Definisi Mantan Wanita PSK

29 menyesuaikan diri bersumber pada diri sendiri. Kedua, pengaruh-pengaruh yang ikut membentuk kepribadian individu, berada di luar individu, demikian pula banyak sarana untuk menyelesaikan tugas -tugas individu. Ini menimbulkan tuntutan lahir yang harus dipenuhi supaya individu dapat merasa bahagia. Ketiga, usaha-usaha individu untuk memenuhi keperluan dalam tuntutan luar dari lingkungan itu harus sesuai dengan tujuan hidup. Mantan wanita PSK harus mampu menyesuaikan diri dengan tinggal di lingkungan baru yang lebih baik dengan seranngkaian norma didalamnya yang harus dipatuhi bersama. Menurut Farida 2010 : 71 untuk menghapus pandangan negatif tentang masa lalu mereka di hadapan publik adalah dengan berperan serta atau berpartisipasi dalam setiap kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya. Mantan wanita PSK benar-benar meninggalkan kehidupan prostitusi, bekerja atau memulai usaha dibidang lain yang lebih baik dan bisa diterima masyarakat. Para mantan wanita PSK diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial maupun kegiatan rohani keagamaan, hal ini dilakukan untuk membangun hubungan yang baik dengan masyarakat disekitarnya. Selain itu mantan wanita PSK yang sudah lama tobat dan menjalani kehidupan normal banyak yang akhirnya berpartisipasi dalam pendampingan PSK dan mantan PSK, penyuluhan bahaya penularan HIV dan penyakit kelamin lainnya dikalangan PSK guna mengurangi jumlah PSK serta menekan jumlah pengidap virus HIV Di Yogyakarta. 30 Dari uraian tersebut peneliti menyipulkan bahwa, kesulitan penyesuaian diri mantan PSK bersumber pada dirinya sendiri. Mantan PSK dituntut untuk dapat menyesuaiakan diri dengan lingkungan barunya. Mantan PSK berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan dilingkungannya guna diterima oleh masyarakat.

4. Kehidupan Mantan Wanita PSK

Faktor penyebab seorang wanita PSK berhenti menjadi PSK ada dua yaitu faktor internal atau dari dalam diri PSK dan juga faktor eksternal atau dari luar. Faktor internal misalnya takut dosa, faktor usia, sudah tidak laku, merasa bersalah pada keluarga dan merasa lelah menjalini hidup sebagai PSK. Faktor eksternal misalnya dari LSM, Dinas Sosial, teman dekat, keluarga dan juga faktor dari orang tua Prastya dan Darma, 2011 : 111. Menurut Nur 2008 : 48 bahwa, aspek kehidupan manusia terdiri dari aspek ekonomi, budaya, psikologi, agama dan sosial. Aspek ekonomi merupakan segala kegiatan ekonomi yang berdampak pada pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Aspek sosial merupakan pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan, solidaritas yang merupakan unsur pemersatu. Sedangkan aspek budaya, sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan. Aspek sosial budaya mampu membentuk dan mengembangkan manusia dan masyarakat yang