20
2.1.5.2 Financial Leverage
Rasio leverage menurut Lubis dan Putra 2012:110 merupakan “rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutangnya”.
Jika rasio ini cukup tinggi, maka hal tersebut menunjukkan tingginya penggunaan hutang, sehingga hal ini dapat membuat perusahaan mengalami kesulitan
keuangan, dan biasanya memiliki resiko kebangkrutan yang cukup besar. Financial leverage memiliki tiga implikasi yang penting, yaitu:
1. Dengan meningkatkan penggunaan hutang berarti pemegang saham
perusahaan tetap akan dapat mengontrol perusahaan dengan tidak meningkatkan investasi mereka pada perusahaan.
2. Kreditor akan melihat kepada ekuitas perusahaan, atau pemilik yang
menyediakan dana dan melihat margin of safety, maka bila proporsi modal lebih tinggi dikeluarkan oleh para pemegang saham akibatnya akan semakin
kecil resiko dari kreditor. 3.
Bila perusahaan memperoleh pendapatan yang lebih besar dari bunga yang harus dibayarnya dari investasi yang dilakukannya dengan meminjam maka
hal tersebut dianggap sebagai return keuntungan pemilik modal.
2.1.5.3 Profitabilitas
Rasio profitabilitas menurut Lubis dan Putra 2012:110 merupakan “rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan yang ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan”. Sementara menurut Brigham dan Houston 2010:146 rasio profitabilitas adalah “sekelompok
21
rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan hutang pada hasil operasi”.
Tingkat profitabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang
tinggi mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk memenuhi kewajibannya.
2.1.5.4 Likuiditas
Rasio likuiditas menurut Lubis dan Putra 2012:110 merupakan “rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya”. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aset lancar yaitu aset yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat
berharga, piutang dan persediaan. Dari aset lancar tersebut, persediaan merupakan aset lancar yang paling kurang liquid dibanding dengan yang lainnya
Linandarini, 2010: 49. Selain itu persediaan merupakan aset lancar yang nilai bukunya sangat mungkin berbeda dengan nilai pasar karena tidak
mempertimbangkan kualitas persediaan, sebagian persediaan mungkin menjadi rusak, usang, atau hilang.
Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur likuiditas adalah dengan menggunakan rasio cepat quick ratio. Rasio cepat quick ratio dapat dihitung
dari perbandingan antara aset lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada
waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan liquid dan mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancarnya.
22
2.1.6 Rasio Non-Keuangan 2.1.6.1 Umur Obligasi