67
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, maka H
6
diterima karena didukung oleh data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Size Terhadap Peringkat
Obligasi
Hipotesis 1 dalam penelitian ini menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil pengujian pada
hipotesis pertama menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki nilai t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
1,136 2,030 dan nilai signifikansi diatas 0,05 yaitu 0,264. Sehingga H
1
ditolak dengan pengertian bahwa ukuran perusahaan size tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi bond rating.
Ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan size diproksi dengan logaritma natural
dari total asetyang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Perusahaan dengan aset besar diinterpretasikan sebagai perusahaan yang telah mapan dan mampu
mengelola keuangannya dengan baik, oleh karena itu diharapkan memiliki kemampuan dalam melunasi kewajibannya. Menurut Irma., dkk 2013 ukuran
perusahaan dengan proksi logaritma natural dari total aset berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian tersebut, karena nilai signifikansi ukuran perusahaan berada diatas 0,05 yaitu 0,264.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Malindo Feedmill yang memperoleh peringkat obligasi
id
AA+ total asetnya hanya sebesar Rp
68
966.318.649.000,-, sedangkan PT BW Plantation yang total asetnya sebesar Rp 6.200.427.308.000,- hanya memperoleh peringkat
id
BBB+. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan bukan merupakan faktor signifikan yang
mempengaruhi peringkat obligasi. Ukuran perusahaan dapat menunjukkan kekuatan dan luasnya pangsa
pasar, namun ternyata ukuran perusahaan tidak secara signifikan mempengaruhi peringkat obligasi. Hal ini dimungkinkan karena perusahaan pemeringkat lebih
cenderung mempertimbangkan kinerja perusahaan dibandingkan dengan hanya melihat ukruan perusahaan, sehingga meskipun ukuran perusahaan kecil namun
jika memiliki kinerja yang baik dan perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk melunasi obligasi maka peringkat obligasinya akan lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis dengan ukuran besar namun kinerjanya kurang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Adams, et al. 2000, Magreta dan Nurmayanti 2009.
4.3.2 Pengaruh Umur Obligasi Maturity Terhadap Peringkat