Prospek Penggunaan Kayu JUN

Sifat kekerasan kayu JUN lebih rendah daripada jati konvensionil, yaitu kekerasan sisi 113 kgcm 2 dan kekerasan ujung 184 kgcm 2 , sedangkan kekerasan kayu jati konven- sional kekerasan sisi 164 kgcm 2 dan kekerasan ujung 223 kg cm 2 Damayanti, 2010. Kandungan zat ekstraktif kayu JUN lebih tinggi antara 2,53 - 2,95. Dibanding- kan kayu jati konvensional. Pada kayu JUN dibagian peralihan batas pewarnaan memi- liki kadar ekstraktif paling tinggi. Warna ekstraktif kayu JUN lebih pekat dibandingkan kayu jati konvensional dan mengandung zat tectoquinon yang bersifat racun bagi serang- an rayap atau hama perusak kayu Lukmandaru, 2009. Sifat keawetan kayu JUN dari serangan rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgreen., pada umur lima tahun, termasuk kelas IV. Kandungan ekstraktif kayu JUN pada umur tersebut masih belum bersifat mematikan, terutama sifat racun chinon yang terkandung pada zat ekstraktif tectoquinon. Pada derajat serangan sedang dan belum meluas, kerusakan yang tembus hingga ke permukaan kayu pada JUN lebih sedikit diban- dingkan kayu jati konvensional Damayanti, 2010.

4.6.2 Prospek Penggunaan Kayu JUN

Sifat-sifat penting kayu yang digunakan untuk suatu produk kayu sering berbeda dengan sifat-sifat penting untuk produk yang lain. Kualitas kayu untuk penggunaan bahan baku industri, ditentukan oleh satu atau lebih faktor-faktor variabel yang mempengaruhi- nya seperti struktur anatomi dan sifat fisika kayu Padlinurjaji dan Rahayu, 2009. Sesuai sifat fisik kayu JUN yang berumur lima tahun masih mengandung 100 kayu muda juvenile wood, sehingga penggunaan kayu JUN utuh untuk konstruksi tidak diperkenankan. Hasil penelitian beberapa asal tumbuh dari klon kayu jati, diketahui kayu jati akan mengalami masa pembentukan sifat kayu teras primer peralihan kayu juvenile menjadi kayu dewasa pada antara usia tumbuh 10 sampai 12 tahun Wahyudi et al., 2005. Hasil penelitian pengolahan kayu JUN pada usia 4 tahun dan 5 tahun dapat diproduksi menjadi sortimen belahan papan atau balok dan sortimen kupasan Venir. Bahan sortimen tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produk pertukang- anmebel, moulding dan furniture dan bagian interior bangunan bukan untuk konstruksi Damayanti, 2010. Untuk tujuan pengolahan biasanya kayu dipertimbangkan dari kemudahan penger- jaan kelas mutu I dan II dan sifat laju pengeringan. Hasil percobaan pengolahan kayu menjadi sortimen belahan untuk bahan furniture, untuk kayu JUN yang berumur lima ta- hun, kerapatan dan berat jenisnya proporsional. Bahan kayu tidak berat namun cukup kuat untuk menopang beban bending strength. Sifat kekerasannya rendah menyebabkan kekuatan pegang terhadap paku lemah tensile strength. Tekstur kayu masih kasar sehingga tidak efisien pada proses sanding penghalusan. Penyerutan mudah dan cepat rata, sehingga kayu JUN termasuk kelas mutu I. Stabilitas dimensi kayu baik, dengan laju pengeringan antara 27 – 40 hari dapat mencapai kadar air 15. Pada kondisi kadar air rendah akan dihasilkan warna terang namun corak jati kurang nampak Damayanti, 2010 . Hasil pengolahan bahan baku kayu JUN, dapat dibentuk produk sortimen kayu dan produk furniture, seperti pada contoh Gambar 12. Sifat venir kayu JUN pada umur 4 dan 5 tahun dapat dikupas dalam kondisi dingin, menghasilkan rendemen 37 untuk JUN umur 5 tahun dan 27 untuk JUN umur 4 tahun. Kebundaran 0,97 untuk JUN umur 5 tahun dan 0,90 untuk JUN umur 4 tahun. Keragaman tebal venir stabil baik, corak venir kayu cukup menarik, terutama pada venir bagian dalam karena telah ada pewarnaan. Corak venir kayu belum nampak karena Gambar 12 : Contoh beberapa manfaat penggunaan Kayu JUN dari tanaman yang berusia lima tahun Damayanti, 2010 Venir Papan Flooring Dowel Pintu Furniture pengaruh lingkar tumbuh. Tekstur venir yang dihasilkan termasuk kasar, sehingga lebih cocok untuk digunakan sebagai venir inti Damayanti, 2010.

4.7 Prospek Pemanenan dan Pemasaran JUN