Pelatihan Kerja a. Hakikat Pendidikan dan Latihan Kerja

Pengertian pemagangan menurut Direktorat Pemagangan hampir sama dengan pengertian pemagangan pada Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003. Namun yang perlu digarisbawahi dari pernyataan pemagangan menurut Direktorat Pemagangan adalah bahwa pemagangan merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan secara berjenjang. Jadi dalam pelaksanaan pemagangan disesuaikan sesuai dengan jenjang jabatan pekerjaan dari peserta pemagangan. Selain itu pelaksanaan pemagangan diatur oleh perjanjian atau kontrak pemagangan yang dibuat sebelum pelaksanaan pemagangan dan mengikat peserta pemagangan maupun perusahaan tempat pelaksanaan pemagangan. Berdasarkan definisi pemagangan di atas dapat disimpulkan bahwa pemagangan adalah suatu proses pendidikan dan pelatihan kerja secara sistematis dan terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dan bekerja secara langsung pada proses produksi atau jasa di perusahaan di bawah bimbingan instruktur atau karyawan yang berpengalaman guna menguasai ketrampilan tertentu dan terikat dalam kontrak pemagangan.

3. Pelatihan Kerja a. Hakikat Pendidikan dan Latihan Kerja

Kata pendidikan dan pelatihan biasanya digunakan secara bersama-sama dan lebih dikenal dengan sebutan diklat. Namun pada hakikatnya pendidikan dan pelatihan mempunyai perbedaan. Menurut Soekidjo 1998 secara teori pendidikan dan pelatihan dapat dibedakan berdasarkan hal-hal sebagai berikut : Tabel 2. Perbedaan pendidikan dan pelatihan. Pendidikan Pelatihan 1. Pengembangan kemampuan Menyeluruh overall Mengkhususkan spesific 2. Area kemampuan penekanan Kognitif, afektif, psikomotorik Psikomotorik 3. Jangka waktu pelaksanaan Panjang long term Pendek short term 4. Materi yang diberikan Lebih umum Lebih khusus 5. Penekanan penggunaan metode belajar mengajar Konvensional Inkonvensional 6. Penghargaan akhir proses Gelar degree Sertifikat non degree Perbedaan-perbedaan tersebut dalam prakteknya sangat fleksibel, dimana batas perbedaan antara pelaksanaan pendidikan dan pelatihan itu tidak ada garis yang tegas. Dalam tulisan ini, pengertian pendidikan dan pelatihan digunakan dalam satu pengertian. Beberapa pakar mendefinisikan tentang pengertian pelatihan. Soekidjo 1998 mengemukakan bahwa pelatihan training merupakan bagian dari proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan atau ketrampilan khusus seseorang atau sekelompok orang. Husaini Usman 1998 mengemukakan pendapatnya tentang pengertian pelatihan training yaitu, usaha sadar untuk memperbaiki kinerja pekerja pada pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Yang perlu digaris bawahi di sini adalah pelatihan merupakan usaha atau kegiatan yang dilakukan secara sadar. Jadi, apabila seseorang belajar suatu ketrampilan yang dilakukan di bawah pengaruh obat atau sejenisnya, maka proses belajar tersebut tidak termasuk dalam proses pelatihan. Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 1 menyebutkan bahwa pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Dari pernyataan tersebut tersirat pengertian bahwa pelatihan kerja merupakan keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja seseorang yang sesuai dengan pekerjaannya. Kinerja seseorang di sini tidak terbatas pada kecepatan dan ketepatan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu. Namun, lebih dari itu kinerja meliputi semua hal yang menyangkut pekerjaan seperti kecepatan, ketepatan, keselamatan, disiplin, efisiensi, dan lain sebagainya. Definisi pelatihan seperti yang dikutip oleh Soebagio 1993 adalah bagian dari pendidikan yang mengkaitkan proses belajar untuk meningkatkan ketrampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan teori daripada praktek. Di sini terlihat bahwa di dalam pelatihan terdapat proses belajar, yaitu proses dimana seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dan sebelum pelatihan tidak trampil menjadi trampil. Pelatihan dilaksanakan diluar sistem pendidikan, artinya bahwa pelatihan dapat dilaksanakan kapan saja dan di mana saja sesuai dengan kebutuhan peserta atau penyelenggara pelatihan. Metode yang digunakan dalam pelatihan kerja dititikberatkan pada pendekatan praktek daripada teori, karena peserta yang dilatih diharapkan dapat segera menerapkan hasil pelatihan pada pekerjaan sebenarnya. Jadi pelatihan kerja dapat dikatakan sebagai suatu aktivitas belajar yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan maupun sikap-sikap kerja yang relevan dengan tugas dan pekerjaan tertentu. Menurut Moekijat 1982 tujuan pelatihan secara umum adalah sebagai berikut: 1 Untuk mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan efektif, 2 Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional, 3 Untuk mengembangkan sikap sehingga menimbulkan kemauan kerja sama dengan rekan kerja dan dengan pimpinan. Sukamto 1988 membandingkan tujuan pendidikan kejuruan Vocational education dengan pelatihan Vocational training bahwa tujuan pendidikan kejuruan lebih bersifat umum memperluas alternatif dengan menaikkan aspirasi dan kemampuan untuk anak didik. Pelatihan atau training bertujuan untuk menghasilkan kemampuan tertentu secara spesifik sehingga sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan spesifik seperti dituntut siap pakai untuk dunia kerja. Lebih jelas lagi dikatakan bahwa pelatihan kejuruan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a menitik beratkan pada pembentukan pengetahuan dan keterampilan, b diarahkan pada satu jenis keterampilan spesifik, c dilaksanakan dalam waktu yang singkat, d lebih bersifat fleksibel, e mengacu pada kebutuhan di lapangan. Dengan demikian tanpa tujuan yang jelas tidak dapat dikatakan bahwa suatu pelatihan benar-benar berhasil dan bermanfaat. Pelatihan kerja akan menjadi sangat penting apabila kualifikasi yang dituntut oleh dunia industri sudah tidak dapat dipenuhi oleh tenaga kerja yang ada. Oleh karena itu dalam pelaksaan pelatihan tenaga kerja harus secara sistematis, terorganisasi sesuai dengan tingkat kebutuhan dunia kerja agar peserta pelatihan dapat mengetahui informasi-informasi karakteristik pekerjaan secara tepat. Di samping itu lewat pelatihan kerja dapat dikenali prosedur dan langkah kerja untuk menyelesaikan pekerjaan secara memuaskan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah suatu usaha sadar untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori.

b. Pelatihan Kerja Depnakertrans