85
5.2.6. Hubungan Jenis Kelamin Anak Batita dengan Status Gizi Anak Batita
Gambar 5.13 Diagram Bar Status Gizi Anak Batita Berdasarkan Jenis Kelamin Anak Batita di Desa Tanjung Beringin Tahun
2016
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa anak batita yang mengalami gizi kurang lebih banyak dialami oleh anak batita laki-laki yaitu sebanyak 6 anak
batita 17,6 dibandingkan dengan anak perempuan yaitu sebanyak 3 anak batita 8,1.
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang turut memengaruhi kebutuhan gizi seseorang. Kebutuhan zat gizi anak laki-laki berbeda dengan anak
perempuan dan biasanya lebih tinggi karena anak laki-laki memiliki aktifitas fisik yang lebih tinggi Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007.
Hal ini mengindikasikan bahwa baik anak batita laki-laki maupun perempuan, keduanya mempunyai kemungkinan yang sama mengalami status gizi
kurang.
Laki-laki Perempuan
Status Gizi Baik 82,40
91,90 Status Gizi Kurang
17,60 8,10
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
100,00
Universitas Sumatera Utara
86
Penelitian Suhendri 2009, menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara jenis kelamin dengan status gizi balita di
Puskesmas Sepatan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang tahun 2009 dengan nilai p = 0,815.
Tidak adanya hubungan antara jenis kelamin anak batita dengan status gizi dapat dimungkinkan karena perbedaan fisik dan anatomi pada anak batita,
disamping juga pengaruh faktor genetika dan perbedaan-perbedaan dalam hal perawatan dan pemberian makanan.
5.2.7. Hubungan Pemberian Imunisasi dengan Status Gizi Anak Batita
Gambar 5.14 Diagram Bar Status Gizi Anak Batita Berdasarkan Pemberian Imunisasi di Desa Tanjung Beringin Tahun
2016
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa prevalens status gizi kurang pada anak batita berdasarkan pemberian imunisasi yang baik sebesar
13,2 sedangkan prevalens rate status gizi kurang pada anak batita berdasarkan pemberian imunisasi yang buruk sebesar 11,1.
Baik Buruk
Status Gizi Baik 86,80
88,90 Status Gizi Kurang
13,20 11,10
0,00
10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
100,00
Universitas Sumatera Utara
87
Pemberian imunisasi dikatakan baik pada anak batita apabila seorang anak batita mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan pemberian imunisasi pada anak
batita tepat waktu. Dari 71 anak batita, semua anak batita tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, akan tetapi yang membuat pemberian
imunisasi menjadi buruk karena pemberian imunisasi pada anak batita yang tidak tepat waktu 25,4.
Pemberian imunisasi pada anak batita tidak tepat waktu diasumsikan karena ibu lupa jadwal Posyandu, saat Posyandu berlangsung anak batita sedang
tidak berada di tempat, anak batita dalam keadaan sakit, cuaca hujan yang membuat ibu tidak membawa anaknya ke Posyandu dan jarak yang jauh dari
rumah ke tempat Posyandu.
5.3. Hubungan Imunisasi dengan Status Gizi Anak Batita