Perasaan Kondisi Psikologis Mantan PSK

67

c. Perilaku

Pada sisi lain, menyikapi kondisi psikologis yang dialaminya, perilaku yang dilakukan subjek adalah dengan menghibur diri sendiri, seperti pada kutipan wawancara berikut ini: “Aku ya...gimana ya mbak bingung, rasanya itu tidak tahu harus bagaimana, mau biasa saja ya tidak bisa. Kadang aku menghibur diri sendiri biar tidak terlalu hawatir” wawancara dengan MR pada tanggal 10 Agustus 2011. Dari kutipan wawancara tersebut dapat dilihat bahwa MR merasa bingung dengan kondisi yang dialaminya, tidak tahu harus bagaimana yang dapat dilakukan agar dirinya dapat diterima oleh keadaan sekitar. Kondisi yang dialami oleh subjek MR juga dialami oleh subjek YN, seperti dalam kutipan hasil wawancara berikut ini: “Ya mencoba menghibur diri sendiri mbak, biar tidak terlalu minder dan takut” wawancara dengan YN, pada tanggal 18 Agustus 2011 Keadaan yang hampir sama dialami oleh MR dan YN, juga dialami oleh subjek AH, seperti pada kutipan wawancara berikut ini: “Aku ya cuma diam saja mbak mau apa lagi kan, aku bingung...aku berusaha menebus kesalahan dengan bertobat mbak” wawancara dengan AH pada tanggal 25 Agustus 2011. “Bingung saya mbak. Bingung harus bagaimana mbak wawancara dengan DW pada tanggal 6 September 2011 Berbeda dengan MR, YN, dan AH, subjek DW dan ST bingung harus berbuat apa. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut: “Bingung saya mbak. Bingung harus bagaimana mbak” wawancara dengan DW pada tanggal 6 September 2011. 68 Berikut kutipan hasil wawancara dengan ST yang menyatakan hal tersebut: “Tidak tahu mbak harus bagaimana, rasanya bingung” wawancara dengan ST pada tanggal 15 September 2011. Pada kutipan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa kondisi psikologis subjek ST sama dengan subjek MR, bingung hendak berbuat apa. Berbeda halnya dengan subjek AH, meskipun dia merasa bingung mau berbuat apa setelah dirinya berhenti menjadi PSK, akan tetapi dia memilih untuk menebus kesalahan yang telah diperbuatnya dengan bertobat serta.

3. Kegiatan Sosial Setelah Menjadi Mantan PSK

Kondisi sosial yang subjek lakukan setelah menjadi mantan wanita PSK dalam hal ini dapat dilihat dari hubungan subjek dengan lingkungan sekitarnya. Berikut adalah keterangan MR mengenai kehidupan sosialnya sebagai mantan wanita PSK : “Sesekali berkumpul kalau ada keperluan mbak seperti kerumah tetangga yang punya hajat. Ya seperti orang-orang dikampung lah mbak” wawancara dnegan MR pada tanggal 10 Agustus 2011. Upaya yang dilakukan oleh MR sebagai betuk aktifitas sosialnya setelah berhenti menjadi PSK juga berusaha dilakukan oleh subjek DW, seperti pada kutipan wawancara berikut ini: “Aku berusaha biasa mbak, walaupun sebenarnya malu tetapi kalau tetangga mengajak arisan, pengajian atau kegiatan apa saja saya berusaha datang mbak” wawancara dengan DW pada tanggal 6 September 2011. Pada kutipan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa subjek MR dan DW berusaha untuk dapat bersosialisasi kembali dengan lingkungan sekitarnya