19 prostitusi merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh kaum
wanitaperempuan dengan menjual tubuhnya kepada laki-laki dengan imbalan uang.
2. Faktor-faktor Penyebab adanya PSK
Widyastuti 2009 : 115-116, dalam bukunya menyatakan faktor- faktor penyebab adanya PSK adalah :
a. Kemiskinan, merupakan alasan penting yang melatarbelakangi seorang
wanita menjadi PSK. Keutuhan yang semakin banyak pada seorang wanita memaksa dia untuk mencari pekerjaan dengan penghasilan yang
memuaskan namun kadang dari beberapa mereka harus bekerja sebagai PSK untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.
b. Kekerasan seksual, penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab
wanita menjadi PSK diantaranya kekerasan seksual seperti perkosaan oleh bapak kandung, paman, guru dan sebagainya.
c. Penipuan dan pemaksaan, merupakan faktor lain penyebab PSK dengan
berkedok agen penyalur tenaga kerja. Kasus penjualan anak perempuan oleh orang tua sendiri juga sering ditemui.
d. Pornografi, merupakan ekspresi visual berupa gambar, lukisan, tulisan,
foto, film vide yang mempertontonkan atau menonjolkan sensualitas dan atau seksualitas, serta segala bentuk perilaku seksual dan hubungan
seks manusia yang patut diduga menimbulkan rangsangan nafsu birahi pada orang lain.
20 Persoalan-persoalan psikologis seperti gaya hidup modern, broken
home dan kenangan masa kecil yang buruk bisa menjadi faktor seoarang wanita menjadi PSK.
Menurut Kartini Kartono 2009 : 245-248, motif-motif yang melatarbelakangi timbulnya pelacuran pada wanita beraneka ragam.
Dibawah ini disebutkan beberapa motif, antara lain sebagai berikut: a.
Kepribadian 1
Adanya kecenderungan melacurkan diri pada banyak wanita untuk menghindarkan diri dari kesulitan hidup, dan mendapatkan
kesenangan melalui jalan pendek. Contoh, kurang pengerahuan, kurang pendidikan dan buta huruf.
2 Ada nafsu-nafsu seks yang abnormal, tidak terintegrasi dalam
kepribadian, dan keroyalan seks. Contoh, Histeris dan hyperseks. 3
Aspirasi materil yang tinggi pada diri wanita dan kesenangan terhadap pakaian-pakaia indah dan perhiasan mewah, namun malas bekerja.
4 Kompensasi terhadap perasaan-perasaan inferior. Jadi ada adjustment
yang negatif, terutama sekali terjadi pada masa puber. 5
Rasa ingin tahu gadis-gadis cilik dan anak-anak puber pada masalah seks, yang kemudian tercebur dalam dunia pelacuran oleh bujukan-
bujukan bandit-bandit seks. 6
Adanya ambisi-ambisi besar pada diri wanita untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, dengan jalan yang mudah tanpa kerja berat,
tanpa suatu skill atau keterampilan khusus.
21 7
Adanya pengalaman-pengalaman traumatis luka jiwa dan shock mental misalnya gagal dalam bercinta atau perkawinan dimadu, ditipu,
sehingga muncul kematangan seks yang terlalu dini dan abnormalitas seks. Contoh, seorang gadis cilik yang diperkosa oleh laki-laki.
8 Ajakan teman-teman sekampungsekota yang sudah terjun terlebih
dahulu dalam dunia pelacuran. 9
Ada kebutuhan seks yang normal, akan tetapi tidak dipuaskan oleh pihak suami. Contoh, seorang suami yang menderita sakit dan seorang
suami yang bertugas di tempat jauh. b.
Sosial 1
Pada masa kanak-kanak pernah melakukan relasi seks atau suka melakukan hubungan seks sebelum perkawinan untuk sekadar iseng
atau untuk menikmati “masa indah” di kala muda. gadis-gadis tadi terbiasa melakukan banyak relasi seks secara bebas dengan pemuda-
pemuda sebaya, lalu terperosoklah mereka ke dalam dunia pelacuran. 2
Oleh bujuk rayu kaum laki-laki dan para calo, terutama yang menjanjikan pekerjaan-pekerjaan terhormat dengan gaji tinggi.
Contoh, pelayan toko, bintang film, peragawati. 3
Gadis-gadis pelayan toko dan pembantu rumah tangga tunduk dan patuh melayani kebutuhan-kebutuhan seks dari majikannya untuk
tetap mempertahankan pekerjannya.