10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis 1. Kurikulum
a. Pengertian Kurikulum
Kurikulum dalam kamus Ensiklopedia Indonesia berarti sistem penyampaian yang terdiri dari metode untuk menyampaikan program
pelajaran dalam suatu proses interaksi dan komunikasi antara guru, murid, dan bahan pelajaran Purwadarminta, 1990.
Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan
Nasution, 2001. Biasanya kurikulum berisi harapan-harapan ideal yang ingin dicapai melalui program pendidikan. Dalam kurikulum termuat
GBPP dengan dilengkapi format untuk setiap pokok bahasan dari masing- masing materi. Kurikulum harus ditetapkan secara sistematis, mulai dari
jumlah jam pertemuan, metode pengajaran dan sistem evaluasinya agar sasaran pelaksanaan diklat dapat tercapai secara optimal.
Pengertian kurikulum juga diperkuat oleh Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 19 yang
menyatakan bahwa : “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk
mencapai tujuan
pendidikan tertentu” UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 19 Pengertian kurikulum di atas ternyata terdapat beberapa perbedaan
antara pengertian yang satu dengan lainnya. Meskipun begitu, terdapat pula persamaan dalam pengertian kurikulum. Menurut Subandijah 1996
banyak ahli pendidikan dan ahli kurikulum yang membatasi pengertian kurikulum. Namun di dalamnya sering terjadi ketidaksamaan pengertian
atau konseptualnya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan sudut pandang dan latar belakang keilmuan para ahli tersebut, karena itu definisi yang
dirumuskan akan berbeda meskipun pada intinya terkandung maksud yang sama.
Definisi tentang kurikulum di atas, maka kurikulum menjadi sumber yang utama untuk direalisasikan oleh semua komponen yang
terkait dengan proses belajar mengajar. Tenaga ajar dan karyawan harus berperilaku sesuai dengan nilai yang terkandung dalam kurikulum,
demikian juga fasilitas tempat belajar harus mengacu pada kurikulum yang dipakai.
Abu Ahmadi 1984 menjelaskan bahwa masyarakat akan berubah dan senantiasa akan berubah, kurikulum harus dinamis dan fleksibel dapat
diubah menurut kebutuhan dan keadaan, kurikulum harus cukup elastis, senantiasa terbuka bagi pelajaran yang penting dan perlu bagi siswa pada
saat dan tempat tertentu.
Nasution 2001 telah menggolongkan penafsiran kurikulum menjadi: 1 kurikulum sebagai produk, yakni sebagai hasil karya para
pengembang kurikulum; 2 kurikulum sebagai program, yakni alat yang dilakukan oleh sekolah untuk mencapai tujuannya; 3 kurikulum sebagai
hal-hal yang diharapkan akan dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu; dan 4 kurikulum sebagai pengalaman siswa.
Sedangkan menurut Siswanto 1989, kurikulum mempunyai empat elemen pokok, yaitu : tujuan, isi, metode, dan evaluasi. Masih menurut
Siswanto, tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai melalui kurikulum, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan isi kurikulum yaitu
materi pembelajaran yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Isi kurikulum tersebut disampaikan melalui metode berupa ceramah,
demonstrasi, atau praktek dengan menggunakan sarana atau alat bantu mengajar. Kemudian untuk mengetahui apakah tujuan kurikulum telah
berhasil atau tidak setelah peserta didik mendapatkan isi kurikulum dengan metode tertentu dilakukan evaluasi.
Kajian diatas masih dalam ruang lingkup kurikulum secara umum. Kurikulum pendidikan luar sekolah berbeda dengan kurikulum pendidikan
formal, BLK Yogyakarta sebagai institusi penyelenggara latihan kerja mempunyai visi: terciptanya tenaga kerja yang terampil, ahli produktif dan
kompetitif yang mampu memasuki pasar kerja nasional dan internasional. Serta mempunyai misi yaitu: 1 Meningkatkan kualitas aparatur melalui
pendidikan dan latihan, 2 Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga
kerja melelui pelatihan diberbagai jenis keterampilan dan keahlian dengan memenfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia, 3 Meningkatkan
relevansi dan efisiensi program pelatihan sesuai kebutuhan yang dinamis. BLK Yogyakarta mempunyai fungsi sebagai pelaksana teknis
operasional dibidang pelatihan tenaga kerja, dengan tugas: 1 Menyelenggarakan
pelatihan tenaga
kerja tingkat
ahli, 2
Menyelenggarakan pelatihan dibidang tertentu sesuai job order dari pengguna tenaga kerja, 3 Menyelenggarakan pelatihan institusional dan
perekayasaan perkembangan teknologi, 4 Menyelenggarakan kerjasama peletihan, 5 Mendayagunakan fasilitas pelatihan, 6 Menyelenggarakan
ketatausahaan. Berdasarkan beberapa kajian di atas, dapat dinyatakan bahwa
kurikulum BLK merupakan seperangkat perencanaan dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, serta kegiatan proses pembelajaran
yang dibuat oleh Direktorat Bina Pemagangan Departemen Tenaga Kerja dengan mengacu pada stsndar kompetensi untuk hotel dan restoran agar
mencapai tujuan pelatihan yang diinginkan. Dari hal tersebut BLK sebagai salah satu lembaga pendidikan luar sekolah yang ada telah
mengembangkan sendiri kurikulum pelatihannya yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri saat ini.
b. Kurikulum Pelatihan Pemagangan Perhotelan BLK Yogyakarta.