Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Anak Batita

78

5.2.3. Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Anak Batita

Gambar 5.10 Diagram Bar Status Gizi Anak Batita Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Desa Tanjung Beringin Tahun 2016 Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa prevalens status gizi kurang pada anak batita dengan ibu yang bekerja sebesar 15,7 sedangkan prevalens rate status gizi kurang pada anak batita dengan ibu yang tidak bekerja sebesar 5,0. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suhendri 2009, bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pekerjaan ibu dengan status gizi balita di Puskesmas Sepatan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang tahun 2009 dengan nilai p = 0,620. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian ibu memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengasuh anak dan merawat anaknya karena ibu tidak bekerja diluar rumah untuk mencari nafkah. Namun hal ini tidak diimbangi dengan Bekerja Tidak Bekerja Status Gizi Baik 84,30 95,00 Status Gizi Kurang 15,70 5,00 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 Universitas Sumatera Utara 79 pemberian makanan yang seimbang dan bergizi pada anak batitanya. Sebab tanpa diberi jaminan makanan yang bergizi dan pola asuh yang benar, maka anak akan mengalami kekurangan gizi. Ibu yang bekerja mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda. Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik dan akan memengaruhi sikap ibu dalam pola pemberian makanan terhadap anak batita. Pada ibu yang bekerja tentu saja waktu yang diberikan kepada anak batitanya akan lebih sedikit daripada ibu yang tidak bekerja, tetapi ibu yang bekerja dapat meningkatkan kualitas gizi untuk anak batitanya dengan bertambahnya pendapatan keluarga. Namun dalam penelitian ini, pekerjaan ibu tidak berhubungan dengan status gizi anak batita. Hal ini diasumsikan karena petugas kesehatan yang aktif menanyakan keadaan gizi anaknya, apakah mengalami penurunan atau peningkatan dengan cara menimbang berat badan anak dan petugas kesehatan akan memberitahukan kepada ibu bagaimana kondisi anaknya. Hal ini dapat dilihat, dari 71 responden yang bekerja 71,8 memiliki anak yang berstatus gizi baik sebanyak 84,3. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada alasan kesibukan atau kurangnya waktu ibu untuk mengurus dan mengatur pola makan anaknya guna meningkatkan status gizi anak. Universitas Sumatera Utara 80

5.2.4. Hubungan Jumlah Anak Ibu dengan Status Gizi Anak Batita

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Gizi Ibu Dengan Status Gizi Balita Di Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat Tahun 2005

1 34 78

PENDAHULUAAN Hubungan Pengetahuan Ibu dan Status Sosial Ekonomi Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun (Batita) Di Desa Sangge Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali.

0 1 6

NASKAH PUBLIKASI Hubungan Pengetahuan Ibu dan Status Sosial Ekonomi Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun (Batita) Di Desa Sangge Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali.

0 1 17

STATUS IMUNISASI DAN KESAKITAN ANAK UMUR 1 – 2 TAHUN (BATITA) ANALISIS LANJUT SDKI

0 0 19

Hubungan Karakteristik Ibu dan Pemberian Imunisasi Dengan Status Gizi Anak Batita Umur 1-3 Tahun di Desa Tanjung Beringin Kabupaten Dairi Tahun 2016

0 0 17

Hubungan Karakteristik Ibu dan Pemberian Imunisasi Dengan Status Gizi Anak Batita Umur 1-3 Tahun di Desa Tanjung Beringin Kabupaten Dairi Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Karakteristik Ibu dan Pemberian Imunisasi Dengan Status Gizi Anak Batita Umur 1-3 Tahun di Desa Tanjung Beringin Kabupaten Dairi Tahun 2016

0 0 9

Hubungan Karakteristik Ibu dan Pemberian Imunisasi Dengan Status Gizi Anak Batita Umur 1-3 Tahun di Desa Tanjung Beringin Kabupaten Dairi Tahun 2016

0 0 34

Hubungan Karakteristik Ibu dan Pemberian Imunisasi Dengan Status Gizi Anak Batita Umur 1-3 Tahun di Desa Tanjung Beringin Kabupaten Dairi Tahun 2016

1 1 3

Hubungan Karakteristik Ibu dan Pemberian Imunisasi Dengan Status Gizi Anak Batita Umur 1-3 Tahun di Desa Tanjung Beringin Kabupaten Dairi Tahun 2016

0 1 27