Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pelatihan ketenagakerjaan ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah kurikulum.
Dalam perkembangan materi yang ada dalam kurikulum kejuruan khususnya food beverages product hendaknya disesuaikan dengan tugas-tugas yang
ada di industri dalam hal ini adalah hotel, di samping itu juga dengan mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan.
C. Kerangka Berpikir
Gambar 1. Diagram Kerangka Berpikir
Keberhasilan pelatihan dapat dilihat dari tingkat relevansi kurikulum pelatihan dengan kebutuhan tenaga kerja di industri. Sehingga lulusan
pelatihan diharapkan telah mampu menguasai pengetahuan teori dan ketrampilan praktek yang baik sebagai bekal untuk dapat bekerja di dunia
industri. Meskipun pada kenyataannya tidak semua yang diharapkan dimiliki BLK
Sarana Prasarana Kurikulum:
Mata Latihan Praktek 70 Mata Latihan Teori 30
Proses Belajar Mengajar
Kompetensi FB Product
Lulusan BLK Industri
Hotel
oleh lulusan sesuai dengan kondisi industri yang semakin berkembang. Dengan demikian dibutuhkan kesesuaian antara kurikulum yang digunakan
dengan kebutuhan industri. Dalam upaya mengetahui seberapa besar tingkat relevansi kurikulum
yang dianggap layak digunakan sebagai pendukung kebutuhan industri, maka perlu dikaji tingkat relevansi kurikulum pelatihan kerja. Berdasarkan hal
tersebut peneliti akan melakukan penelitian tingkat relevansi kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan BLK Yogyakarta kompetensi keahlian food
beverages product dengan keahlian tenaga kerja hotel di Yogyakarta.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Seperti apa kurikulum yang diajarkan di BLK Yogyakarta? 2. Bagaimana pendapat industri tentang relevansi kurikulum pelatihan
pemagangan perhotelan kompetensi food beverages product di BLK Yogyakarta dengan kebutuhan industri?
55
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
pendapat industri tentang relevansi kurikulum pelatihan
pemagangan perhotelan Balai Latihan Kerja dengan kompetensi keahlian food beverages Product tenaga kerja Hotel berbintang empat dan lima di
Yogyakarta. Termasuk penelitian deskriptif karena dalam penelitian ini tidak dilakukan kontrol terhadap variabel, dan data yang terkumpul diuraikan dan
dirinci secara jelas kemudian diinterpretasikan sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dan dipaparkan dalam bentuk deskripsi. Penelitian diskriptif
merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Suharsimi Arikunto, 1992.
Penelitian dilaksanakan dengan melakukan kegiatan observasi di BLK Yogyakarta
terlebih dahulu, kemudian menyebarkan angket kepada responden. Pada angket terdapat butir-butir pertanyaan yang harus dijawab
oleh responden secara terbuka dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Data hasil angket yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif.
B. Variabel Penelitian
Variabel menurut Sugiyono 1998 merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Berdasarkan kajian teori maka variabel penelitian yang ingin