68
c. Pajak
Merupakan biaya di dalam analisis finansial. Pajak yang diperhitungkan adalah berhubungan dengan pengurangan manfaat
bersih yang diterima bisnis. Pajak dalam cashflow diambil dari pajak yang ada pada laporan laba rugi.pada umumnya pajak yang
digunakan adalah pajak tahun 2007 yang bersifat berlipat berdasarkan jumlah penghasilan sebuah usaha. Namun berdasarkan
ketetapan baru, pajak tahun 2007 berubah, yang digunakan berdasarkan UU RI No.36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 2a yaitu pajak
pendapatan 25 persen mulai berlaku sejak tahun 2010.
6.1.3. Laporan Laba Rugi pada Skenario II
Dalam penyusutan laporan laba rugi terdapat komponen biaya penyusutan yang berasal dari investasi usaha. Nilai penyusutan ditentukan dengan
menggunakan metode garis lurus. Penyusutan setiap barang investasi memiliki nilai yang berbeda-beda. Nilai Penyusutan pada skenario II menggunakan
teknologi mesin pakan sedikit berbeda dengan nilai penyusutan pada skenario I tanpa teknologi mesin pakan, dimana terjadi penambahan penyusutan dari mesin
pakan dan gudang pakan sebesar Rp. 38.600.000. Total penyusutan dengan menggunakan teknologi mesin pakan adalah sebesar Rp. 273.821.743
6.1.4. Arus Kas Cash Flow pada Skenario II
Secara garis besar tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan cash flow pada skenario I, yang menjadi pembedanya adalah adanya investasi baru
berupa mesin pakan sehingga akan terjadi perubahan dari sisi penerimaan dan pengeluaran. Adapun rinciannya dapat dilihat pada uraian berikut.
1 Penerimaan Inflow
Dari sisi penerimaan, perusahaan akan menerima tambahan pemasukan yang berasal dari:
a. Penjualan pakan konsentrat. Adapun besaran pakan konsentrat
yang dijual adalah sebanyak 2000 kg setiap harinya selama setahun 305 hari, dengan harga jual sebesar 3000kg. Setiap tahun
perusahaan akan menerima penerimaan sebesar Rp.1.830.000.000 selama umur proyek.
69
b. Penerimaan dari penjualan susu sapi segar dengan harga Rp.5000,
dimana pada skenario II ini setelah dilakukan metode produksi baru dengan adanya penerapan teknologi baru, maka setiap ekor sapi
akan menghasilkan susu sebanyak 21 liter ekor setiap harinya.
Tabel 20 Penerimaan dari penjualan susu sapi dan penjualan pakan
konsentrat pada skenario II CV CIF Tahun
Penjulaan Susu Rp
Penjualan Pakan Konsentart Rp
1
1,987,335,000 1,830,000,000
2
2,618,235,000 1,830,000,000
3
3,091,410,000 1,830,000,000
4
3,722,310,000 1,830,000,000
5
4,416,300,000 1,830,000,000
6
3,666,270,000 1,830,000,000
7
4,620,345,000 1,830,000,000
8
6,585,180,000 1,830,000,000
9
9,165,915,000 1,830,000,000
10
11,853,195,000 1,830,000,000
2 Pengeluaran Outflow
a. Investasi
CV CIF akan melakukan kegiatan investasi baru berupa pembelian mesin pakan baru. Dimana mesin pakan ini dibeli dengan harga
Rp.68.000.000 dan memiliki umur ekonomis 5 tahun, dan pada tahun ke 6 akan melakukan pembelian mesin pakan kembali. Selanjutnya
investasi lain yang dilakukan oleh CV CIF adalah pembangunan gudang untuk tempat penyimpanan bahan baku pakan konsentrat dan
lokasi mesin beroperasi. Gudang dibangun dengan estimasi biaya sebesar Rp.250.000.000, dengan umur ekonomis 10 tahun.gudang
dibangun ditanah seluas 500 m
2
. b.
Biaya Tetap 1.
Penambahan biaya tetap terjadi pada komponen BBM untuk mesin pakan. Penggunaan solar pada mesin pakan yang setiap
70
harinya menghabiskan 50 liter dan memproduksi pakan selama 305 hari. Solar dibeli dengan harga Rp.4500 per liter, sehingga
dalam satu tahun CV CIF akan mengeluarkan biaya untuk solar sebesar Rp. 68.625.000.
2. Penambahan biaya tetap terjadi pada penambahan tenaga kerja
sebagai operator mesin 1 orang dan juga input bahan baku ke dalam mesin sebanyak 2 orang. Yang masing-masing akan
memperoleh gaji sebesar Rp. 600.000bulannya. Total seluruh pekerja yang ada di CV CIF sebanyak 35 orang. Dengan
demikian total yang dikeluarkan untuk gaji karyawan sebesar Rp. 252.000.000
3. Biaya pemeliharaan mesin dikeluarkan setiap tahun selama 10
tahun dengan rincian biaya sebesar Rp. 13.600.000 setiap tahunnya, digunakan untuk melakukan pembelian sparepart dan
juga perbaikan ketika terjadi kerusakan-kerusakan yang tidak terlalu besar.
c. Biaya Variabel
Komponen biaya variabel yang bertambah adalah biaya pembelian bahan baku. Komponen tersebut dimasukan ke dalam biaya variabel
dikarenakan terdapat perbedaan jumlah untuk setiap produksi dalam tiap-tiap tahun dan juga tergantung pada pola populasi sapi yang ada.
Adapun rincian mengenai biaya pemeliharaan sapi dan biaya pembelian bahan baku dapat dilihat pada tabel 21.
71
Tabel 21. Proyeksi Biaya Variabel Pembelian Input Bahan Baku
Tahun Biaya Variabel
Input Bahan Baku Rp
1 775,920,000
2 845,460,000
3 912,621,000
4 998,204,000
5 1,099,708,000
6 1,202,920,000
7 1,369,816,000
8 1,626,016,000
9 1,935,408,000
10 2,331,908,000
6.1.5. Analisis Kelayakan Finansial