52 ST diancam akan dibunuh. ST tetap semangat menjalani kehidupannya yang
sekarang tanpa menoleh kebelakang lagi. Secara fisik ST memiliki tinggi badan 150 cm dan berat badan 50 kg. ST memiliki kulit kuning, kelihatan bisa merawat
tubuh karena terlihat bersih. Matanya bulat dengan alisnya yang sedikit tebal dengan rambut hitam lurus.
Berdasarkan hasil observasi, ST seorang ibu rumah tangga yang sederhana dan sangat ramah. ST orang yang terbuka dan mudah diajak ngobrol. Dalam
berbicara cenderung mengulang kata-kata, intonasi naik turun. ST sangat terbuka dan mau menceritakan pengalamannya dengan jelas. ST tampak tidak keberatan
dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian lapangan yang telah dilakukan, berikut adalah hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dan observasi:
1. Faktor Penyebab Berhenti Menjadi Seorang PSK
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, faktor penyebab wanita PSK berhenti menjadi PSK dikarenakan dua faktor, yaitu:
a. Faktor Internal
Menjadi seorang PSK bukanlah hal yang diinginkan oleh para informan. Kenyataan yang dihadapi para informan ketika menjadi PSK
menyisakan berbagai macam stigma negatif dari masyarakat maupun trauma mental pada diri informan. Adanya dorongan untuk menyudahi segala
macam stigma negatif dan trauma mental yang berkepanjangan tersebut, para informan memilih untuk berhenti menjadi seorang PSK. Pilihan untuk
53 berhenti menjadi seorang PSK merupakan pilihan para informan. Adapun
faktor internal yang disampaikan oleh para informan, yang menjadi penyebab mereka memilih untuk berhenti menjadi PSK diutarakan oleh
informan berikut ini: “Ya....saya memang benar-benar mau pensiun waktu itu mbak,
sebenernya sudah lama mbak pengen berhentinya saya sadar mbak tidak baik kerja kayak gini rasannya ya sudah capek menjalaninya”
wawancara dengan MR, pada tanggal 10 Agustus 2011.
Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh informan MR, tampak bahwa MR telah lama memendam niatnya untuk berhenti dari pekerjaannya
sebagai PSK. MR merasa bahwa pekerjaan yang dijalaninya merupakan pekerjaan yang tidak baik.
Pendapat MR senada dengan pendapat YN, berikut adalah pendapat dari YN:
“Saya sadar mbak kerja seperti ini kerja maksiat makanya saya berhenti, tidak mungkinkan mbak saya kerja seperti ini terus, capek
rasanya, kalau bisa memilih saya tidak mau kerja seperti itu” wawancara dengan YN, pada tanggal 18 Agustus 2011.
Alasan yang diutarakan oleh MR dan YN juga diungkapkan oleh subjek AH berikut ini:
“Kerja melacur kan tidak bagus mbak tidak ada berkahnya, semua orang sudah tahu kalau bekerja sebagai pelacur itu pekerjaan hina,
saya ingin hidup lebih baik, saya takut berdosa, sehingga saya bertobat” wawancara dengan AH, pada tanggal 25 Agustus 2011.
Tampak dalam hasil wawancara dengan subjek YN dan AH di atas, menunjukkan bahwa YN dan AH merasa pekerjaan yang dipilihnya
merupakan pekerjaan maksiat dan dosa. Bagi YN, bekerja sebagai seorang PSK merupakan sebuah pilihan hidup, akan tetapi ia menyesalinya dan