Tinjauan Sifat dan Manfaat Kayu Jati

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Sifat dan Manfaat Kayu Jati

Pohon Jati Tectona grandis Linn F. atau Teak bahasa Inggris adalah sejenis pohon penghasil kayu, berdaun besar, yang daunnya gugur pada musim kemarau. Profil pohon umumnya besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 40 – 45 m, dan dapat tumbuh selama ratusan tahun. Diameter pohon dapat mencapai 1,8 - 2,4 m. Rata-rata pohon jati mencapai ketinggian 9-11 m, dengan diameter 0,9 - 1,5 m. Kayu jati terbaik biasanya berasal dari pohon yang berumur lebih daripada 80 tahun Iskak et al., 2005 Tanaman Jati tumbuh menyebar luas mulai dari India, Myanmar, Laos. Kamboja, Thailand sampai ke Jawa. Jati tumbuh di hutan-hutan yang menggugurkan daunnya di musim kemarau. Saat ini sebagian besar lahan hutan jati di Jawa dikelola oleh Perum Perhutani, sebagai perusahaan milik negara di sektor kehutanan. Kayu Jati sejak dulu digunakan sebagai bahan baku pembuatan kapal laut dan sebagai bahan konstruksi berat, seperti bangunan rumah, jembatan dan bantalan rel kereta api. Kayu jati di Indonesia dulu umumnya digunakan dalam struktur bangunan rumah tradisional Jawa, seperti rumah joglo Jawa Tengah. Hampir semua struktur bangunan rumah tradisional dan tempat ibadah di Jawa, seperti tiang-tiang, rangka atap, hingga ke dinding-dinding berukir mengunakan kayu jati. Ranting-ranting jati yang tidak dapat lagi dimanfaatkan biasanya digunakan sebagai kayu bakar kelas satu. Kayu jati jika dibakar akan menghasilkan panas yang tinggi, sehingga dulu digunakan sebagai bahan bakar yang baik untuk lokomotif uap. Daun jati dimanfaatkan secara tradisional di Jawa sebagai pembungkus makanan atau nasi. Contoh di daerah Cirebon dikenal nasi jamblang yang memiliki cita rasa yang sedap dan aroma yang khas karena menggunakan bungkus daun jati. Daun jati juga banyak digunakan di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai pembungkus tempe. Berbagai jenis serangga dan hama jati juga ada yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Di antaranya adalah jenis belalang jati Walang kayu dan ulat jati Endoclita. Ulat jati tersebut bahkan dianggap penikmatnya sebagai makanan isti- mewa karena lezatnya. Ulat tersebut biasanya dikumpulkan pada pagi hari menjelang musim hujan, ketika ulat-ulat itu bergelantungan turun dari pohon untuk mencari tempat untuk membentuk kepompong Ungkrung. Setalah menjadi kepom-pong, ulat jati kerap pula dikumpulkan untuk dimakan. Kayu Jati termasuk kayu yang mewah dengan kelas awet I ~ II dan sangat tahan terhadap serangan rayap. Kelompok kayu jati termasuk dalam kelas kuat II, karena perubahan dimensinya relatif stabil dan tidak mudah mengembang atau menyusut. Kelompok kelas kuat II tersebut sangat sesuai untuk keperluan bahan baku industri meubel, kayu pertukangan untuk rangka pintu dan jendela, untuk kayu konstruksi dan untuk bahan Veneer Muslich et al., 2008. Meskipun keras dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehingga disukai untuk membuat furniture dan ukir-ukiran. Kayu jati yang telah diampelas halus memiliki permukaan yang licin dan seperti berminyak. Kayu jati memiliki tekstur dekoratif yang indah dengan lingkaran tahun yang jelas. Pola-pola lingkaran tahun pada kayu teras nampak jelas, sehingga menghasilkan gambaran yang indah. Bagian teras bagian tengahinti kayu jati berwarna coklat muda, coklat kelabu hingga coklat merah tua. Bagian kayu gubal bagian lapisan luar berwarna putih dan kelabu kekuningan. Berdasarkan kehalusan tekstur dan keindahan warnanya kayu jati digolongkan sebagai kelompok kayu mewah fancy wood. Sesuai nilai tekstur dan kekuatannya maka kayu jati banyak diolah menjadi produk mebel taman, mebel interior, kerajinan, panel kayu, dan untuk dibuat anak tangga pada bangunan-bangunan mewah. Menurut sifat-sifat kayunya, di Jawa orang mengenal beberapa istilah jati Siswamartana et al., 2005 yaitu : 1 Jati Lengo atau Jati Malam, memiliki kayu yang keras, berat, terasa halus bila diraba dan seperti mengandung minyak Lengo, minyak; malam, lilin. Berwarna gelap, banyak bercak atau noktah dan bergaris. 2 Jati Sungu, berwarna hitam, padat dan berat sungu, tanduk. 3 Jati Werut, memiliki kayu yang keras dan serat berombak. 4 Jati Doreng, berkayu sangat keras dengan warna loreng-loreng hitam menyala, sangat indah. 5 Jati kembang, sama seperti jati werut memiliki serat berombak. 6 Jati kapur, kayunya berwarna keputih-putihan karena mengandung banyak kapur. Kurang kuat dan kurang awet. Dalam industri kayu sekarang kayu jati diolah menjadi produk lembar kayu tipis veneer untuk melapisi permukaan luar kayu lapis, dan dijadikan keping papan persegi kayu parquet untuk penutup lantai. Saat sekarang kayu telah menjadi komo- ditas ekspor bernilai tinggi untuk di jual berbagai negara dalam bentuk produk furni- ture dan kerajinan kayu jati. Sebagian besar kebutuhan kayu jati dunia dipasok oleh Indonesia dan Myanmar.

2.2 Tinjauan Pengembangan Tanaman Jati Unggul