Sifat Fisik dan Kualitas Kayu

Sifat mekanis kayu JUN mencakup kadar air, kerapatan jenis, ratio penyusutan atau perubahan dimensi, berat jenis, kekerasan, kelas awet kayu dan kandungan zat ekstraktif kayu Damayanti, 2010.

4.6.1 Sifat Fisik dan Kualitas Kayu

Untuk tujuan prospek penggunaan kayu untuk industri biasanya lebih memper- timbangkan sifat kualitas mekanika kayu. Secara teknis diameter Jati JUN yang berumur lima tahun dapat mencapai diameter 32 cm, sedangkan jati konvensional pada umur yang sama hanya mencapai 11,5 cm. Sifat pertumbuhan jati JUN yang lebih cepat tersebut menyebabkan pertumbuhan sel lebih banyak pada struktur mofologisnya Padlinurjaji dan Rahayu, 2009. Jati JUN pada usia 4 dan 5 tahun telah terjadi pembentukan tilosis atau perubahan pewarnaan discoloured wood yang mengindikasikan terjadinya pembentukan kayu teras, walapun kandungan zat ektratif lebih rendah dari kayu jati konvensional. Diasumsikan pembentukan kayu teras hanya bersifat sekunder atau belum sesungguhnya atau masih kayu juvenile atau kayu muda Damayanti, 2010. Panjang serat kayu JUN ratar-rata lebih panjang dari kayu jati konvensional, yang sangat dipengaruihi faktor genetik dan pertumbuhan yang berasal dari stek pucuk yang menghasilkan sel dengan sifat seperti jati dewasa. Rata- rata panjang serat JUN 1.325 μm, panjang pembuluh 352 μm, dan diameter pembuluh 200 μm. Rata-rata panjang serat jati konvensional 1.100 μm, panjang pembuluh 329 μm dan diameter pembuluh 127 μm. Dimensi pembuluh yang lebih besar menyebabkan tekstur kayu JUN menjadi lebih kasar Damayanti, 2010. Kadar air JUN lebih tinggi lebih dari kayu jati Konvesional, disebakan kerapatan kayu dan berat jenisnya kayu JUN lebih rendah dari kayu jati konvesional. Berat jenis BJ JUN 0,48 sedangkan berat jenis jati konvensional 0,55, maka sesuai berat jenis ter- sebut kayu JUN termasuk kelas kuat III. Sifat penyusutan kayu JUN semakin stabil pada umur lima tahun dibandingkan kayu JUN yang berumur empat tahun Damayanti, 2010. Sifat kekerasan kayu JUN lebih rendah daripada jati konvensionil, yaitu kekerasan sisi 113 kgcm 2 dan kekerasan ujung 184 kgcm 2 , sedangkan kekerasan kayu jati konven- sional kekerasan sisi 164 kgcm 2 dan kekerasan ujung 223 kg cm 2 Damayanti, 2010. Kandungan zat ekstraktif kayu JUN lebih tinggi antara 2,53 - 2,95. Dibanding- kan kayu jati konvensional. Pada kayu JUN dibagian peralihan batas pewarnaan memi- liki kadar ekstraktif paling tinggi. Warna ekstraktif kayu JUN lebih pekat dibandingkan kayu jati konvensional dan mengandung zat tectoquinon yang bersifat racun bagi serang- an rayap atau hama perusak kayu Lukmandaru, 2009. Sifat keawetan kayu JUN dari serangan rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgreen., pada umur lima tahun, termasuk kelas IV. Kandungan ekstraktif kayu JUN pada umur tersebut masih belum bersifat mematikan, terutama sifat racun chinon yang terkandung pada zat ekstraktif tectoquinon. Pada derajat serangan sedang dan belum meluas, kerusakan yang tembus hingga ke permukaan kayu pada JUN lebih sedikit diban- dingkan kayu jati konvensional Damayanti, 2010.

4.6.2 Prospek Penggunaan Kayu JUN