivasi belajar adalah 1) memiliki keinginan belajar, 2) ulet dalam menghadapi tugas, dan 3) memiliki tujuan belajar (Aritonang 2008; Sardiman 2001: 18). Keinginan belajar siswa terhadap pelajaran IPS masih relatif rendah. Hal ini terbukti saat dimulainya pembelajaran IPS, sebagian besar siswa laki-laki mengobrol kemudian yang lainnya ikut mengobrol juga dan ada satu siswa laki-laki yang berjalan-jalan di kelas ketika guru mulai menjelaskan materi pelajaran. Keuletan siswa dalam menghadapi tugas pun relatif rendah. Hal ini terbukti ketika guru memberikan tugas memberikan LKS 8 siswa mengeluh malas mengerjakan. Selama PBM IPS di kelas guru menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan materi yang ada di buku pelajaran yang dimiliki siswa. Apabila siswa sudah tidak memperhatikan penjelasan guru maka guru akan menegur siswa untuk diam. Hal ini membuktikan bahwa siswa belum memiliki tujuan belajar karena mereka diam jika ditegur oleh guru.

Di akhir aktivitas pembelajaran, guru memberikan tugas kelompok untuk membuat slide powerpoint. Pembagian kelompok dilakukan guru dengan penghitungan dari 1 sampai 7 dan dimulai dari barisan depan ke arah kanan dan berlanjut sampai ke barisan belakang. Ada 3 siswa, 1 siswa perempuan di barisan belakang dan 2 siswa laki-laki di barisan depan, yang sudah mulai menghitung. Ketika guru mulai memberikan pengarahan tentang tugas kelompok yang harus siswa lakukan, siswa mulai memberikan pertanyaan kepada guru. Hal ini dibuktikan dengan


(28)

depan?” Dan ada pula yang bertanya:”Bu, saya boleh membuat powerpoint-nya di Lab. Komputer pas istirahat?”. Guru pun menjawab pertanyaan siswa:”Boleh, tapi

minta ijin dulu sama Bu Tyas ya.” (Bu Tyas adalah guru mata pelajaran Teknologi

dan Informasi Komputer). Hasil observasi ini menunjukkan bahwa siswa memiliki keinginan belajar, ulet menghadapi tugas dan memiliki tujuan belajar bila menggunakan media yang menarik perhatian mereka.

Peneliti melakukan penyebaran kuesioner motivasi belajar kepada siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan pada tanggal 11 Maret 2013. Kuesioner meliputi tiga indikator motivasi belajar yaitu memiliki keinginan belajar, ulet menghadapi tugas dan memiliki tujuan belajar. Hasil perhitungan kuesioner motivasi belajar IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan pada kondisi awal diperoleh data jumlah siswa yang memiliki keinginan belajar ada 14 dari 32 siswa, dengan persentase 43,75%, siswa yang ulet menghadapi tugas ada 17 dari 32 siswa, dengan persentase 53,12% dan siswa yang memiliki tujuan belajar ada 16 dari 32 siswa, dengan persentase 50% (lampiran 10 halaman 270).

Pada saat wawancara awal, guru berkeinginan untuk membuat media pembelajaran berbasis Ilmu Teknologi (IT) agar siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran IPS. Menurut Sadiman (2009: 8) ada bermacam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkret ke yang paling


(29)

abstrak dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu ini. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience) dari Edgar Dale dan pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang paling sesuai untuk pengalaman belajar tertentu .

Hamalik (dalam Arsyad 2009: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, dokumentasi data nilai, paparan hasil observasi PBM IPS di kelas yang telah peneliti amati dan hasil perhitungan kuesioner motivasi belajar serta sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas VB SD Kanisius Sengkan, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS dengan menggunakan media audio-visual. Peneliti akan menggunakan media audio-visual untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Peneliti memilih media audio- visual karena selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi (Azhar 2009: 16).


(30)

Penggunaan media audio-visual telah terbukti meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa seperti hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Mukhoyyaroh (2009) membuktikan bahwa media audio-visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di SDI Wahid Hasyim Selokajang Kabupaten Blitar.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti hanya membatasi penelitiannya pada peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan dengan Media Audio-Visual.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1.3.1 Bagaimana penggunaan media pembelajaran audio-visual dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VB SD Kanisius Sengkan?

1.3.2 Bagaimana penggunaan media pembelajaran audio-visual dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VB SD Kanisius Sengkan?


(31)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1.4.1 Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan dengan media pembelajaran audio-visual.

1.4.2 Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan dengan media pembelajaran audio-visual.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1.5.1 Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini dapat meningkatkan wawasan tentang penggunaan media pembelajaran audio-visual untuk memotivasi siswa dalam mata pelajaran IPS.

1.5.2 Bagi Siswa

Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman bermakna dalam mempelajari IPS dengan menggunakan media pembelajaran audio-visual yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar.

1.5.3 Bagi Guru

Bagi rekan guru SD Kanisius Sengkan, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi penerapan media audio-visual untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.


(32)

1.5.4 Bagi Sekolah

Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan referensi yang berarti sebagai bahan kajian untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dengan penerapan media audio-visual.

1.6 Definisi Operasional 1.6.1 Media Audio-Visual

Media Audio-Visual adalah alat perantara yang mempunyai unsur gambar dan suara.

1.6.2 Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah proses psikologis yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dalam rangka perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

1.6.3 Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai melalui kegiatan belajar.


(33)

11 BAB II

TINJAUAN LITERATUR

Bagian tinjauan literatur terdapat empat hal yang diuraikan oleh peneliti. Empat hal yang diuraikan dalam bagian tinjauan literatur adalah kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Media Audio-Visual

Menurut Arsyad (2009: 3) media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap (dalam Azhar 2009: 3). Guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media dalam pengertian media menurut Gerlach dan Ely. Pengertian tersebut sama dengan yang dikemukakan oleh Gagne (dalam Sadiman, 2009: 6) yang menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sehingga pengertian media dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Sedangkan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/ NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual serta peralatannya (dalam Sadiman 2009: 7).


(34)

Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA) (Sadiman, 2009: 7).

Audio-visual merupakan sebuah frasa, yakni gabungan kata audio artinya sesuatu yang bersangkutan dengan pendengaran dan visual artinya sesuatu yang bersangkutan dengan penglihatan (KBBI, 1990: 56; 1004). Dalam bahasa media, frasa audiovisual dipakai untuk menyebut tampilan media yang bisa dilihat sekaligus didengar. Sejalan dengan itu, Suleiman (1982: 11) mengemukakan bahwa media audio-visual adalah alat yang audible artinya dapat didengarkan dan visible artinya dapat dilihat. Jika demikian, media audio-visual dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai penyalur pesan atau informasi berupa suara (dapat didengar) dan gambar (dapat dilihat).

Media audio-visual dapat juga diartikan sebagai suatu media visual yang disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjadinya komunikasi antara dua arah antar-guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Media audio-visual terdiri dari “Software” dan “Hardware”. Software adalah


(35)

bahan-bahan informasi yang terdapat dalam sound slide, kaset, TV dan sebagainya. Sedangkan Hardware adalah segenap teknis yang memungkinkan Software dapat dinikmati misalnya: Tape, proyektor, film, slide, dan sebagainya (Rinanto, 1982: 21).

Jadi, yang dimaksud media audio-visual dalam penelitian ini adalah media pembelajaran dalam bentuk tampilan slide powerpoint yang memuat lirik dan lagu

perjuangan dan video pembelajaran tentang “Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan” yang terdiri dari 6 video yang berjudul 1) Peristiwa 10 November

1945 di Surabaya; 2) Pertempuran Ambarawa; 3) Peristiwa Bandung Lautan Api, 4) Peristiwa Medan Area; 5) Agresi Militer Belanda I dan 6) Agresi Militer Belanda II.

2.1.2 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Berikut ini merupakan penjabaran dari hakikat dan tujuan IPS dan pengertian IPS.

2.1.2.1 Hakikat dan Tujuan IPS

Ada beberapa istilah asing yang digunakan dalam pendidikan IPS antara lain Civics, Civics Education (Gross dan Zenely; Allen; Best dalam Al Muchtar, 2007), Social Studies, Social Sciences dan Social Education sering digunakan

secara bergantian, “Social Sciences” sebagai organisasi dari “bodies of knowledge” mengenai hubungan antar manusia (Wesley dalam Al Muchtar, 2007). Pernyataan tersebut mengungkapkan tentang istilah lain dari pendidikan IPS dalam bahasa asing yaitu Kewarganegaraan, Pendidikan Kewarganegaraan


(36)

dan tiga istilah yaitu Social Studies, Social Sciences dan Social Education yang memiliki arti yang sama yaitu Ilmu Sosial.

Bart (dalam Al Muchtar, 2007) menggunakan dan mengartikan istilah

Social Studies” sebagai integrasi dari ilmu-ilmu sosial dan humanitis untuk kepentingan pendidikan kewarganegaraan (Citizenship Education). Sedangkan Dufty (dalam Al Muchtar, 2007) menggunakan dan mengartikannya sebagai

program pendidikan dalam rangka sosialisasi “the process of learning to live with other people.” Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya beberapa istilah dan pengertian yang dikemukakan oleh para pakar didasarkan atas persepsi dan dasar konseptual dari tradisi dan model setiap pengembangan kurikulum pada negaranya masing-masing.

Strong (dalam Al Muchtar, 2007) menganggap bahwa:

Analisis filosofis sangat penting dalam mengembangkan dasar pemikiran konseptual pendidikan IPS. Rumusan konseptual yang paling tepat bagi kondisi dan kepentingan pendidikan di Indonesia, mesti diangkat dari realitas kondisi sosial budaya sebagai landasan pengembangan bidang studi ini.

Pernyataan Strong di atas mengungkapkan bahwa ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda dalam pendidikan IPS berasal dari kondisi nyata lingkungan sosial budaya yang ada di Indonesia. Kondisi nyata lingkungan sosial budaya dapat berupa kehidupan sehari-hari seorang individu dalam lingkungan tempat tinggalnya.


(37)

Program pembelajaran IPS harus mampu memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang berorientasi pada aktivitas belajar peserta didik. Pelibatan peserta didik secara penuh dalam serangkaian aktivitas dan pengalaman belajar mampu memberikan kesempatan yang luas pada peserta didik untuk terlibat dalam proses memecahkan masalah di dalam lingkungan belajar yang dibuat sebagaimana realitas yang sesungguhnya.

2.1.2.2 Pengertian IPS

Pengertian umum dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu bidang studi yang mempelajari gejala-gejala atau masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat. Pada dasarnya studi Ilmu Pengetahuan Sosial dilakukan dalam bentuk mempelajari kegiatan-kegiatan manusia di bidang sosial, ekonomi, dan politik secara kultural pada masa lampau, sekarang dan yang akan datang di lingkungan masyarakat.

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah studi yang memberikan pemahaman atau pengertian-pengertian tentang cara-cara manusia hidup, tentang kebutuhan-kebutuhan dasar manusia, tentang kegiatan-kegiatan dalam usaha memenuhi kebutuhan itu, dan tentang lembaga-lembaga yang dikembangkan sehubungan dengan hal-hal itu (Killer dalam Hamalik, 1992: 3).

Menurut Witherington dalam Hamalik (1992: 7), menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial bertalian dengan penyesuaian-penyesuaian yang primer (primary adaption) yang perlu untuk hidup dalam kelompok-kelompok sosial. Studi-studi ini dianggap sebagai lembaga sosial.


(38)

Dari pengertian di atas dapat diperjelas bahwa pelajaran sosial di sekolah dasar dikaitkan dengan materi atau bahan untuk manusia yang dihubungkan dengan gambaran ilmu sejarah, ilmu geografi, ilmu politik, ekonomi, antropologi, ilmu sosiologi, dan seni budaya serta dapat disimpulkan bahwa pengertian IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia dan lingkungan sosialnya di mana manusia itu hidup dan melakukan aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu IPS harus diajarkan di SD, supaya siswa dapat lebih mudah dalam menghadapi berbagai masalah sosial yang kemungkinan akan dialami siswa dalam kehidupan kesehariannya.

2.1.2.3 Tujuan Mata Pelajaran IPS

Para ahli sering merumuskan tujuan pendidikan IPS dengan mengaitkannya dengan mempersiapkan para pelajar menjadi warga negara yang

baik. Ini merupakan pengaruh dari model pendidikan IPS sebagai “citizenship education” (Al Muchtar, 2007). Sedangkan menurut Gross (dalam Al Muchtar, 2007) tujuan IPS untuk “to prepare student to be well-functioning citizens in democratic society.” Konsekuensinya para pelajar harus dilibatkan dalam lingkungan kehidupan sekolah dan masyarakatnya.

Tujuan mata pelajaran IPS di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPS tahun 2006 adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai


(39)

sosial dan kemanusiaan, dan 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Paparan-paparan tersebut mengungkapkan bahwa tujuan pertama mata pelajaran IPS adalah peserta didik berkembang secara aspek kognitif. Tujuan kedua dan ketiga mata pelajaran IPS adalah peserta didik berkembang secara aspek afektif baik segi sikap maupun keterampilan sosial. Tujuan keempat mata pelajaran IPS adalah peserta didik berkembang secara aspek psikomotorik. Berdasarkan empat tujuan mata pelajaran IPS tersebut maka diharapkan dengan mempelajari IPS siswa mampu berkembang secara utuh baik secara aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

2.1.3 Motivasi

Berikut ini merupakan penjabaran dari pengertian motivasi, jenis motivasi dan indikator motivasi.

2.1.3.1 Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu (Winkel dalam Uno, 2007: 3). Sependapat dengan Winkel, Fudyartanta (2002: 257) mengungkapkan bahwa kata motif berasal dari bahasa latin “moveers” yang berarti menggerakkan. Kata motivasi lalu diartikan sebagai usaha menggerakkan. Sedangkan menurut Gerungan (dalam Uno, 2007: 3) motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan


(40)

individu tersebut bertindak atau berbuat. Jadi, motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan dalam diri individu yang memiliki daya penggerak untuk bertindak. 2.1.3.2 Jenis Motivasi

Motivasi yang berasal dari kata motif, dapat digolongkan berdasarkan sudut sumber yang menimbulkannya. Motif dibedakan menjadi dua macam, yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik, timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Sedangkan motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat manfaatnya (Uno, 2007: 4).

Motif intrinsik lebih kuat dari motif ekstrinsik. Oleh karena itu pendidikan harus berusaha menimbulkan motif intrinsik dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat mereka terhadap bidang-bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk tujuan instruksional pada saat pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan mencapai sasaran.

2.1.3.3 Indikator Motivasi

Individu yang termotivasi adalah individu yang telah memiliki kekuatan sebagai daya penggerak dari dalam dirinya untuk bertindak. Seseorang dikatakan termotivasi jika menunjukkan indikator-indikator motivasi dalam kehidupannya. Ada enam indikator motivasi belajar yaitu 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam, 3) adanya harapan dan


(41)

cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar dan 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif (Uno, 2007: 23). Menurut Aritonang (2008: 14) mengatakan bahwa indikator motivasi belajar siswa meliputi: 1) ketekunan dalam belajar, 2) ulet dalam menghadapi kesulitan, 3) minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, 4) partisipasi dalam belajar, dan 5) mandiri dalam belajar.

Sardiman dalam Herline (2009: 81) menjelaskan ada delapan indikator motivasi belajar yaitu: 1) tekun menghadapi tugas, jadi siswa dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai, 2) ulet menghadapi kesulitan, maka jika siswa menghadapi kesulitan ia tidak lekas putus asa dan selalu berjuang dalam menghadapi kesulitannya, 3) menunjukkan minat terhadap belajar yaitu untuk mempelajari sesuatu, 4) lebih senang bekerja mandiri, 5) cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, 6) dapat mempertahankan pendapatnya, 7) tidak mudah melepas hal yang diyakini, 8) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Berdasarkan indikator-indikator yang telah dirumuskan diatas, maka peneliti menggolongkan siswa yang memiliki motivasi belajar dapat dilihat dari tiga indikator yaitu: 1) memiliki keinginan belajar, 2) ulet menghadapi tugas, dan 3) memiliki tujuan belajar.

2.1.4 Prestasi Belajar

Berikut ini merupakan penjabaran dari pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.


(42)

2.1.4.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni

“prestasi” dan “belajar” (Djamarah, 2006: 10). Prestasi adalah hasil dari suatu

kegiatan yang sudah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok, sedangkan arti belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari, sehingga dapat disimpulkan pengertian prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Menurut Supardi (2011:167) bahwa prestasi merupakan suatu pencapaian atau hasil yang telah dicapai yang memerlukan suatu keahlian dalam bidang akademis maupun non akademis.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan


(43)

instrumen tes yang relevan.

2.1.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar di bagi menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slamento, 2010). Faktor intern meliputi: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah dipengaruhi adanya faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologis dipengaruhi adanya inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Sedangkan faktor kelelahan dipengaruhi oleh kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Faktor kedua yang mempengaruhi belajar adalah faktor ekstern yang meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga dipengaruhi adanya cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian keluarga, latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah dipengaruhi oleh kurikulum, metode mengajar, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, metode belajar, dan tugas rumah. Sedangkan faktor masyarakat dipengaruhi oleh kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. 2.1.5 Teori Belajar Menurut Gagne

Gagne (dalam Suyono 2011: 92) mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Pemrosesan informasi terjadi karena adanya interaksi antara kondisi internal dengan kondisi eksternal individu.


(44)

Menurut Suyono (2011: 92) kondisi internal adalah keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi di dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Teori Robert M. Gagne tentang pembelajaran terdiri dari tiga prinsip, yaitu syarat-syarat pembelajaran (conditions of learning), sembilan peristiwa pembelajaran (nine events of instructions), dan taksonomi hasil belajar (taxonomy of learning outcomes) (Suyono, 2011). Sedangkan berkaitan dengan proses pembelajaran, Gagne (dalam Suyono, 2011: 92) berpendapat bahwa tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase, yaitu 1) motivasi, 2) pemahaman, 3) pemerolehan, 4) penyimpanan, 5) pengingatan kembali, 6) generalisasi, 7) perlakuan, dan 8) umpan balik.

Sembilah peristiwa pembelajaran menurut Gagne (dalam Suyono, 2011: 92-93) adalah sebagai berikut: 1) memberikan perhatian, 2) memberitahu siswa tentang tujuan pembelajaran, 3) dibangun atas pengetahuan yang telah lalu, 4) menyajikan pembelajaran sebagai rangsangan, 5) memberikan panduan belajar, 6) menampilkan kinerja, 7) memberikan umpan balik, 8) menilai kinerja, dan 9) meningkatkan retensi/ ingatan dan transfer pengetahuan.

2.2 Penelitian-penelitian yang Relevan

Ada tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2008), Mukhoyyaroh (2009) dan Kristiawan (2012). Ketiga penelitian tersebut merupakan penelitian yang memiliki variabel yang sama dengan peneliti dalam hal penggunaan media audio-visual. Namun dari


(45)

tiga penelitian yang relevan terdapat dua penelitian yang berbeda mata pelajaran yang diteliti yaitu Kurniawan (2008) meneliti dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Kristiawan (2012) meneliti dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Kurniawan (2008) melakukan penelitian tentang penggunaan media audio-visual. Penelitian tersebut berjudul “Sumbangan Media Audio Visual terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Pelajaran Pendidikan Agama Katholik

di SD Kanisius Sang Timur”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas audio

visual memiliki nilai rata 67,40, sedangkan kelas biasa memiliki nilai rata-rata 65,67. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata-rata-rata pada kelas audio visual lebih tinggi daripada kelas yang tidak menggunakan media audio visual.

Penelitian tentang media audio-visual juga dilakukan oleh Mukhoyyaroh (2009) yang melakukan penelitian tentang penggunaan media audio-visual untuk meningkatkan motivasi belajar tentang peristiwa proklamasi pada siswa kelasVC mata pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang Kabupaten Blitar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media audio-visual pada mata pelajaran IPS dengan materi peristiwa proklamasi mampu meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya siswa kelas VC SDI Wahid Hasyim. Kondisi awal motivasi belajar siswa menunjuk pada rata-rata 2,1. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, motivasi belajar siswa menunjuk pada rata-rata 3, 1 yang mengindikasikan adanya peningkatan motivasi belajar terhadap pelajaran IPS sebesar 47, 62% kemudian dari hasil pelaksanaan tindakan siklus II, motivasi belajar siswa menunjuk pada rata-rata 3, 8 yang mengindikasikan adanya peningkatan motivasi belajar terhadap


(46)

pelajaran IPS sebesar 80,95%. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Kristiawan (2012) meneliti tentang peningkatan minat dan prestasi belajar materi globalisasi menggunakan media audio-visual mata pelajaran PKn Kelas IV SDN Kledokan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012. Kondisi awal minat belajar siswa adalah 8,5 dan meningkat pada akhir siklus II menjadi 14,34%. Peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari nilai rata-rata pada kondisi awal 70,93 dan meningkat pada akhir siklus II menjadi 81,85. Sedangkan kondisi awal siswa yang mencapai KKM sebanyak 43,75% meningkat pada akhir siklus II menjadi 81,25%.

Ada tiga penelitian yang relevan yang telah peneliti paparkan yaitu Kurniawan (2008), Mukhoyyaroh (2009), dan Kurniawan (2012) meneliti tentang penggunaan media audio-visual. Skema penelitian dapat dilihat pada gambar 1.


(47)

Gambar 1. Skema Penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang relevan maka dapat dirumuskan kerangka berpikir sebagai berikut: Guru dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) relatif menggunakan media yang sama setiap kali pertemuan. Hal ini menyebabkan siswa mengalami rasa bosan dan malas untuk melakukan

Kurniawan (2008) Sumbangan Media Audio-Visual terhadap Peningkatan Prestasi Belajar

Siswa dalam Pelajaran Pendidikan Agama Katholik di SD Kanisius Sang

Timur

Mukhoyyaroh (2009) Penggunaan Media Audio-Visual

untuk Meningkatkan Motivasi Belajar tentang Peristiwa Proklamasi pada Siswa Kelas VC Mata Pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang Kabupaten

Blitar

Kristiawan (2012) Peningkatan Minat dan Prestasi

Belajar Materi Globalisasi Menggunakan Media Audio-Visual Mata Pelajaran PKn Kelas

IV SDN Kledokan Semester Genap Tahun Pelajaran

2011/2012

Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VB SD Kanisius Sengkan dengan Media


(48)

aktivitas pembelajaran di kelas. Motivasi siswa dalam belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal dapat diupayakan oleh guru untuk memotivasi siswa dalam belajar, salah satunya adalah dengan penggunaan media pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa.

Salah satu media pembelajaran yang mampu menyajikan materi IPS tentang peristiwa secara menarik adalah media audio-visual. Media audio-visual merupakan salah satu media yang dapat merangsang siswa dari aspek pendengaran dan penglihatan. Video dan tampilan slide powerpoint dengan iringan musik merupakan contoh dari media audio-visual. Video dapat menampilkan suatu peristiwa secara berurutan yang bertujuan agar siswa belajar memahami dengan menyimak alur yang tampil pada tayangan tersebut sehingga bila siswa menyimak dengan baik maka siswa mampu memberikan ide dan respon jika mendapatkan pertanyaan berkaitan dengan video yang telah mereka simak. Selain bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menyimak, penggunaan media audio-visual juga dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa karena melalui aktivitas menyimak, siswa mampu berdiskusi dalam kelompok untuk menyampaikan hasil mereka menyimak.

Dengan demikian, siswa dapat termotivasi untuk belajar saat menyimak video yang ditampilkan guru dan melalui aktivitas mengerjakan Lembar Diskusi secara berkelompok siswa diharapkan mampu menyampaikan hasil dari mereka menyimak video. Hal ini pun berdampak pada prestasi yang akan diperoleh siswa. Jika siswa mampu menyimak media audio-visual dengan baik dalam artian


(49)

memahami alur peristiwa yang ditampilkan maka prestasi belajar mereka pun akan baik dan sebaliknya.

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Motivasi belajar siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan mengalami peningkatan dengan adanya penggunaan media audio-visual. Peningkatan motivasi belajar siswa ini meliputi tiga indikator motivasi belajar siswa yaitu 1) keinginan belajar; penggunaan media audio-visual mampu menarik perhatian siswa untuk mau mengikuti pembelajaran IPS, 2) ulet menghadapi tugas; melalui penggunaan media audio-visual siswa mampu bekerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas berdasarkan hasil siswa menyimak video, 3) memiliki tujuan belajar; melalui penggunaan media audio-visual siswa mampu menyampaikan hasil mereka menyimak dengan tujuan untuk mendapatkan nilai yang baik.

Prestasi belajar IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan mengalami peningkatan dengan adanya penggunaan media audio-visual. Media audio-visual terutama penayangan video mampu menyajikan materi pembelajaran yang menarik perhatian siswa baik secara penglihatan maupun pendengaran sehingga siswa mampu menyimak materi pembelajaran dengan memahami alur peristiwa dan tokoh-tokoh yang ada dalam video. Siswa menyimak video merupakan proses pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi belajar IPS.


(50)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

Bagian metode penelitian berisi tentang pembahasan jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, pengumpulan data dan instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas instrumen, teknik analisis data, dan indikator keberhasilan. Pokok-pokok bahasan di atas merupakan teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dikenal juga dengan istilah Classroom Action Research. Mulyasa (2009:11) mengungkapkan bahwa “ penelitian tindakan kelas yaitu suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran” Peneliti memilih model penelitian dari Kemmis dan Taggart seperti yang terlihat pada gambar 2.


(51)

Keterangan

: kegiatan : hasil kegiatan

: kegiatan berlangsung secara bersamaan : urutan pelaksanaan kegiatan

Gambar 2. Siklus PTK menurut Kemmis dan Taggart (Wiraatmadja 2005: 66)

Identifikasi masalah

Perencanaan I Observasi

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi

Observasi

Pelaksanaan

Perencanaan Hasil refleksi

Hasil refleksi Siklus I


(52)

Menurut Kemmis dan Taggart satu siklus PTK terdiri dari empat tahap, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Pengamatan dan 4) Refleksi.

3.2 Setting Penelitian (tempat, subjek, dan objek penelitian) 3.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan, Jl. Kaliurang Km 7 RT 002/ 10, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55283. Waktu penelitian dilakukan pada semester genap Tahun Ajaran 2012/ 2013.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan dengan jumlah 32 siswa, terdiri dari 20 siswa putra dan 12 siswa putri.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan media audio-visual pada mata pelajaran IPS kelas VB.

3.3 Rencana Tindakan

Penelitian dilaksanakan dalam siklus I yang terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan 2 Jam Pertemuan (2 JP), dan alokasi waktu setiap JP adalah 40 menit. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan penelitian ini, diantaranya:

3.3.1 Persiapan

Persiapan yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, diantaranya:


(53)

Permintaan ijin dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar oleh persetujuan pihak sekolah dan mendapatkan data yang sesuai;

2. Wawancara

Wawancara dimaksudkan untuk mencari informasi tentang kondisi awal prestasi siswa dan kendala-kendala yang dialami guru dalam menyampaikan materi belajar. Informasi-informasi diperoleh dengan hasil wawancara dari guru;

3. Identifikasi Masalah

Setelah diperoleh data dari hasil wawancara, peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak lanjutnya; 4. Pengkajian Kompentensi Dasar

Peneliti mengkaji Kompetensi Dasar, mendeskripsikan materi pokok

tentang “Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Mempertahankan

Kemerdekaan.”

3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus

Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Taggart yang terdiri dari empat tahap di setiap siklusnya. Kegiatan yang dilakukan dalam setiap siklus dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan media audio-visual. Penjelasan rencana tindakan setiap siklus adalah sebagai berikut:


(54)

1. Rencana Tindakan

Pada tahap ini, peneliti menyiapkan instrumen perangkat pembelajaran; Silabus, Rencana Pelaksananaan Pembelajaran (RPP), Media Pembelajaran (media audio-visual berupa video dan slide powerpoint), Lembar Kerja Siswa (LKS), Soal Evaluasi. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan instrumen penelitian motivasi belajar siswa dengan membuat kuesioner motivasi belajar siswa. Setelah peneliti membuat instrumen perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian, peneliti meminta bantuan kepada dosen, kepala sekolah dan guru mata pelajaran IPS untuk memvalidasi instrumen perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini, pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS kelas V dengan dibantu oleh peneliti. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Setiap kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 × 40 menit.

Pada pertemuan pertama, siswa dalam kelompok menyimak empat video yaitu 1) Peristiwa 10 November 1945, 2) Pertempuran Ambarawa, 3) Bandung Lautan Api dan 4) Peristiwa Medan Area. Proses Belajar Mengajar (PBM) pada pertemuan pertama diawali dengan penayangan gambar patung ikan sura dan buaya yang merupakan simbol sebuah kota dan siswa diminta menyebutkan nama kota yang memiliki simbol tersebut. Kota yang memiliki simbol tersebut adalah kota Surabaya. Setelah kegiatan apersepsi guru menyampaikan aktivitas pembelajaran yang dilakukan yaitu menyimak video, diskusi dan presentasi hasil diskusi.


(55)

Pada pertemuan kedua, siswa tetap bekerja dalam kelompok menyimak dua video tentang 1) Agresi Militer Belanda I dan 2) Agresi Militer Belanda II. Proses Belajar Mengajar (PBM) pada pertemuan kedua diawali dengan menyanyikan

lagu “Maju Tak Gentar”. Aktivitas pembelajarannya pun sama dengan pertemuan

pertama yaitu menyimak video, diskusi dan presentasi hasil diskusi. Siswa mengerjakan soal evaluasi dan mengisi lembar kuesioner motivasi belajar siswa pada akhir pertemuan kedua. Soal evaluasi yang dikerjakan siswa terdiri dari 13 soal pilihan ganda dan 5 uraian sedangkan lembar kuesioner motivasi belajar siswa terdiri dari 11 pernyataan yang sudah mencakup tiga indikator motivasi yaitu keinginan belajar, ulet menghadapi tugas dan memiliki tujuan belajar. Pada setiap pertemuan setelah siswa berdiskusi dalam kelompok, siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.

3. Observasi

Pada tahap observasi, peneliti menganalisis kesesuaian antara Proses Belajar Mengajar (PBM) yang berlangsung dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti juga memberikan lembar kuesioner motivasi belajar kepada siswa untuk diisi. Lembar kuesioner diberikan kepada siswa untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan. Lembar kuesioner motivasi belajar siswa dapat dilihat di lampiran 4 halaman 227.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi siklus I, peneliti melakukan analisa hasil tindakan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I. Analisis kegiatan tersebut meliputi: analisis tentang: a) pelaksanaan evaluasi


(56)

tindakan yang telah dilakukan yang meliputi kesulitan, hambatan dan kejadian khusus pada siklus I, b) perbandingan skor yang diperoleh pada kondisi awal dan kondisi akhir, c) pelaksanaan penilaian untuk mengetahui peningkatan motivasi dan prestasi belajar berdasarkan indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan peneliti dan guru. Hasil refleksi siklus I digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa setelah melaksanakan tindakan dan jika hasilnya belum mencapai target yang telah ditetapkan peneliti dan guru, maka akan diadakan siklus II.

3.4 Indikator dan Pengukuran Keberhasilan

Suatu siklus dalam penelitian dikatakan berhasil apabila telah tercapainya indikator-indikator yang telah ditentukan. Deskripsi indikator keberhasilan yang ditargetkan oleh peneliti dan guru dalam penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Indikator Keberhasilan Indikator Deskriptor Kondisi

Awal

Target

Capaian Instrumen Motivasi Belajar 1.Siswa memiliki keinginan belajar Jumlah siswa yang mendapatkan skor motivasi minimal cukup dibagi jumlah seluruh siswa ×

100%

43,75% 50% Non tes

2.Siswa ulet menghadapi tugas Jumlah siswa yang mendapatkan skor motivasi minimal cukup dibagi jumlah seluruh siswa ×


(57)

Indikator Deskriptor Kondisi Awal

Target

Capaian Instrumen 100%

3.Siswa memiliki tujuan belajar

Jumlah siswa yang mendapatkan skor motivasi minimal cukup

dibagi jumlah seluruh siswa ×

100%

50% 60%

Prestasi Belajar 1.Siswa yang

lulus KKM

Jumlah siswa yang nilainya 

68 × 100%

50% 70% Tes

Berdasarkan tabel 1. Indikator Keberhasilan, jika dalam pelaksanaan siklus I belum mencapai target, maka peneliti akan melakukan siklus II untuk memperbaiki siklus I agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti melalui observasi aktivitas guru dan siswa di kelas, wawancara dengan guru, dan dokumentasi nilai ulangan harian siswa dan UTS serta kuesioner motivasi belajar siswa. Tujuan dari masing-masing teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu 1) Observasi aktivitas guru dan siswa di kelas bertujuan untuk memperoleh gambaran situasi dan kondisi Proses Belajar Belajar IPS di kelas. 2) Wawancara dengan guru bertujuan untuk memperoleh data langsung dari guru. 3) Dokumentasi nilai ulangan harian siswa dan UTS bertujuan untuk memperoleh data kondisi awal prestasi belajar IPS siswa serta kuesioner motivasi belajar siswa untuk memperoleh data kondisi awal dan akhir motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.


(58)

3.5.1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui berbagai aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas (Sanjaya, 209: 86). Sukmadinata (2008:220) mengungkapkan bahwa observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, serta aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Kegiatan observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengamati PBM mata pelajaran IPS yang telah dilakukan oleh guru dan siswa. Selain itu, observasi ini bertujuan untuk mengamati siswa saat menyimak video, berdiskusi dan melakukan presentasi kelompok. Peneliti dibantu oleh dua teman sejawat yang bertugas sebagai observer utnuk mengisi rubrik penilaian afektif dan psikomotor untuk menilai aspek siswa secara afektif dan psikomotor.

3.5.2 Wawancara

Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan peneliti tindakan kelas (2008). Sedangkan menurut Sukmadinata (2008: 216), wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual dan


(59)

kelompok. Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari guru tentang motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk melengkapi data yang diperoleh pada kondisi awal yang berkaitan dengan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

3.5.3 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan indikator-indikator yang sudah ditetapkan dan dikembangkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

3.5.4 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2010: 329). Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data nilai ulangan harian, nilai UTS, foto-toto kegiatan selama penelitian yang bertujuan untuk melengkapi penggunaan pengumpulan data dengan wawancara dan observasi.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010: 148). Secara


(60)

spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Variabel penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar IPS siswa pada mata pelajaran IPS. Instrumen penelitian yang digunakan peneliti ada dua jenis yaitu tes dan non tes. Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa dan non tes digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa.

3.6.1. Non Tes

Instrumen penelitian non tes yang digunakan oleh peneliti yaitu lembar kuesioner motivasi belajar siswa yang disusun oleh peneliti bersama dengan teman sejawat kelompok studi berdasarkan indikator-indikator motivasi belajar siswa. Lembar kuesioner motivasi belajar siswa ini diberikan untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan pada pelajaran IPS sebelum dan setelah melaksanakan siklus I. Adapun lembar kuesioner motivasi belajar siswa sebelum dan setelah validasi dapat dilihat pada tabel 2 dan 3.

Tabel 2. Lembar Kuesioner Motivasi Belajar Sebelum Validasi

No. Pernyataan Tidak

pernah Kadang Sering Selalu 1. Saya bertanya kepada guru dan

teman ketika saya menghadapi kesulitan belajar IPS

2. Saya memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran IPS berlangsung

3. Saya belajar setiap hari walaupun besok tidak ada ulangan

4. Saya datang ke sekolah tepat waktu

5. Saya ikut menyelesaikan tugas kelompok

6. Saya berusaha mencari buku/ sumber lain untuk mempelajari materi IPS yang diberikan oleh


(61)

No. Pernyataan Tidak

pernah Kadang Sering Selalu guru

7. Saya berusaha menyelesaikan tugas yang sulit sampai selesai 8. Saya mengumpulkan tugas tepat

waktu

9. Saya mempersiapkan buku dan alat tulis sebelum memulai pelajaran

10. Saya ingin memperbaiki nilai IPS saya yang belum baik

11. Saya belajar giat supaya mendapat hadiah dari guru dan orangtua

12. Saya belajar giat supaya tidak dimarahi orang tua

13. Saya belajar giat supaya memperoleh nilai yang baik 14. Saya belajar giat supaya menjadi

juara kelas

15. Saya belajar giat supaya naik kelas

16. Saya rajin belajar supaya menjadi anak yang pandai

17. Saya merasa senang ketika mendapat nilai baik

18. Saya belajar untuk memperoleh pengetahuan baru

19. Saya belajar untuk memperoleh informasi baru

20. Saya merasa senang ketika saya bisa mendapat informasi baru

Berdasarkan tabel 2 Lembar Kuesioner Motivasi Belajar Sebelum Validasi terdapat 20 pernyataan tentang motivasi belajar siswa yang mencakup 3 indikator motivasi belajar siswa. Pernyataan nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 merupakan pernyataan untuk indikator pertama motivasi belajar siswa yaitu memiliki keinginan belajar. Pernyataan nomor 6, 7, 8, 9, dan 10 merupakan pernyataan untuk indikator kedua motivasi belajar siswa yaitu ulet menghadapi tugas. Pernyataan 11, 12, 13, 14, 15,


(62)

16, 17, 18, 19 dan 20 merupakan pernyataan untuk indikator ketiga motivasi belajar siswa yaitu memiliki tujuan belajar.

Tabel 3. Lembar Kuesioner Motivasi Belajar Setelah Validasi

No. Pernyataan Tidak

pernah Kadang Sering Selalu 1. Saya bertanya kepada guru dan

teman ketika saya menghadapi kesulitan belajar IPS

2. Saya belajar setiap hari walaupun besok tidak ada ulangan

3. Saya berusaha mencari buku/ sumber lain untuk mempelajari materi IPS yang diberikan oleh guru

4. Saya berusaha menyelesaikan tugas yang sulit sampai selesai 5. Saya ingin memperbaiki nilai

IPS saya yang belum baik

6. Saya belajar giat supaya mendapat hadiah dari guru dan orangtua

7. Saya belajar giat supaya tidak dimarahi orang tua

8. Saya belajar giat supaya menjadi juara kelas

9. Saya merasa senang ketika mendapat nilai baik

10. Saya belajar untuk memperoleh pengetahuan baru

11. Saya merasa senang ketika saya bisa mendapat informasi baru

Berdasarkan tabel 3 Lembar Kuesioner Motivasi Belajar Setelah Validasi terdapat 11 pernyataan tentang motivasi belajar siswa yang mencakup 3 indikator motivasi belajar siswa. Pernyataan nomor 1 dan 2 merupakan pernyataan untuk indikator pertama motivasi belajar siswa yaitu memiliki keinginan belajar. Pernyataan nomor 3, 4 dan 5 merupakan pernyataan untuk indikator kedua


(63)

motivasi belajar siswa yaitu ulet menghadapi tugas. Pernyataan 6, 7, 8, 9, 10 dan 11 merupakan pernyataan untuk indikator ketiga motivasi belajar siswa yaitu memiliki tujuan belajar.

3.6.2 Tes

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa 13 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang peneliti kembangkan dari Kompetensi Dasar 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Instrumen penelitian jenis tes ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

3.7 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4. Variabel Penelitian dan Pengumpulan Data.

Tabel 4. Variabel Penelitian dan Pengumpulan Data. No

. Variabel Kriteria

Jenis Penilaian Instrumen Penelitian Teknik Pengumpul an Data 1. Motivasi Motivasi

belajar siswa yang akan diukur terdiri dari 3 indikator yaitu: a. Memiliki keinginan belajar b. Ulet menghadapi tugas c. Memiliki tujuan belajar

Non tes Lembar kuesioner

Penyebaran Kuesioner


(64)

No

. Variabel Kriteria

Jenis Penilaian Instrumen Penelitian Teknik Pengumpul an Data 2. Prestasi

Belajar

Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM

Tes dan non tes

Tes tertulis (pilihan ganda) dan rubrik penilaian afektif, psikomotor dan produk. Dokumenta si berupa tes soal evaluasi dan penilaian aspek afektif, psikomotor dan produk Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa peneliti melakukan penelitian terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Peneliti mengukur motivasi belajar siswa menggunakan lembar kuesioner yang terdiri dari 11 pernyataan yang mencakup tiga indikator motivasi yaitu keinginan belajar, ulet menghadapi tugas dan memiliki tujuan belajar. Sedangkan pengukuran prestasi belajar siswa, peneliti menggunakan soal tes berupa 13 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian serta penilaian afektif (sikap siswa saat menyimak video dan bekerja dalam kelompok diskusi) dan penilaian psikomotor (penampilan siswa saat mempresentasikan hasil diskusi kelompok).

3.8. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan untk menguji kevalidan dan kereliabilitasan instrumen perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. Berikut tentang penjelasan tentang validitas dan reliabilitas instrumen pada penelitian ini.


(1)

282

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

LAMPIRAN 12

Surat Keterangan Telah

Melaksanakan Penelitian


(3)

283

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

LAMPIRAN 13


(5)

284

Foto-foto Kegiatan

Persiapan sebelum pembelajaran dimulai pada pertemuan I.

Penjelasan oleh guru di kegiatan awal pembelajaran

Aktivitas menyimak video di pertemuan I.

Diskusi kelompok di kelas setelah menyimak video.

Aktivitas diskusi salah satu kelompok siswa di kelas.

Aktivitas tanya-jawab guru dan peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

Persiapan sebelum pembelajaran dimulai pada pertemuan II.

Kegiatan apersepsi di pertemuan II menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar.”

Penjelasan oleh guru di kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan II.

Aktivitas menyimak video di pertemuan II.

Aktivitas diskusi salah satu kelompok siswa di kelas.