Pencegahan Tingkat Pertama Pencegahan Tingkat Kedua Pencegahan Tingkat Ketiga

41

2.9. Pencegahan Masalah Gizi

2.9.1. Pencegahan Tingkat Pertama

Pencegahan tingkat pertama mencakup promosi kesehatan dan perlindungan khusus dapat dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat terhadap hal-hal yang dapat mencegah terjadinya kekurangan gizi. Tindakan yang termasuk dalam pencegahan tingkat pertama : a. Hanya memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan b. Memberikan MP-ASI setelah umur 6 bulan c. Menyusui diteruskan sampai umur 2 tahun d. Menggunakan garam beryodium e. Memberikan suplemen gizi kapsul vitamin A, tablet Fe kepada anak balita f. Pemberian imunisasi dasar lengkap

2.9.2. Pencegahan Tingkat Kedua

Pencegahan tingkat kedua lebih ditujukan pada kegiatan skrining kesehatan dan deteksi dini untuk menemukan kasus gizi di dalam populasi. Pencegahan tingkat kedua bertujuan untuk menghentikan perkembangan kasus gizi kurang menuju suatu perkembangan ke arah kerusakan atau ketidakmampuan. Tindakan yang termasuk dalam pencegahan tingkat kedua : a. Pemberian makanan tambahan pemulihan MP-ASI kepada balita yang berat badannya tidak naik atau gizi kurang b. Deteksi dini penemuan kasus baru gizi kurang melalui bulan penimbangan balita di posyandu Universitas Sumatera Utara 42 c. Pelaksanaan pemantauan wilayah setempat gizi PWS-Gizi d. Pelaksanaan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa gizi buruk e. Pemantauan Status Gizi PSG

2.9.3. Pencegahan Tingkat Ketiga

pencegahan tingkat ketiga ditujukan untuk membatasi atau menghalangi ketidakmampuan, kondisi atau gangguan sehingga tidak berkembang ke arah lanjut yang membutuhkan perawatan intensif. Pencegahan tingkat ketiga juga mencakup pembatasan terhadap segala ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi saat masalah gizi sudah terjadi dan menimbulkan kerusakan. Tindakan yang termasuk dalam pencegahan tingkat ketiga : a. Konseling kepada ibu-ibu yang anaknya mempunyai gangguan pertumbuhan b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memberikan asuhan gizi kepada anak c. Menangani kasus gizi buruk dengan perawatan puskesmas dan rumah sakit d. Pemberdayaan keluarga untuk menerapkan perilaku sadar gizi e. Melakukan pencegahan meluasnya kasus dengan koordinasi lintas program dan lintas sektoral dengan cara memberikan bantuan pangan, pengobatan penyakit, penyediaan air bersih, dan memberikan penyuluhan gizi. Universitas Sumatera Utara 43

2.10. Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Gizi Ibu Dengan Status Gizi Balita Di Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat Tahun 2005

1 34 78

PENDAHULUAAN Hubungan Pengetahuan Ibu dan Status Sosial Ekonomi Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun (Batita) Di Desa Sangge Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali.

0 1 6

NASKAH PUBLIKASI Hubungan Pengetahuan Ibu dan Status Sosial Ekonomi Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun (Batita) Di Desa Sangge Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali.

0 1 17

STATUS IMUNISASI DAN KESAKITAN ANAK UMUR 1 – 2 TAHUN (BATITA) ANALISIS LANJUT SDKI

0 0 19

Hubungan Karakteristik Ibu dan Pemberian Imunisasi Dengan Status Gizi Anak Batita Umur 1-3 Tahun di Desa Tanjung Beringin Kabupaten Dairi Tahun 2016

0 0 17

Hubungan Karakteristik Ibu dan Pemberian Imunisasi Dengan Status Gizi Anak Batita Umur 1-3 Tahun di Desa Tanjung Beringin Kabupaten Dairi Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Karakteristik Ibu dan Pemberian Imunisasi Dengan Status Gizi Anak Batita Umur 1-3 Tahun di Desa Tanjung Beringin Kabupaten Dairi Tahun 2016

0 0 9

Hubungan Karakteristik Ibu dan Pemberian Imunisasi Dengan Status Gizi Anak Batita Umur 1-3 Tahun di Desa Tanjung Beringin Kabupaten Dairi Tahun 2016

0 0 34

Hubungan Karakteristik Ibu dan Pemberian Imunisasi Dengan Status Gizi Anak Batita Umur 1-3 Tahun di Desa Tanjung Beringin Kabupaten Dairi Tahun 2016

1 1 3

Hubungan Karakteristik Ibu dan Pemberian Imunisasi Dengan Status Gizi Anak Batita Umur 1-3 Tahun di Desa Tanjung Beringin Kabupaten Dairi Tahun 2016

0 1 27