Faktor Eksternal Faktor Penyebab Berhenti Menjadi Seorang PSK

64

a. Perasaan

Aspek psikologis yang mempengaruhi para subjek ketika posisi dirinya telah berhenti menjadi PSK, dapat dilihat dari beberapa hal. Salah satu aspek adalah subjek merasa malu untuk bertemu atau sosialisasi dengan orang lain bahkan dengan keluarganya sendiri, seperti diungkapkan oleh subjek berikut ini: “Saya malu mbak. Saya malu dengan keluarga dan masyarakat” wawancara dengan MR pada tanggal 10 Agustus 2011. Sejalan dengan hal tersebut, subjek YN juga mengungkapkan hal yang sama seperti berikut ini: “Rasanya malu sekali dengan orang tua dan adik-adik saya mbak, apa lagi kalau keluar bertemu orang saya minder...tidak PD...jadi saya sering dirumah jarang keluar” wawancara dengan YN pada tanggal 18 Agustus 2011. Perasaan serupa juga dialami oleh subjek AH. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut: “Saya minder mbak, tidak percaya diri. Saya tidak percaya diri jika ingin bergabung bersama keluarga” wawancara dengan AH pada tanggal 25 Agustus 2011. Pada kutipan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa subjek merasakan perasaan yang muncul dari pikirannya suatu ketidak percayaan diri. Oleh karena itu ketidakpercayaan diri tersebut membuat subjek cenderung memilih untuk tidak bersosialisasi. Kondisi psikologis yang sama dialami salah seorang subjek adalah seperti pada kutipan wawancara berikut ini: 65 “Saya tidak berani keluar rumah mbak, saya minder. Saya saja merasa jijik dengan diri saya sendiri mbak” wawancara dengan DW pada tanggal 6 September 2011. Sejalan dengan DW, Subjek ST juga merasa jijik dengan dirinya yang pernah menjadi PSK. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut: “Oalah mbak..aku tidak pernah keluar dari rumah...tidak berani aku mbak...aku malu sekali mbak walaupun mungkin mereka ya tidak tahu juga kan kalau aku pernah kerja jadi PSK. Aku saja jijik mbak sama diriku sendiri apa lagi orang lain” wawancara dengan ST pada tanggal 15 September 2011. Hasil wawancara terhadap lima subjek tersebut menunjukkan bahwa perasaan subjek setelah menjadi PSK adalah malu dan tidak percaya diri.

b. Pikiran

Sisi lain yang dapat dilihat dari aspek psikologis adalah cara untuk mengembalikan kehidupan yang normal seperti yang dilakukan oleh semua orang pada umumnya. Cara yang dilakukan oleh para subjek untuk kembali pada kehidupan yang normal setelah berhenti menjadi PSK diantaranya dapat diketahui dalam kutipan wawancara berikut ini: “Saya ingin mengurus keluarga saya dengan baik mbak” wawancara dengan MR pada tanggal 10 Agustus 2011 Sejalan dengan MR, YN juga berpikir bahwa dirinya ingin membahagiakan keluarga dan suaminya. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut: “Menata hidup saya dan keluarga, mengurus keluarga dan suami mbak wawancara dengan YN, pada tanggal 18 Agustus 2011 66 Subjek AH yang sudah menikah dan punya anak selain ingin kerja, AH ingin mengurus keluarganya yang dulu sempat ditelantarkan. Hal ini berdasarkan hasil wawancara berikut ini: “Ingin menata hidup mbak, mengurus anak suami dulu tidak sempat saya urus to mbak, aku ingin dapat uang halal pasti ya kerja yang halal” wawancara dengan AH pada tanggal 25 Agustus 2011 Berbeda dengan hal itu, subjek DW dan ST ingin melupakan masa lalu dan memulai kehidupan yang baru dengan lebih baik. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut: “Ingin melupakan masa lalu mbak. Ingin memulai kehidupan ini dengan lebih baik lagi mbak” wawancara dengan DW, pada tanggal 6 September 2013 Berikut hasil wawancara dengan ST yang menyatakan hal tersebut: “Ingin melupakan masa lalu mbak, mencari pekerjaan disini saja aku tidak mau lagi mbak kerja diluar negeri” wawancara dengan ST pada tanggal 15 September 2011. Berdasarkan hasil wawancara dengan kelima subjek seputar aspek psikologis yang dialami subjek setelah keputusannya berhenti menjadi PSK, dapat dipahami bahwa para subjek mengalami masa-masa yang kurang lebih sama antara subjek yang satu dengan subjek lainnya. Masa-masa tersebut diantaranya merasa bingung mau berbuat apa atau kerja apa setelah pensiun dari PSK. Selain itu hal yang mencakup aspek psikologis subjek dalam upaya penyesuaian dirinya setelah tidak lagi bekerja sebagai PSK adalah dengan melupakan masa lalunya yang buruk dengan bekerja dan juga ingin menikah, serta mengurus keluarganya yang dulu sempat ditelantarkan.