Lokasi Penelitian Inventarisasi Tanaman

1 Tanaman kekeringan kekurangan air 2 Tanaman terserang penyakit 3 Tanaman kekurangan hara tanah miskin hara. Perlakuan khusus dapat diberikan pada tanaman kondisi kekurangan air, dengan pemeliharan drainase dan pemupukan lebih intensif. Perlakuan pengendalian hama dan penyakit dengan pemberian pestisida, sesuai jenis serangan hama dan penyakit. Pada tanaman antara umur satu bulan sampai satu tahun, secara periodik dilakukan evaluasi kondisi tanaman. Jika tanaman yang mengalami kematian atau rusak bagian ba- tangnya, maka dilakukan penyulaman penanaman kembali. Penyulaman tanaman mati dilakukan oleh petani penggarap atas bimbingan supervisor UBH-KPWN Adjie et al., 2008.

4.2 Lokasi Penelitian Inventarisasi Tanaman

Inventarisasi tanaman dilaksanakan untuk mengetahui potensi tanaman JUN yang berusia tiga tahun di lokasi penelitian Kelurahan Cogreg, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor Propivinsi Jawa Barat. Inventarisasi tanaman dilakukan dengan pengukuran tinggi dan keliling pohon sampel tanaman di lokasi tersebut. Secara geografis wilayah Kabupaten Bogor merupakan daerah yang memiliki sebaran tanaman jati yang dikelola Kesatuan Pemangkuan Hutan KPH Perum Perhutani Kabupaten Bogor. Sebaran tanaman jati rakyat di Kabupaten Bogor terdapat di wilayah Kecamatan Ciampea, Jonggol, Rumpin dan Kecamatan Parung, namun jumlahnya tidak lebih 12 dari luas tanaman hutan Perum Perhutani Laporan KPH Bogor, 2008. Luas areal hutan rakyat di Kabupaten Bogor tahun 2005 tercatat 10.791,28 ha. Terdiri atas areal siap tebang 2.219,73 ha 20,6, telah ditebang 443,99 ha 4,1 dan sisanya 8.127,56 ha 75,3 berupa areal tanaman muda. Areal hutan rakyat di Kabu- paten Bogor terdiri atas berbagai jenis tanaman yaitu ; tanaman sengon 4.745,02 ha, kayu afrika 2.620,95 ha, mahoni 1.937,78 ha, Jati 446,68 ha dan jenis kayu campuran 1.040,84 ha Supriadi, 2006. Secara topografis Kabupaten Bogor terletak pada ketinggian 50 - 2000 meter dpl. Kondisi tanah di dominasi jenis tanah alluvial dengan kelompok batuan asal yang banyak mengandung kapur dengan pH 6 bersifat basa. Kondisi iklim Kabupaten Bogor termasuk tipe iklim B Schmid Ferguson dengan curah hujan antara 1200 mm sampai 1500 mm, sehingga kondisi tersebut sangat cocok untuk tanaman jenis Jati. Sampai tahun 2005 potensi tanaman Jati yang dikelola masyarakat masih relatif kecil, seperti jati Emas dan Jati Birma. Saat itu luas area tanaman masih sangat kecil atau lebih kurang 10 ha yang tersebar di wilayah Kecamatan Ciampea, Kecamatan Jonggol dan Rumpin Supriadi, 2006. Sampai tahun 2009 kondisi hutan di wilayah Kabupaten Bogor lebih banyak didominasi jenis rimba campuran, pada kawasan taman nasional Gunung Gde Pangrango dan Taman Nasional Gunung Salak - Halimun. Untuk kawasan hutan rakyat lebih secara berurut sesuai luasnya yaitu; jenis Sengon, Mahoni, Pinus dan Jati Damayanti, 2010. Lokasi penelitian untuk pengukuran sampel tanaman JUN, secara khusus pada lokasi tanaman JUN yang berusia tiga tahun. Lokasi tersebut merupakan areal kebun praktek seluas 7,5 ha, milik Yayasan Universitas Nusa Bangsa UNB sebagai penyedia lahan, yang terletak di Kelurahan Cogreg, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Realisasi tanaman JUN dari tahun 2007 sampai tahun 2010 seperti pada Tabel 10. Tabel 10. Realisasi penanaman JUN Usia Tiga Tahun Pada Lokasi Lahan UNB No Usia Tanam Jumlah Awal Tanaman Pohon Jumlah Tanaman mati pohontahun Pohon matitahun Jumlah Pohon Hidup pohon Keterangan 1 1 Tahun 7120 92 1,29 7028 Disulam 92 2 2 Tahun 7120 556 7,81 6564 Sisa Hidup 3 3 tahun 6564 403 5,66 6075 Sisa Hidup 4 Jumlah ditahun ketiga 7120 959 13,47 6075 Sisa Hidup 5 Rata- ratatahun 2025 350 4,92 2025 Tanaman hidup 6 Prediksi tahun ke-5 6075 1660 23,31 5460 Sisa Hidup Sumber : UBH-KPWN 2010.B Keterangan : Hasil evaluasi tanaman JUN usia 1, 2 dan 3 tahun

4.3 Inventarisasi Potensi Tanaman JUN