Lanjutan Tabel 1. No
Mata Latihan Jam Latihan
PT KK
JML
11 12
13 14
15 16
17 18
19 Menyediakan Pelayanan yang Bertanggung Jawab
Terhadap Minuman Beralkohol Menyediakan Layanan Kamar
Meyediakan Layanan Saran Ahli Minuman Anggur Membersihkan dan Merapikan Area Bar
Menyediakan Layanan Makanan dan Minuman Bahasa Inggris untuk Industri Hotel
Oriental Food Workshop Laboratory
Persiapan UJK 8
16 8
- 8
56 8
- 72
16 16
8 16
40 -
20 256
- 24
32 16
16 48
56 28
256 72
Jumlah A 264
544 808
B. Rotasi Kerja
- 1088
1088 C.
Uji Ketrampilan 5
19 24
Jumlah A+B+C 269
1651 1920
Kurikulum Pelatihan Pemagangan Perhotelan Tahun Ketiga No
Mata Latihan Jam Latihan
PT KK
JML A.
1
2 3
4 5
6 7
8
9 10
11 12
13 14
15
Kelompok Inti Menyiapkan Sayuran, Telur dan Makanan yang Terbuat
dari Tepung Menyiapkan Sup
Menyiapkan dan Memasak Aneka Hidangan Hasil Laut Menyiapkan dan Membuat Makanan Pelengkap
Menyiapkan dan Membuat Salad Gado-gado, Urap, Rujak
Menyiapkan dan Membuat Bumbu Menyiapkan dan Membuat Hidangan Nasi dan Mie
Menyiapkan dan Membuat Hidangan Daging, Daging Ayam Sea Food dan Kare Sayur-sayuran
Menyiapkan dan Membuat Pastry Menyajikan Makanan Penutup
Menyiapkan dan Membuat Dessert Indonesia Monitoring Pendapatan dan Biaya Jasa Boga
Bahasa Inggris untuk Industri Hotel Menyiapkan dan Memasak Unggas
Workshop Laboratory -
- 8
- -
- -
-
8 8
- 16
48 8
264 8
8 24
8 16
8 16
32
24 32
32
- -
16 -
8 8
32 8
16 8
16 32
32 40
32 16
48 24
264
Jumlah A 360
224 584
B. 1
2 3
Rotasi KerjaMagang Garde Manger
Entremetier Saucier
- -
- 310
310 310
310 310
310
Lanjutan Tabel 1. No
Mata Latihan Jam Latihan
PT KK
JML
4 Pastry
- 310
310
Jumlah B 1240
1240 C
1 2
Uji Ketrampilan Persiapan
Pelaksanaan
32 12
40 12
72 24
Jumlah C 44
52 96
Jumlah A+B+C 140
1920 1920
Keterangan: PT
: Pengetahuan Terkait Teori KK
: Kompetensi Kerja Praktek JML
:Jumlah 1 Jam Pelajaran 45 Menit
Program pemagangan disusun dengan pengelompokan mata latihan berdasarkan fungsi mata latihan tersebut terhadap program pekerjaan.
Secara menyeluruh pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Latihan di BLK
a Materi latihan kelompok umum terdiri dari mata latihan untuk memberikan dasar mental ideologi guna pembinaan perilaku dan
kepribadian termasuk kepemimpinan. b Materi latihan kelompok inti terdiri dari mata latihan kejuruan yang
memberikan pengetahuan kemampuan kerja sesuai dengan kejuruannya.
c Materi pelatihan penunjang terdiri dari mata latihan yang menunjang pelaksanaan kerja.
d Workshop laboratory adalah kelompok materi yang mendiskusikan dan percobaan-percobaan yang mendukung pada pekerjaan yang ada
di perusahaan.
2. Rotasi kerja di perusahaan adalah jenis pekerjaan yang telah dilaksanakan di BLK yang kemudian akan diulang di Hotel selama
mengikuti proses produksi dengan sistem bergiliran atau rotasi sesuai dengan kondisi masing-masing hotel.
3. Uji Pemagangan digunakan untuk mengetahui kualifikasi pengetahuan dan ketrampilan tertentu sesuai dengan kejuruannya masing-masing.
c. Materi Pelatihan Food Beverages Product
1 Persiapan Preparing
Persiapan mencakup semua jenis yang dibutuhkan untuk bekerja seperti bahan pangan, alat pekerjaan, furnitur dll.keperluan yang
disiapkan berdasarkan menu yang dibuat dan jumlah karyawan yang ada, jadi setiap bagian dapur menyiapkan keperluan yang berbeda.
Dwi Djelantik, 1999 a Teknik potongan sayuran
Dalam teknik potongan sayuran ada berbagai macam bentuk dan nama antara lain: 1 Jardiniere adalah potongan sayuran
berbentuk batang korek api dengan ukuran 1 mm x 1 mm x 3 mm, 2 Julienne adalah potongan sayuran berbentuk jari dengan ukuran
1 cm x 1 cm x 3 cm, 3 Paysanne adalah macam-macam bentuk dengan tebal 1 cm, 4 Brunoise adalah potongan sayuran
berbentuk kubus kecil dengan ukuran 1 mm x 1mm x 1mm, 5 Macedoine adalah potongan sayuran dengan bentuk kubus besar
dengan ukuran 1 cm x 1cm x 1cm, 6 Barrel adalah potongan
sayuran berbentuk segi lima panjang 3 cm, 7 Lozange adalah potongan sayuran berbentuk segi empat tipis dengan ukuran 1 cm x
1 cm x tebal 1 mm. b Teknik Potongan Kentang
Teknik dalam memotong kentang ada beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan hidangan pokok. Macam-macam teknik
memotong kentang antara lain: 1 French Fried Potatoes adalah kentang berbentuk balok panjang memiliki ukuran 6 cm x 1 cm x 1
cm, 2 Mignonekde adalah potongan kentang bentuk batang korek api dengan ukuran 7 mm x 7 mm x 50 mm, 3 Mtachstick adalah
kentang bentuk batang korek api lebih kecil dengan ukuran 5 mm x 5 mm x 50 mm, 4 Pommes Chips adalah kentang dengan irisan
bulat tipis-tipis, 5 Pommes Palile adalah irisan kentang berbentuk jerami, 6 Pommes Gaufrettes adalah irisan kentang berbentuk
wafel, 7 Barrel adalah irisan kentang berbentuk oval dengan ukuran 3 cm
– 5 cm, 8 Pommes Pariesienne adalah irisan berbentuk kleren besar
c Teknik Potongan Ikan Proses pekerjaan untuk memotong ikan atau memisahkan bagian
fillet ini dari tulang belakang disebut dengan istilah filleting dan proses menguliti disebut skinning. Memotong ikan menjadi
bentuk-bentuk tertentu berarti juga memotong menjadi porsi-porsi tertentu. Dalam potongan ikan ada bermacam-macam bentuk dan
namanya, antara lain : 1 darne adalah potongan ikan yang dipotong melintang, dari ikan bertubuh bulat yang utuh; 2
troncon adalah potongan ikan yang dipotong melintang, dari ikan yang bertubuh pipih yang utuh; 3 supreme atau
fillet yaitu potongan ikan yang diiris mengiring dari fillet ikan. Supreme
biasanya dipotong dari fillet ikan bertubuh bulat yang besar; 4 goujon adalah potongan ikan yang berbentuk sirip panjang. Goujon
biasanya terbuat dari trimming yang didapat pada waktu proses portioning yang panjangnya sekitar 6-8 cm. Dwi Djelantik, 1999
2 Teknik mengolah dengan panas basah most heat cooking adalah mengolah bahan makanan dengan bantuan cairan, baik cairan
berbentuk air, kaldu, susu atau bahan cair lainnya. Jenis-jenis teknik pengolahan panas basah adalah :
a Boilling adalah mengolah makanan dalam cairan yang sedang mendidih 100
C. b Simmering adalah merebus bahan makanan dalam air pada suhu
950 – 980 C dengan perbandingan air dan bahan makanan sepuluh
banding satu. Tujuan simmer untuk mengeluarkan zat ekstraktif pada bahan makanan.
c Poaching adalah merebus makanan di bawah titik didih, hal ini dapat dilihat dari gerakan air perebusnya yang tidak mengeluarkan
gelembung udara. Proses merebus dengan api yang sedikit kecil berkisar suhu 83
– 95 C
d Steawing adalah mengolah makanan yang lebih dahulu ditumis bumbunya. Bahan yang telah dipotong disesuaikan dengan jenis
masakannya, direbus dengan cairan yang berbumbu dan api sedang serta sering diaduk.
e Braising adalah suatu teknik merebus bahan makanan dalam cairan sedikit atau setengan dari bahannya dalam panci tertutup dilakukan
dengan api kecil secara perlahan-lahan. Braising bisa dilakukan dalam oven di atas perapian.
f Steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air panas. Bahan makanan diletakkan pada suatu tempat pengukus lalu uap
air panas disalurkan sekeliling makanan yang sedang dikukus. Blancing adalah teknik memasak dengan cara mencelupkan bahan
makanan ke dalam cairan mendidih dan diberi garam dalam waktu sangat singkat. Makanan yang telah diblancing langsung disiram
dengan air dingin yang gunanya untuk menghentikan proses pemasakan lebih lanjut. Dwi Djelantik, 1999
3 Teknik mengolah dengan panas kering dry heat cooking Teknik pengolahan panas kering dry heat cooking adalah mengolah
bahan makanan dengan panas dari segala arah baik secara langsung di atas bara maupun dengan bantuan alat misalnya mengolah di atas
loyang. Jenis-jenis teknik pengolahan panas kering yaitu : a Baking adalah mengolah bahan makanan dalam oven dengan panas
dari segala arah. Dalam teknik baking ini ada yang menggunakan
loyang di dalam oven au bain marie dimana bahan makanan diletakkan dalam loyang, contohnya : pudding caramel.
b Grilling adalah teknik mengolah makanan di atas lempengan besi panas gridle yang diletakkan di atas perapian.
c Broiling adalah mengolah bahan makanan di atas pan dadar teflon dalam teknik ini perlu sedikit minyak baik pada makanan
yang akan diolah maupun pada alat yang akan digunakan. Suhu yang dibutuhkan untuk grill sekitar 292
C. d Roasing adalah mengolah makanan dengan cara memanggang
bahan makanan dalam bentuk besar di dalam oven. e Sauteing adalah mengolah bahan makanan dengan minyak sedikit
sambik diaduk dan dilakukan secara cepat shallow frying. Teknik ini lazim dilakukan pada masakan China, dan dipakai sebagai
teknik penyelesaian pada sayuran kontinental. Frying adalah mengolah bahan makanan dengan minyak banyak
hingga memperoleh hasil yang krispi atau kering deep frying. Teknik deep frying ini dilakukan seketika akan dihidangkan, bahan
makanan harus terendam dalam minyak, jika makanan telah matang biasanya akan mengapung. Dwi Djelantik, 1999
4 Hotel Terminologi Istilah-istilah dalam perhotelan
Contoh istilah dalam FB Product:
Marinade; merendam bahan dalam cairan berbumbu, untuk memberi rasa atau untuk mencegah agar bahan tidak rusak Agus Sulastiyono,
1999 5 Sandwich
a Pengertian Sandwich. Suatu makanan yang dibuat dari roti tawar diolesi dengan mentega, mustard atau mayonnaise, diberi isi yang
sesuai dan tutup dengan roti. Dipotong dalam bentuk persegi atau segitiga.
b Komposisi sandwich : 1. Bread, 2. Spread, 3. Filling, 4, garnish.
c Fungsi sandwich ; 1. Sebagai hidangan breakfast, 2. Sebagai hidangan tea time, dan 3. Sebagai hidangan selingan. Dwi Djelantik,
1999 6 Kaldu Stock
a Pengertian Kaldu Kaldu menurut Dwi Djelantik 1999. Diartikan sebagai air rebusan
bahan makanan hewani yang dimasak dalam waktu tertentu, dengan menambahkan sayuran, sebagai bahan penambah aroma bouquet
garni. b Fungsi Kaldu : 1 merangsang alat pencernaan sehingga
menimbulkan nafsu makan, 2 sebagai dasar dalam pembuatan sup dan saus, 3 sebagai penyedap yang dapat ditambahkan dalam
masakan tertentu.
c Macam-macam kaldu : 1 kaldu putih white stock, 2 kaldu coklat brown stock
7 Sup Soup a Pengetiap Sup yaitu hidangan yang banyak mengandung gizi
biasanya dihidangkan sebagai makanan pembuka, makanan ringan atau sebagai pelengkap makanan pokok Dwi Djelantik, 1999
b Macam-macam sup : 1 sup jernih clear soup, 2 sup jernih yang beraroma tajam consomme, 3 sup kental thick soup, 4 krim sup
cream soup dan sup veloute veloute soup, 5 sup spesial special soup, 6 sup nasional national soup.
8 Saus a Pengertian Sauce
Menurut Dwi Djelantik 1999 sauce diartikan sebagai cairan atau bahan setengah cair yang diberikan pada daging, ikan, sayuran atau
manisan dengan maksud untuk menambah rasa makanan. b Saos dasar dikelompokkan sebagai berikut : 1 saos dingin dan saos
panas, 2 saos dasar coklat, 3 saos dasar tomat, 4 saos dasar dari minyak selada, 5 saos dasar putih, 6 saos dasar mentega, 7 saos
dasar manis. 9 Dim Sum
Dim sum merupakan salah satu makanan tradisional China. Biasanya disajikan sebagai hidangan sarapan, bersama minuman pahit khas cina.
Teh hangat akan melarutkan lemak yang ada dalam dim sum. Di China
dim sum banyak dijual di kedai-kedai teh. Para pramusaji akan mendorong trolly berisi berbagai jenis dim sum. Dim sum yang dipilih
oleh pembeli akan diletakkan dalam wadah bambu kecil atau piring- piring kecil, teknik pembuatan dim sum umumnya adalah dengan cara
dikukus, digoreng, direbus, dan dipanggang.pada umumnya dim sum dibuat sebagai makanan ringan namun cukup mengenyangkan, dibuat
dalam ukuran mungil. Dim sum rasa asin gurih biasanya dihidangkan sebagai hidangan sarapan, sedangkan dim sum manis dihidangkan
sebagai camilan. Lanny Soechan,2006 10 Salad
a Pengertian salad Menurut Dwi Djelantik 1999 salad adalah campuran dari sayuran
hijau segar, buah, daging, unggas dan ikan yang dihidangkan bersama dressing atau hanya terdiri dari buah segar dan juice.
b Fungsi salad : 1 sebagai hidangan appetizer, 2 sebagai hidangan accompanismentside dish, 3 sebagai hidangan main dish.
c Komposisi salad terdiri dari : 1 underliner, 2 body, 3 dressing, 4 garnish
d Klasifikasi salad terdiri dari : 1 saimple salad, 2 compound salad, 3 American salad.
11 Urap Untuk hidangan ini digunakan bermacam-macam sayuran yang telah
direbus atau dikukus, seperti kangkung, daun ubi, daun singkong,
bayam, kacang panjang, buncis, taoge, dan petai cina yang masih muda. Kuluban dapat dimakan dengan sambal kelapa bumbu urapan.
Sambal kelapa tersebut dapat dibuat secara mentah atau dimasak.rasa sambal yang mentah lebih manis daripada yang dimasak. Supaya
bumbu urapan tidak lekas basi, bumbu dapat dimasak dengan cara dikukus atau disangan. Marwanti, 2000
12 Gado-gado Gado-gado adalah hidangan sayuran seperti pecel, tetapi sayurannya
sebagian mentah dan sebagian masak. Masakan ini kelihatan lebih mewah sehingga agak berbeda dengan pecel. Selain bahan sayur-
saturan disertakan tahu, tempe goreng, telur, kentang rebus, kerupuk udang atau emping, bawang merah goreng, serta lontong. Sambalnya
pun agak berbeda karena sambal harus direbus dengan santan, lebih halus dan lebih cair daripada sambal pecel. Bumbunya tanpa kencur
dan daun jeruk purut, tetapi ditambah bawang merah serta kecap. Cara menghidangkan adalah sebagai berikut: sayur-sayuran dihias dengan
tahu, tempe, dan telur. Kemudian dituangi sambal dan ditaburi kerupuk atau emping serta bawang merah goreng. .Marwanti, 2000
13 Rujak petis atau rujak cingur Untuk rujak cingur digunakan macam-macam sayuran, buah-buahan
dan makanan sumber protein. Bahan-bahan yang digunakan adalah kangkung dan taoge rebus, mangga muda, kedondong, tahu dan tempe
goreng, cingur sapi rebus dan goreng, serta kerupuk. Sambalnya adalah
sambal petis udangatau petis ikan. Semua bahan tersebut diatasdiiris dan dicampurmenjadi satu dengan sambal.Marwanti, 2000
2. Pemagangan
Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 1 :
“Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga
pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan
instruktur atau
pekerjaburuh yang
lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang danatau jasa di
perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.”
Pernyataan tersebut mengandung maksud bahwa pemagangan dilaksanakan di dua tempat, yaitu di lembaga pelatihan dan di tempat
bekerja atau perusahaan. Dalam pelaksanaannya peserta pemagangan dibimbing langsung oleh supervisor yang menjadi atasannya atau oleh
pekerja lama yang lebih berpengalaman. Untuk menguasai ketrampilan atau keahlian tertentu, peserta pemagangan dilibatkan secara langsung
dalam pekerjaan yang sedang ditangani oleh perusahaan tempat pelaksanaan pemagangan.
Pengertian pemagangan menurut Direktorat Bina Pemagangan Departemen Tenaga Kerja 1997 :
“ Pemagangan adalah suatu proses pendidikan dan pelatihan secara sistematis dan terorganisir, dilakukan secara terpadu dan
berjenjang di lembaga pendidikan atau pelatihan dan bekerja secara langsung dalam proses produksi atau jasa di perusahaan,
agar peserta latihan memiliki ketrampilan dan kompetensi bagi suatu profesi tertentu sesuai dengan kebutuhan dunia usaha
dimana peserta pemagangan dan dunia usaha terikat dalam kontrak
pemagangan.”
Pengertian pemagangan menurut Direktorat Pemagangan hampir sama
dengan pengertian
pemagangan pada
Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003. Namun yang perlu digarisbawahi dari
pernyataan pemagangan menurut Direktorat Pemagangan adalah bahwa pemagangan merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan secara
berjenjang. Jadi dalam pelaksanaan pemagangan disesuaikan sesuai dengan jenjang jabatan pekerjaan dari peserta pemagangan. Selain itu
pelaksanaan pemagangan diatur oleh perjanjian atau kontrak pemagangan yang dibuat sebelum pelaksanaan pemagangan dan mengikat peserta
pemagangan maupun perusahaan tempat pelaksanaan pemagangan. Berdasarkan definisi pemagangan di atas dapat disimpulkan
bahwa pemagangan adalah suatu proses pendidikan dan pelatihan kerja secara sistematis dan terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dan
bekerja secara langsung pada proses produksi atau jasa di perusahaan di bawah bimbingan instruktur atau karyawan yang berpengalaman guna
menguasai ketrampilan tertentu dan terikat dalam kontrak pemagangan.
3. Pelatihan Kerja a. Hakikat Pendidikan dan Latihan Kerja
Kata pendidikan dan pelatihan biasanya digunakan secara bersama-sama dan lebih dikenal dengan sebutan diklat. Namun pada
hakikatnya pendidikan dan pelatihan mempunyai perbedaan. Menurut Soekidjo 1998 secara teori pendidikan dan pelatihan dapat dibedakan
berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
Tabel 2. Perbedaan pendidikan dan pelatihan. Pendidikan
Pelatihan
1. Pengembangan kemampuan
Menyeluruh overall
Mengkhususkan spesific
2. Area kemampuan penekanan
Kognitif, afektif, psikomotorik
Psikomotorik 3. Jangka waktu
pelaksanaan Panjang
long term Pendek
short term 4. Materi yang
diberikan Lebih umum
Lebih khusus 5. Penekanan
penggunaan metode belajar
mengajar Konvensional
Inkonvensional 6. Penghargaan akhir
proses Gelar
degree Sertifikat
non degree Perbedaan-perbedaan tersebut dalam prakteknya sangat fleksibel,
dimana batas perbedaan antara pelaksanaan pendidikan dan pelatihan itu tidak ada garis yang tegas. Dalam tulisan ini, pengertian pendidikan dan
pelatihan digunakan dalam satu pengertian. Beberapa pakar mendefinisikan tentang pengertian pelatihan.
Soekidjo 1998 mengemukakan bahwa pelatihan training merupakan bagian dari proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan atau
ketrampilan khusus seseorang atau sekelompok orang. Husaini Usman 1998 mengemukakan pendapatnya tentang pengertian pelatihan
training yaitu, usaha sadar untuk memperbaiki kinerja pekerja pada pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Yang perlu digaris bawahi di
sini adalah pelatihan merupakan usaha atau kegiatan yang dilakukan secara sadar. Jadi, apabila seseorang belajar suatu ketrampilan yang
dilakukan di bawah pengaruh obat atau sejenisnya, maka proses belajar tersebut tidak termasuk dalam proses pelatihan.
Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 1 menyebutkan bahwa pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk
memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat
keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Dari pernyataan tersebut tersirat pengertian bahwa
pelatihan kerja merupakan keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja seseorang yang sesuai dengan pekerjaannya.
Kinerja seseorang di sini tidak terbatas pada kecepatan dan ketepatan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu. Namun, lebih dari itu
kinerja meliputi semua hal yang menyangkut pekerjaan seperti kecepatan, ketepatan, keselamatan, disiplin, efisiensi, dan lain sebagainya.
Definisi pelatihan seperti yang dikutip oleh Soebagio 1993 adalah bagian dari pendidikan yang mengkaitkan proses belajar untuk
meningkatkan ketrampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan teori
daripada praktek. Di sini terlihat bahwa di dalam pelatihan terdapat proses belajar, yaitu proses dimana seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi
tahu, dan sebelum pelatihan tidak trampil menjadi trampil. Pelatihan dilaksanakan diluar sistem pendidikan, artinya bahwa pelatihan dapat
dilaksanakan kapan saja dan di mana saja sesuai dengan kebutuhan peserta
atau penyelenggara pelatihan. Metode yang digunakan dalam pelatihan kerja dititikberatkan pada pendekatan praktek daripada teori, karena
peserta yang dilatih diharapkan dapat segera menerapkan hasil pelatihan pada pekerjaan sebenarnya.
Jadi pelatihan kerja dapat dikatakan sebagai suatu aktivitas belajar yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan maupun
sikap-sikap kerja yang relevan dengan tugas dan pekerjaan tertentu. Menurut Moekijat 1982 tujuan pelatihan secara umum adalah sebagai
berikut: 1 Untuk mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan efektif, 2 Untuk mengembangkan
pengetahuan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional, 3 Untuk mengembangkan sikap sehingga menimbulkan kemauan kerja
sama dengan rekan kerja dan dengan pimpinan. Sukamto 1988 membandingkan tujuan pendidikan kejuruan
Vocational education dengan pelatihan Vocational training bahwa tujuan pendidikan kejuruan lebih bersifat umum memperluas alternatif
dengan menaikkan aspirasi dan kemampuan untuk anak didik. Pelatihan atau training bertujuan untuk menghasilkan kemampuan tertentu secara
spesifik sehingga sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan spesifik seperti dituntut siap pakai untuk dunia kerja. Lebih jelas lagi dikatakan
bahwa pelatihan kejuruan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a menitik beratkan pada pembentukan pengetahuan dan keterampilan, b diarahkan
pada satu jenis keterampilan spesifik, c dilaksanakan dalam waktu yang
singkat, d lebih bersifat fleksibel, e mengacu pada kebutuhan di lapangan. Dengan demikian tanpa tujuan yang jelas tidak dapat dikatakan
bahwa suatu pelatihan benar-benar berhasil dan bermanfaat. Pelatihan kerja akan menjadi sangat penting apabila kualifikasi
yang dituntut oleh dunia industri sudah tidak dapat dipenuhi oleh tenaga kerja yang ada. Oleh karena itu dalam pelaksaan pelatihan tenaga kerja
harus secara sistematis, terorganisasi sesuai dengan tingkat kebutuhan dunia kerja agar peserta pelatihan dapat mengetahui informasi-informasi
karakteristik pekerjaan secara tepat. Di samping itu lewat pelatihan kerja dapat dikenali prosedur dan langkah kerja untuk menyelesaikan pekerjaan
secara memuaskan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah suatu usaha sadar untuk memberi, memperoleh, meningkatkan,
serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih
mengutamakan praktek daripada teori.
b. Pelatihan Kerja Depnakertrans
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Depnakertrans bertanggung jawab terhadap sistem ketenagakerjaan nasional. Dalam
kaitannya dengan kewajiban untuk mempersiapkan angkatan kerja memasuki dunia kerja dan mengembangkan serta meningkatkan mutu
tenaga kerja, Depnakertrans mengadakan program-program pelatihan ketenagakerjaan. Salah satunya adalah Balai Latihan Kerja yang
merupakan lembaga pendidikan pelatihan ketenagakerjaan yang bersifat
non formal dibawah naungan Depnakertrans, yang menyelenggarakan berbagai pelatihan atau kursus bagi calon tenaga kerja dan pelatihan untuk
meningkatkan mutu tenaga kerja. Program pelatihan kerja dimaksudkan sebagai program pelatihan
yang diselenggarakan untuk memberi bekal pengetahuan dan kompetensi kerja bagi tamatan pendidikan sekolah yang belum memiliki kemampuan
untuk bekerja sehingga siap untuk memasuki lapangan kerja baik sebagai tenaga kerja pelaksana untuk bekerja pada suatu perusahan ataupun
bekerja mandiri. Jadi, menurut pernyataan-pernyataan di atas pelatihan merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan sikap kerja, pengetahuan
kerja dan ketrampilan tenaga kerja pada tugas pekerjaan tertentu agar dapat bekerja dengan hasil yang lebih baik.
Pelatihan kerja yang dilaksanakan oleh BLK termasuk jenis preservice training yaitu untuk meningkatkan produktivitas kerja dan
adaptasi ketrampilan terhadap persyaratan kerja yang sesuai dengan kemajuan teknologi serta mempermudah penempatan bagi calon tenaga
kerja baik dalam hubungan kerja di industri maupun usaha mandiri. Dalam mencapai tujuan tersebut strategi pembinaan pelatihan diarahkan agar
pelatihan kerja mampu berfungsi memenuhi tuntutan dunia industri sesuai dengan perkembangan teknologi dan perkembangan pembangunan.
Strategi pelatihan kerja di BLK menggunakan pendekatan kesisteman, dibina secara terpadu dan berkesinambungan serta berperan
secara optimal dalam menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai, terampil, disiplin dan produktif.
4. Kompetensi a. Kompetensi Kejuruan
Kompetensi berasal dari kata “Competence
” yang berarti kecakapan,
kemampuan. Kompetensi
merupakan pengetahuan,
ketrampilan, dengan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak Depdiknas, 2002. Kebiasaan berpikir dan
bertindak secara konsisten serta secara terus-menerus memungkinkan seseorang menjadi berkompeten. Artinya pengetahuan, ketrampilan dan
nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.
Pengertian kompetensi menurut pasal 35 ayat 2 Undang-Undang Pendidikan RI Nomor 20 Tahun 2003. Kompetensi adalah seperangkat
tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Secara umum, pengertian kompetensi dikaitkan dengan pengetahuan, keterampilan, perilaku dan
nilai-nilai yang dimiliki peserta didik sesudah mengikuti pendidikan Kepmendiknas No. 232U2000; No 045U2002. Menurut Bloom dalam
Moh Uzer Usman 1995 menyatakan kompetensi seseorang terdiri dari tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Ranah afektif menekankan hasil belajar yang bersifat intelektual. Ranah
kognitif menekankan hasil belajar yang bersifat perasaan emosi, derajat penolakan atau penerimaan. Ranah psikomotorik menekankan ketrampilan
gerak, pemakaian bahan, benda atau perbuatan yang membutuhkan koordinasi otot dan syaraf.
Kompetensi tidak semata-mata diartikan sebagai kemampuan melaksanakan tugas secara teknis yang bersifat unjuk kerja yang dapat
diamati performance observable tetapi juga menyangkut kemampuan- kemampuan dasar key competencies yang bersifat intelektual dan mental
emosional yang sangat diperlukan untuk perkembangan sikap profesional dalam pekerjaan dan perkembangan aspek-aspek kehidupan yang lebih
luas, seperti peka dan responsif terhadap berbagai hal yang terjadi, rasional dan berfikir logis, membuat keputusan, bertanggung jawab, mandiri, dan
dapat bekerjasama Depdikbud 1999. Berbagai pengertian kompetensi di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melaksanakan pekerjaan tertentu yang bersifat intelektual, mental
emosional dan keterampilan dalam pengembangan sifat profesional dan aspek-aspek kehidupan yang lebih luas yang diperoleh melalui pendidikan
dan ketrampilan. Kompetensi kejuruan adalah kesanggupan untuk melakukan
tindakan atau kerja dengan kecakapan dan ketrampilan yang diperoleh melalui pembawaan dan latihan atau praktik tertentu yang dimiliki
individu sebagai pencerminan kecerdasan. Penentuan keberhasilan belajar
untuk kompetensi kejuruan didasarkan atas standar minimal tingkat penguasaan yang dipersyaratkan dan bersifat individual Sukadi 2003.
Dari pengertian kompetensi kejuruan diatas, kompetensi kejuruan food beverages product diartikan sebagai kesanggupan atau kemampuan untuk
melakukan tindakan atau bekerja dengan kecakapan dan ketrampilan yang diperoleh melalui pembawaan dan latihan atau praktik bidang food
beverages product yang dimiliki individu sebagai pencerminan kecerdasan seseorang.
Peningkatan kompetensi profesional di Indonesia merupakan hal yang penting dalam rangka pembinaan tenaga kerja Indonesia yang handal
dan siap bersaing di era globalisasi. Berbagai usaha pemerintah seperti pemanfaatan BLK yang tersedia, pembentukan inkubator, pemilihan
pelaksana pelatihan yang tepat, dan perbaikan kurikulum yang sangat sederhana akan tetapi tepat guna akan dapat membantu banyak dalam
meningkatkan kompetensi profesi tenaga kerja Indonesia. Usaha peningkatan kompetensi profesional semakin penting
artinya mengingat bahwa return terhadap jumlah tahun sekolah, hasil akademik, tempat kerja di klinik privat, dan keahlian komputer merupakan
dasar penentuan besarnya kompensasi. Bersamaan dengan itu, perbedaan gaji tenaga kerja sangat menonjol sehingga akan menimbulkan
permasalahan tersendiri, seperti yang dialami berbagai negara saat ini, dimana insentif untuk meningkatkan investasi pendidikan dan upgrading
pelatihan akan mampu mengurangi ketimpangan pendapatan.
Jelas bahwa peningkatan kompetensi profesi bukan hanya akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi suatu negara, akan tetapi juga
akan memperbaiki pemerataan pendapatan sehingga memungkinkan terciptanya pembangunan yang berkelanjutan sustainable development.
Dalam dunia perhotelan khususnya bagian food beverages product membutuhkan tenaga kerja yang profesional dalam bidangnya.
Profesional memiliki arti sikap mental seseorang yang sudah memegang suatu profesi atau pekerjaan dan sangat lekat dengan profesi itu, serta
menguasai segala aspek yang ada di dalamnya. Jika dalam profesi
memasak terdapat 20 macam aspek maka koki profesional akan menguasai dengan baik semua aspek tersebut, jadi ia dapat disebut sebagai koki
profesional profetional cook. Seorang profetional cook jika berhasil mengembangkan potensi manajerialnya akan menjadi profetional chef.
Aspek kerja job aspect yang harus dikuasai seorang koki untuk menjadi profesional menurut Bartono PH dan Rufino EM 2006 antara lain:
a Teknik Dasar Memasak Cooking Metohd b Pengetahuan Bahan Comodity
c Teknik Penyimpanan Refrigeration d Higiene, Sanitasi, Keselamatan Kerja
e Kemampuan Bahasa Asing Inggris-Prancis f Istilah Kuliner Internasional
g Teknik Pengawetan Makanan h Pengetahuan Makanan Kemasan
i Pengetahuan Bumbu Dapur j Pengetahuan Resep Standar dan Standard Yield
k Pengetahuan Menu, Menu Costing dan Planning l Pengetahuan Alat Masak dan Istilahnya
m Teknik Purchasing, Receiving, Store n Dasar-Dasar Nutrisi
o Dasar-Dasar Pembuatan Stock, Soup, Sauce p Dasar-Dasar Pastry Bakery Technology
q Dasar-dasar Butcery dan Portion Control r Teknik Ice Carving dan Buttter Carving
s Dasar Profesionalisme t Autologi Resep Internasional. Bartono PH Rufino EM, 2006
Balai Latihan Kerja Yogyakarta khususnya kejuruan perhotelan membekali peserta magang dengan berbagai macam ketrampilan dibidang
perhotelan, diantaranya kompetensi ketrampilan food beverages Product. Setelah lulus dari BLK peserta magang perhotelan dapat bekerja
di hotel sebagai cook helper dengan bidang tanggung jawab: a Datang ke tempat kerja sesuai jadwal
b Berpakaian bersih, rapi mengenakan seragam dan nametag c Memeriksa peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
pekerjaan yang ditugaskan d Memeriksa catatan chef, untuk melihat resep makanan khusus, sup dan
salad untuk setiap hari
e Menyiapkan semua bahan untuk masakan dan hiasan makanan f Memastikan semua piring, gelas dan peralatan dapur dibersihkan
dengan baik g Mencuci dan membersihkan semua piring, gelas dan lainnya
h Memeriksa oven gas dan membersihkannya i Selama operasi, membantu cook dalam memotong daging atau sayuran
dan siap mengisi tugas jika cookassistant cook tidak hadir j Menanyakan kepada chef untuk setiap tugas khusus atau tugas
tambahan yang mungkin diminta dan diperlukan setiap hari k Memeriksa tugas sampingan setiap hari dan tugas sampingan berubah
setiap minggu l Terus-menerus memeriksa semua tugas untuk memastikan standar
kualitas makanan dan selalu memeriksa ulang untuk memastikan makanan sesuai dengan permintaan tamu. Rymberthus A. Amakora
Andrikus. 2000
b. Kompetensi Food Beverages
Di hotel bertaraf internasional sering kita dengar istilah departemen food beverages sebagai bagian dari hotel. Definisi food
beverages secara umum adalah bagian yang mengurus makanan dan minuman, sedang definisi departemen food beverages secara khusus
dilihat dari dunia perhotelan adalah bagian dari hotel yang mengurus dan bertanggung jawab terhadap kebutuhan pelayanan makan dan minum serta
kebutuhan lain yang terkait, dari para tamu yang tinggal maupun tidak di
hotel tersebut dan dikelola secara komersial serta profesional.Agus Sulastiyono, 1999
Fungsi departemen food beverages adalah sebagai sarana yang harus ada di hotel, yang keberadaanya merupakan salah satu sumber
pendapatan bagi hotel. Departemen food beverages merupakan departemen yang memegang peranan penting dalam suatu hotel. Sekalipun
demikian departemen ini tidak dapat berdiri sendiri, karena sangat tergantung pada departemen lain seperti departemen house keeping,
engineering, accounting, front office, dsb. Departemen food beverages dapat dibagi menjadi 2 bagian
sesuai tugasnya masing-masing, yaitu bagian depan front service biasanya terdiri dari restoran, bar, banquet dan room service. Petugas pada
bagian ini langsung berhubungan dengan para tamu. Departemen food beverages bagian belakang back service biasanya terdiri dari kitchen
bagian dapur, stewarding, service bar, dan kantin karyawan. Disebut back service karena tidak langsung berhubungan dengan para tamu dan
sebagai perantaranya adalah pramusaji. Walaupun terpisah kedua bagian tersebut saling bergantung satu sama lain dan harus selalu bekerja sama
dalam satu tim. Tujuan departemen food beverages : a Menjual makanan dan
minuman sebanyak-banyaknya dengan harga yang sesuai. b Memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada tamu hingga tamu merasa puas. Hal ini
menyangkut mutu pelayanan, mutu makanan dan minuman, sikap
karyawan, dekorasi ruang serta suasana sekitar, peralatan yang dipakai dan sanitasinya.
c Mendapat
keuntungan sebesar-besarnya
dan kesinambungan usaha. d Agar tujuan departemen food beverages dapat
terlaksana sesuai harapan, dibutuhkan tenaga kerja dibidang food beverages yang profesional. Untuk mendukung tujuan tersebut Balai
latihan Kerja membekali peserta pelatihan pemagangan perhotelan dengan berbagai ketrampilan dibidang food beverages Product.
Pada tahun pertama peserta dibekali kemampuan dasar yang masih bersifat umum. Tahun kedua peserta sudah mulai di arahkan pada
kompetensi yang lebih spesifik. Pada pemagangan tahun ketiga peserta pemagangan mengambil spesialisasi, Mata latihan yang diajarkan dapat
dilihat pada tabel 2:
Tabel 3. Mata Latihan Yang Diajarkan dalam Pelatihan Pemagangan Perhotelan
Tahun ke-1 Ketrampilan Umum
Tahun ke-2 Spesifikasi Food
Beverages Product Tahun ke-3
Spesialisasi Food Beverages Product
• Hubungan Food
Product dengan pelayanan makanan dan
minuman pelayanan makanan dan minuman
• Teknik dasar memasak
• Menyusun dan
mempersiapkan makanan.
• Menyiapkan kaldu,
saus dan sup. •
Mengidentifikasi dan menyiapkan daging.
• Menyiapkan dessert
panas dan dingin. •
Oriental Food. •
Menyiapkan dan memasak hidangan laut.
• Menyiapkan dan membuat
hidangan pelengkap. •
Menyiapkan dan membuat salad.
• Menyiapkan dan membuat
hidangan nasi dan mie. •
Menyiapkan dan memasak daging, unggas dan kare
sayur-sayuran. •
Menyiapkan dan membuat aneka pastry.
• Menyiapkan dan membuat
dessert Indonesia.
5. Perhotelan a. Sejarah hotel
Menurut Wikipedia Indonesia mengenai sejarah dan pengertian, hotel berasal dari kata hostel, yang dahulu diambil dari bahasa perancis
kuno. Bangunan publik ini sudah ada sejak akhir abad ke-17. Maknanya kurang lebih “tempat penampungan untuk pendatang” atau bisa juga
“bangunan yang menyediakan tempat untuk menginap dan makanan untuk umum”. Jadi pada mulanya hotel memang diciptakan untuk melayani
masyarakat. http:id.wikipedia.orwikihotel.12 Juli 2008. Perkembangaan hotel modern identik dengan perkembangan
lalulintas dan tempat beristirahat. pembangunan jaringan kereta api pada masa itu sedang gencar dan hampir di tiap permberhentian stasiun
terdapat hotel. Tujuannya adalah untuk mengakomodasi orang-orang yang baru saja bepergian dengan kereta api. Karena pada masa itu perjalanan
dengan mengguanakan kereta api sangat melelahkan, hotel-hotel pun dilengkapi dengan berbagai fasilitas hiburan. Hotel jenis ini dinamai
dengan kata “transit” karena memang ditujukan untuk para musafir. Seiring dengan perkembangan di bidang transportasi, kepopuleran hotel
transit pun tersaingi oleh kehadiran “motel”. Gabungn kata “motor hotel” atau tempat istirahat para pengendara kendaraan bermotor.
Di Indonesia, kata hotel selalu dikonotasikan sebagai bangunan penginapan yang cukup mahal. Umumnya di Indonesia dikenal hotel
berbintang, hotel melati yang tarifnya terjangkau namun hanya
menyediakan tempat menginap dan sarapan pagi, serta guest house baik yang dikelola sebagai usaha swasta seperti halnya hotel melati ataupun
mess yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan sebagai tempat menginap bagi para tamu yang ada kaitannya dengan kegiatan atau urusan
perusahaan.
b. Pengertian Hotel
Perhotelan adalah suatu industri yang termasuk jenis pelayanan jasa, baik dalam bidang jasa pelayanan akomodasi atau penginapan, juga
pelayanan jasa dalam bidang pelayanan makanan dan minuman. Menurut Marsum W.A. 1993, industri jasa perhotelan yang juga disebut sebagai
Hospitality Industry atau industri yang menjual jasa keramahtamahan yang terdiri dari : 1 Accomodation Industry adalah industri yang bergerak
dalam bidang pelayanan jasa akomodasi satau disebut juga pelayanan jasa penginapan dengan bentuk penjualan kamar-kamar hotel atau motel. 2
Food and Service Industry adalah suatu industri yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa penjualan makanan dan minuman.
Dalam hal ini menurut Marsum W.A. 1993, maju mundurnya sebuah usaha perhotelan dapat ditentukan oleh kedua unsur tersebut, yakni
accomodation industry dan food service industry. Bahkan sutu hotel bisa dikatakan berhasil dalam pencapaian tujuan apabila pendapatan dari
bidang food service industry lebih besar dari pada accomodation industry. Sedangkan pengertian lain dari perhotelan yang dikutip oleh Agus
Sulastiyono 1999 dapat dilihat berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 37PW340MPPT-86, tentang peraturan usaha dan penggolongan hotel. Bab I, Pasal 1, Ayat b,
diman pengertian hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk memberikan jasa
pelayanan penginapan, makan, minum serta lainnya bagi umum dan dikelola secara komersial.
Dilihat dari sudut komersial, ini berarti hotel adalah sebuah industri, dan industri harus dapat dikelola dengan baik. Hotel adalah
bangunan yang
khusus disediakan
bagi orang
untuk dapat
menginapistirahat, memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan dipungut biaya, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan
dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran Undang-undang RI No. 25 Tahun 2000.
Sedangkan menurut American Encyclopedia 1989 yang dikutip oleh Marsum W.A. 1993, hotel adalah suatu badan usaha yang
menyediakan sarana bagi kaum pelancong dan musafir. Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan dapat dilihat terdapat beberapa unsur
pokok yang terkandung dalam pengertian hotel sebagai suatu kondisi komersial yaitu :
1. Hotel adalah suatu bangunan, lembaga, perusahaan, atau badan usaha akomodasi.
2. Menyediakan fasilitas pelayanan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa-jasa lainnya.
3. Fasilitas dan pelayanan tersebut diperuntukkan bagi masyarakat umum.
4. Yang tinggal di tempat tersebut hanya untuk sementara waktu. 5. Akomodasi itu dikelola secara komersial.
Bertitik tolak dari unsur-unsur pokok diatas maka dapat dirumuskan suatu definisi hotel sebagai berikut : “Hotel adalah sejenis
akomodasi yang menyediakan fasilitas dan pelayanan penginapan, makan dan minum serta jenis-jenis lainnya untuk umum yang tinggal untuk
sementara waktu dan dikelola secara komersial”.
6. Pendapat Industri
Menurut kamus Bahasa Indonesia, pendapat mempunyai arti: a pikiran atau tanggapan, b buah pikiran atau perkiraan tentang sesuatu hal
seperti orang atau peristiwa, c orang yang mula-mula mendapatkan sesuatu yang tadinya belum ada atau belum diketahui, dan d kesimpulan
sesudah mempertimbangkan, menyelidiki, mengalami, dan sebagainya. Poerwa Darminto, 1990
Pendapat merupakan suatu tanggapan seseorang yang dapat dinyatakan dalam sebuah kalimat sebagai hasil daya pikir seseorang
setelah mengamati suatu obyek. Seperti yang diungkapkan oleh Abu Ahmadi1991 mengemukakan bahwa pendapat sebagai hasil pekerjaan
pikir meletakkan hubungan antara tanggapan yang satu dengan yang lain dinyatakan dalam suatu kalimat.
Lebih lanjut dikemukaan oleh Alo Liliweri 1997 bahwa pendapat didefinisikan sebagai gambaran mengenai pengalaman seseorang terhadap
obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan maupun persepsi tentang
obyek tersebut. Dari beberapa pernyataan tersebut diatas dapat diketahui bahwa
pendapat adalah hasil pikir atau tanggapan dari seseorang terhadap obyek atau peristiwa kemudian disimpulkan, sedangkan pendapat industri adalah
hasil pikir atau tanggapan dari hotel terhadap obyek atau peristiwa kemudian disimpulkan.
7. Relevansi Kurikulum
Hamalik 1990 mengemukakan bahwa konsep pendidikan nasional dewasa ini mengacu pada penyiapan tenaga kerja yang siap pakai
dan siap adaptif. Dengan demikian lulusan lembaga pendidikan sekolah maupun luar sekolah harus siap ditempatkan dalam lapangan pekerjaan
yang sesuai dengan bidangnya dan jenjang pendidikannya, serta mampu beradaptasi dengan lingkungan kerjanya dan selalu berupaya belajar
sepanjang hidupnya. Ternyata harapan ini belum dapat terpenuhi karena kurang tersedianya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi
calon tenaga kerja dan kualitas lulusan pendidikan sekolah maupun luar sekolah masih relatif rendah serta tidak sesuai dengan kualifikasi yang
diminta oleh industri. Pendapat Djemari Mardapi dikutip oleh Ruswid 2000 menyatakan bahwa salah satu yang dianggap kelemahan SMK
adalah kekurangmampuan sekolah dalam menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai untuk memenuhi kebutuhan industri.
Untuk memperkecil kondisi kesenjangan keterampilan dan pengetahuan calon tenaga kerja maka menurut M. Bruri Triyono 1996
ada 2 hal yang harus diperhatikan : 1 harus ada kesadaran calon tenaga kerja belajar di sekolah membekali diri untuk memenuhi keterampilan
dasar dan mengadaptasikan keterampilannya secara maksimal di industri harus terus menerus dibina; dan 2 konsep siap latih melalui proses
pelatihan di industri, dimana tenaga kerja dan industri bersama-sama aktif mengembangkan kemampuan diri untuk selalu mengikuti perubahan
teknologi proses produksi, harus diwujudkan. Tilaar 1992 menyatakan bahwa keberhasilan sistem pendidikan
diukur dari sejauh mana sistem tersebut berhasil memasok tenaga kerja terampil
secara kualitas
maupun kuantitasnya
bagi kebutuhan
pembangunan. Hal ini mengandung arti bahwa lulusan dari suatu sistem pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah harus mampu berperan
dalam pembangunan nasional, sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki untuk mengisi lapangan kerja yang sesuai dengan
ketrampilan yang dimiliki. Dalam upaya membentuk lulusan pendidikan sekolah maupun luar sekolah yang berkualitas maka dibutuhkan
kesesuaian antara kurikulum pelatihan kerja yang diterapkan dengan kebutuhan industri. Kurikulum yang diterapkan dalam latihan kerja harus
mengacu pada pada kebutuhan dunia industri, sehingga diharapkan lulusan dapat bekerja dengan baik dan benar.
Peran dunia usahaindustri menurut Sukardi 1995 adalah mengoptimalkan SDM yang berkualitas melalui pemagangan. Di lembaga
pendiddikan, mereka diberi teori dan sebagian diajarkan melalui magang di dunia kerja sehingga lebih mengenal lapangan. Mereka bekerja praktik
di perusahaan selama jangka waktu tertentu sehingga dalam jangka waktu tersebut akan menjadi tenaga siap pakai dengan pola pikir yang
profesional. Secara harfiah, pemagangan diadopsi dari bahasa Jerman yaitu link and match yang berarti cara pandang bahwa pendidikan
merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat. Pemagangan sebagai suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional
yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di lembaga dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
Menurut M. Sumantri 1988 para pakar mengartikan kata relevan sebagai kebutuhan peserta didik yang harus segera dipenuhi. Lebih lanjut
lagi beliu mengemukakan bahwa mata pelajaran dalam kurikulum dianggap relevan bila membantu peserta didik untuk mengambil
keputusan, berpikir, dan melaksanakan aktivitas hidupnya. Mengutip pendapat Othaniel, beliau juga memaparkan bahwa salah satu kebutuhan
hidup tersebut adalah memilih dan mengikuti suatu pekerjaan. Dalam
konteks kurikulum, memenuhi kebutuhan peserta didik tidak hanya dilakukan pada masa sekarang, namun juga dimasa mendatang. Relevansi
merupakan salah satu faktor penting dalam menilai sebuah kurikulum, untuk mengetahui apakah kurikulum tersebut mampu mewakili semua
kebutuhan yang ada saat ini. Dachnel Kamars 1994 mengungkapkan bahwa relevansi kurikulum dengan tenagakesempatan kerja perlu
diperhatikan lebih dini dan diperkenalkan kepada anakpeserta didik agar antara potensi manusia dan potensi alam dapat dikombinasikan secara
seimbang, sehingga fungsi kurikulum yang sebenarnya dapat diwujudkan secara optimal.
Relevansi merupakan salah satu kriteria terpenting dalam pengajaran. Bruner yang dikutip oleh Tri Cahyono 2004 menyatakan
bahwa relevansi merupakan hubungan antara yang diharapkan dengan yang dicapai. Soetopo
yang dikutip oleh Chandra Aeni 2002
mendefinisikan relevansi sebagai kesesuaian, kesepadanan, keserasian program pendidikan dengan tuntutan kehidupan. Dengan kata lain
pendidikan dikatakan relevan bila hasil yang diperoleh pendidikan berguna atau fungsional bagi kehidupan.
Suatu kurikulum dianggap relevan jika berisi materi-materi yang fungsional, yakni mampu menjawab segala tuntutan perkembangan
masyarakat, terutama keterampilan bagi peserta didik dalam memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, agar kurikulum senantiasa selalu relevan
perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara kontinyu oleh kalangan
akademisi dan semua pihak yang mempunyai minat terhadap pendidikan, yaitu dengan mengumpulkan segala bentuk informasi dari pihak-pihak
terkait, diantaranya dengan industriawan, pekerja, dan masyarakat. Untuk menentukan relevan tidaknya suatu kurikulum dibutuhkan suatu kriteria
sebagai ukuran, acuan, standar, keadaan yang berkedudukan sebagai pembanding data yang diperoleh dengan pelaksanaan di lapangan. Kriteria
penentuan klasifikasi relevan tidaknya suatu kurikulum menurut Rudi Prihantoro dalam Chandra Aeni 2002 adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Kriteria Relevansi Kurikulum Nilai
Klasifikasi Deskripsi
N 80
Relevan Mampu
menyiapkan lulusannya
untuk bekerja di industri baik waktu sekarang maupun yang akan datang
60 ≤
N ≤
80
Cukup Relevan Perlu
dimodifikasi sehingga
berorientasi pada dunia kerja
N 60
Kurang Relevan Harus diadakan evaluasi kembali
serta diidentifikasi kesenjangan dan kekurangannya
Dalam penelitian ini, akan diberikan suatu gambaran mengenai tingkat relevansi materi latihan kurikulum pemagangan perhotelan Balai
latihan Kerja Yogyakarta dengan kompetensi food beverages product pada keahlian tenaga kerja hotel di Yogyakarta.
B. Penelitian yang Relevan
Dari berbagai penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, yang memiliki relevansi dengan penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian Murajiono 1998 tentang kualifikasi profil tenaga pengajar BLK Yogyakarta menyimpulkan bahwa kualitas dan profil
tenaga pengajar pada BLK Yogyakarta menunjukkan adanya indikator baik, dengan demikian permasalahan lain yang menyebabkan kurang
relevannya adalah faktor kurikulum, fasilitas praktik dan proses pembelajaran.
2. Hasil penelitian Ruswid 2000 tentang relevansi kurikulum dan peralatan pelatihan kerja jurusan otomotif program kejuruan mekanik motor bensin
pada BLKKP Yogyakarta dengan kebutuhan industri otomotif di DIY. Secara keseluruhan tingkat relevansi kurikulum dan peralatan pelatihan
kerja jurusan otomotif program kejuruan mekanik motor bensin pada BLKKP Yogyakarta dengan kebutuhan industri otomotif di DIY termasuk
dalam kategori sangat tinggi dengan tingkat pencapaian sebesar 89.9. 3. Hasi penelitian Tri Cahyono 2004 tentang evaluasi pelaksanaan program
pelatihan pemagangan kejuruan teknik listrik di BLK Yogyakarta menunjukkan tingkat relevansi kurikulum tahun I program pelatihan
pemagangan kejuruan teknik listrik di BLK Yogyakarta dengan bidang pekerjaan kelistrikan di perusahaan mencapai 80,80, sehingga dapat
dikategorikan relevan. Berdasarkan fungsi dari masing-masing mata latihan, tingkat relevansi untuk mata latihan kelompok umum mencapai
75,35 dengan kategori relevan, mata latihan kelompok inti mencapai 86,42 dengan kategori relevan, dan mata latihan kelompok penunjang
mencapai 75,43 dengan kategori relevan. Namun ada beberapa materi pelatihan yang sudah tidak relevan lagi dengan keadaan perusahaan saat
ini, khususnya untuk mata latihan kelompok penunjang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pelatihan ketenagakerjaan ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah kurikulum.
Dalam perkembangan materi yang ada dalam kurikulum kejuruan khususnya food beverages product hendaknya disesuaikan dengan tugas-tugas yang
ada di industri dalam hal ini adalah hotel, di samping itu juga dengan mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan.
C. Kerangka Berpikir