62
Indonesia BEI periode 2010-2013 mengalami penurunan sebesar - 0,660 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
5. Nilai koefisien b
4
sebesar 0,696 menunjukkan hubungan yang positif. Dimana setiap peningkatan variabel profitabilitas sebesar 1 satuan, maka
nilai peringkat perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode 2010-2013 mengalami peningkatan sebesar 0,696
satuan dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. 6. Nilai koefisien b
5
sebesar 2,702 menunjukkan hubungan yang positif. Dimana setiap peningkatan variabel likuiditas sebesar 1 satuan, maka nilai
peringkat perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode 2010-2013 mengalami peningkatan sebesar 2,702 satuan
dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
4.2.4 Pengujian Goodness of Fit
4.2.4.1 Uji R
2
atau Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi berfungsi untuk melihat seberapa jauh kemampuan keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Apabila
R
2
sama dengan 0, maka variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel independen. Jika R
2
sama dengan 1, maka variasi variabel independen yang digunakan dalam model
menjelaskan 100 variasi variabel dependen. Berikut ini disajikan tabel hasil uji koefisien determinasi:
63
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1
,790
a
,624 ,569
1,243 a. Predictors: Constant, Likuiditas, Financial Leverage, Ukuran Perusahaan, Maturity,
Profitabilitas b. Dependent Variable: Peringkat Obligasi
Sumber: Diolah dengan SPSS 2015 Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pengaruh dari seluruh variabel
independen ukuran perusahaan, maturity, financial leverage, profitabilitas dan likuiditas terhadap variabel dependen peringkat obligasi dinyatakan dengan
nilai koefisien determinasi Adjusted R Square yaitu sebesar 0,569 atau 56,9. Hal ini berarti 56,9 peringkat obligasi dapat dijelaskan oleh variasi atau perubahan
dari semua variabel independen ukuran perusahaan, maturity, financial leverage, profitabilitas dan likuiditas. Sedangkan sisanya 43,1 dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Berikut ini disajikan tabel dari
hasil uji t :
64
Tabel 4.8 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
4,311 5,733
,752 ,457
Ukuran Perusahaan ,234
,206 ,142
1,136 ,264
Maturity 1,537
,883 ,247
1,740 ,091
Financial Leverage -,660
,206 -,465
-3,205 ,003
Profitabilitas -,696
1,406 -,078
,495 ,624
Likuiditas 2,702
,714 ,638
3,782 ,001
a. Dependent Variable: Peringkat Obligasi
Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan hasil pengujian hipotesis secara parsial dari masing-masing variabel independen sebagai berikut:
1. Pengujian hipotesis secara parsial Uji-t untuk ukuran perusahaan size terhadap peringkat obligasi menghasilkan nilai t
hitung
sebesar 1,136 dan nilai signifikansi sebesar 0,264. Hasil uji tersebut menunjukkan t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
1,136 2,030, dimana level of significance α = 5 0,05 dan
derajat kebebasan df = n-k atau 40-5. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,264 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah
ditetapkan 5 0,05. Hasil perhitungan baik melalui t
hitung
maupun nilai signifikannya menunjukkan ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap peringkat obligasi. 2. Pengujian hipotesis secara parsial Uji-t untuk umur obligasi maturity
terhadap peringkat obligasi menghasilkan nilai t
hitung
sebesar 1,740 dan nilai signifikansi sebesar 0,091. Hasil uji tersebut menunjukkan t
hitung
lebih kecil
65
dari t
tabel
1,740 2,030. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,091 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5
0,05. Hasil perhitungan baik melalui t
hitung
maupun nilai signifikannya menunjukkan umur obligasi maturity tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap peringkat obligasi. 3. Pengujian hipotesis secara parsial Uji-t untuk financial leverage terhadap
peringkat obligasi menghasilkan nilai t
hitung
sebesar -3,205 dan nilai signifikansi sebesar 0,003. Hasil uji tersebut menunjukkan -t
hitung
lebih kecil dari -t
tabel
-3,205 -2,030. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,003 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan
5 0,05. Hasil perhitungan baik melalui t
hitung
maupun nilai signifikannya menunjukkan financial leverage mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap peringkat obligasi. 4. Pengujian hipotesis secara parsial Uji-t untuk profitabilitas terhadap
peringkat obligasi menghasilkan nilai t
hitung
sebesar 0,495 dan nilai signifikansi sebesar 0,624. Hasil uji tersebut menunjukkan t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
0,495 2,030. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,624 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5
0,05. Hasil perhitungan baik melalui t
hitung
maupun nilai signifikannya menunjukkan profitabilitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap peringkat obligasi. 5. Pengujian hipotesis secara parsial Uji-t untuk likuiditas terhadap peringkat
obligasi menghasilkan nilai t
hitung
sebesar 3,782 dan nilai signifikansi sebesar
66
0,001. Hasil uji tersebut menunjukkan t
hitung
lebih besar dari t
tabel
3,782 2,030. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,001 lebih kecil
dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hasil perhitungan baik melalui t
hitung
maupun nilai signifikannya menunjukkan likuiditas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi.
4.2.4.3 Uji Signifikansi Simultan Uji F