Data sekunder yang dibutuhkan untuk dianalisis mencakup informasi sebagai berikut :
1 Data hasil evaluasi pengukuran potensi dan riap pohon yang telah dilaksanakan pihak internal Divisi Perencanaan UBH-KPWN di wilayah Kabupaten Bogor.
2 Data analisis ekonomi dari perkembangan kinerja usaha, diperoleh dari kantor Pusat UBH-KPWN Jakarta dan dari kantor perwakilan UBH-KPWN Bogor.
3 Data hasil pemasaran produk kayu jati diameter kecil, diperoleh dari Perum Perhutani KPH Kabupaten Bogor Unit III Jawa Barat, dan dari Biro Pemasaran
Perum Perhutani Jakarta. 4 Data kebutuhan suplai produk kayu jati diameter kecil, diperoleh dari sampel
industri furniture dan dari Asosiasi Mebel Indonesia ASMINDO. 5 Data hasil pengujian teknis produk kayu jati unggul untuk kebutuhan industri,
diperoleh dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Puslitbang Hasil Kehutanan, Departemen Kehutanan
– Bogor. 6 Data pendukung untuk kebutuhan analisis teknis produk kayu jati, analisis
ekonomis dan pemasaran diperoleh dari Biro Pemasaran Perum Perhutani Jakarta.
3.4 Metode Penarikan Sampel
Data primer dikumpulkan dari hasil pengukuran sampel potensi pohon di lapangan dan data hasil pengisian kuesioner dari sampel responden. Data sekunder,
didapat dari hasil pengumpulan data sekunder pada saat observasi ke lokasi tanaman JUN yang berusia tiga tahun di wilayah Madiun dan Magetan. Untuk mendapatkan
data hasil pengukuran internal, dilakukan wawancara dengan pihak UBH-KPWN, dan melakukan kajian terhadap data dari laporan kegiatan UBH-KPWN.
3.4.1 Penentuan Blok Penelitian
Pengumpulan data primer potensi pohon secara langsung melalui kegiatan pengukuran dan survey ke lokasi kegiatan penanaman di Kelurahan Cogrek Kecamat-
an Parung, Kabupaten Bogor. Lokasi sebagai blok sampel ditentukan secara strati- fied random sampling, yaitu dengan langkah sebagai berikut :
1 Area tanaman ditentukan secara kluster berdasarkan tanaman usia tiga tahun di Kelurahan Cogrek, Kabupaten Bogor.
2 Pada area tanaman tiga tahun, kemudian dikelompokan secara stratified, sesuai kelompok tanaman tiap petani penggarap.
3 Pada setiap lokasi tanaman petani penggarap, ditentukan individu sampel tanaman JUN secara acak, dengan berdasarkan hasil undi nomor awal pohon terpilih.
4 Sesuai nomor awal pohon terpilih, kemudian secara sistematik atau berurut tiap interval nomor pohon, ditetapkan individu pohon sampel berikutnya yang diukur
sampai sejumlah sampel tanaman setiap petani.
3.4.2 Penarikan Sampel
Sampel pohon yang diukur diambil 2,5 dari jumlah populasi tanaman usia tiga tahun di lokasi Kelurahan Cogreg. Jumlah populasi tanaman usia tiga tahun yang
masih hidup, sesuai data pengukuran pohon JUN sebelumnya dari pihak internal UBH-KPWN sebanyak 6075 pohon. Jumlah sampel pohon JUN yang diukur 2,5
dari jumlah populasi pohon tersebut, yaitu sebanyak 152 sampel pohon. Penarikan sampel ditentukan secara stratifikasi dari jumlah data pohon yang
dikelola masing-masing petani di Kelurahan Cogreg. Jumlah data pohon terdiri atas 24 kelompok lokasi tanam petani pengelola, sehingga tiap petani ditetapkan jumlah
sampel pohon yang diukur seperti pada Lampiran 3. Untuk menetapkan sampel indi- vidu pohon, sesuai rencana pengambilan sampel tersebut, setiap nomor pohon terpilih
tiap lokasi dilakukan pengukuran. Pengambilan data persepsi dari investor, dengan mengambil sampel responden
minimal 25 dari jumlah investor yang memiliki tanaman usia tiga tahun di Kelu- rahan Cogreg, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.
3.5 Metode Pengumpulan Data