Kajian Penelitian Terdahulu Analisis Kelayakan Finansial Usaha Sapi Perah CV Cisarua Integrated Farming Kabupaten Bogor, Jawa Barat

14 dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.

2.4 Kajian Penelitian Terdahulu

Adapun kajian-kajian penelitian terdahulu tetap mengacu pada masalah analisis kelayakan finansial dan pendapatan adalah: Mustikasari 2010, melakukan penelitian dengan menggunakan analisis kelayakan finansial usahaternak sapi perah di TPK Cibedug, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial usahaternak anggota Koperasi Peternak Sapi Bandung Barat KPSBB di Tempat Pelayanan Koperasi TPK Cibedug. Dalam penelitiannya, Mustikasari menggunakan skenario dalam mengukur kelayakan usahaternak sapi perah. Skenario I, pada kelompok I memperoleh nilai sebesar 72,73 persen responden layak untuk diusahakan, sedangkan 27.27 persen dianggap tidak layak untuk diusahakan. Kelompok II sebesar 55.56 persen usahaternak responden layak untuk diusahakan dan 44.44 persen usahaternak responden tidak layak diusahakan. Kelompok III, 80 persen usahaternak layak diusahakan, dan 20 persen tidak layak diusahakan. Selanjutnya dalam skenario II, pada kelompok I memperoleh nilai sebesar 72,73 persen responden layak untuk diusahakan, sedangkan 27.27 persen dianggap tidak layak untuk diusahakan. Kelompok II sebesar 55.56 persen usahaternak responden layak untuk diusahakan dan 44.44 persen usahaternak responden tidak layak diusahakan. Kelompok III, 70 persen usahaternak layak diusahakan, dan 30 persen tidak layak diusahakan. Secara finansial usahaternak anggota KPSBU TPK Cibedug layak untuk diusahakan, karena sebesar 70 persen pada skenario I dan 63.33 persen pada skenario II secara analisis finansial layak untuk diusahakan. Hermanto 2010, dalam penelitiannya menggunakan Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah Kelompok Ternak Baru Sireum Di Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan tujuan menganalisis kelayakan usaha ternak sapi perah pada setiap skala usaha 15 dilihat dari aspeks non-finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan aspek sosial, serta ekonomi dan lingkungan. Analisis dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan aspek sosial, serta ekonomi dan lingkungan. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui kelayakan finansial berdasarkan kriteria kelayakan investasi berupa NPV, IRR, Net BC Ratio, PP, dan Sensitivitas. Dalam penelitiannya diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 9.749.415 lebih besar dari nol, IRR sebesar 11 persen lebih besar dari tingkat diskonto dan Net BC sebesar 1,21 dan PP sebesar empat tahun satu bulan. Purnomo 2008, dalam penelitiannya menggunakan Analisis Kelayakan Finansial dan Ekonomi Agribisnis Nenas Studi Kasus Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan mengkaji kegiatan dan kelayakan agribisnis nenas serta menganalisis pengaruh perubahan harga output, harga input dan tingkat produksi terhadap kelayakan agribisnis nanas. Hasil perhitungan kelayakan pada tingkat bunga 15 persen, secara finansial usaha pengembangan nanas layak untuk dilaksanakan dengan kriteria sebagai berikut: NPV sebesar Rp. 269.566.747,91, IRR sebesar 24 persen, NBC sebesar 1,35 dan PP selama 29 bulan. Ginting 2009, penelitian dilakukan dengan menggunakan Analisis Pengembangan Populasi Sapi Perah Di CV CIF, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bertujuan merumuskan ide pengembangan bisnis dalam meningkatkan produksi susu segar melalui peningkatan populasi ternak sapi perah, serta menganalisis tingkat kelayakan finansial dalam usaha produksi susu sapi segar oleh CV CIF dengan adanya peningkatan populasi sapi perah. Jumlah produksi dan produktivitas susu sapi perah yang diusahakan di CV CIF diasumsikan mengalami peningkatan sebesar 75,04 persen setelah adanya pengembangan bisnis melalui penambahan populasi sapi perah. Jumlah produksi susu yang dulunya berkisar 370.166,8 liter per tahun menjadi rata-rata 1.483.110 liter per tahun. Penambahan populasi sapi perah merupakan suatu langkah untuk mendapatkan tambahan peningkatan jumlah produksi susu sapi perah yang 16 diusahakan di CV CIF. Secara makro tahapan pengembangan bisnis ini memiliki pengaruh yang besar terhadap pengatasan masalah kekurangan susu nasional dan secara mikro tahapan pengembangan bisnis ini meningkatkan profit yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan rencana peningkatan kuantitas produksi susu yang dihasilkan. Produksi susu berbanding lurus dengan populasi sapi sehingga peningkatan populasi sapi perah merupakan salah satu alternatif yang dapat meningkatkan produksi susu sapi pada CV CIF. Selanjutnya, nilai-nilai yang diperoleh dari kriteria-kriteria investasi adalah sebagai berikut, usaha ternak ini juga dinilai layak untuk dilaksanakan karena nilai Net Present Value NPV yang didapat pada discount factor 7 persen bernilai positif lebih besar dari nol, yaitu sebesar Rp 19.014.406.617; Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio yang lebih dari satu atau sebesar 3,19 ; Internal Rate Retrun IRR yang lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu atau sebesar 24,74 persen; dan payback periode PP yang lebih kecil dari umur proyek, yaitu 2 tahun 3 bulan. 17 Tabel 5 Daftar Penelitian Terdahulu No Peneliti Tahun penelitian Judul Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian 1 Wina Guslyani Ginting 2009 Kajian Pengembangan Bisnis peningkatan produksi susu melalui usaha peningkatan populasi sapi perah, di CV Cisarua Integrated Farming, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. NPV IRR PP Switching value Menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 19.014.406.617, IRR sebesar 24.74, Net BC sebesar 3.19 dan PP selama 2 tahun 3 bulan 2 Dwi Mustikasari 2010 Analisis Kelayakan Finansial Usahaternak Sapi Perah Studi Kasus Peternak Anggota KPSBU di TPK Cibedug Kabupaten, Bandung Barat, Provinsi Jawa Timur NPV IRR PP Switching value Memiliki NPV sebesar Rp. 25.199.188, IRR sebesar 23 persen, net BC1.29 dan PP selama 9 tahun 3 bulan 3 Bangun Tri Hermanto 2010 Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah Kelompok Ternak Barusireum di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. NPV IRR PP Switching value Menghasilkan NPV sebesar Rp.904.982.084, IRR sebesar 74 persen, net BC 5.07 dan PP selama 2 tahu 5 bulan 4 Iwan Purnomo 2008 Analisis Kelayakan Finansial dan Ekonomi Agribisnis Nenas NPV IRR PP Switching value Menghasilkan NPV sebesar Rp. 269.566.747,91, IRR sebesar 24 persen, NBC sebesar 1,35 dan PP selama 29 bulan Beberapa penelitian terdahulu yang ditulis oleh Ginting WG, Mustikasari DA, Hermanto BT terdapat kesamaan dalam alat analisis penelitian, yaitu menggunakan analisis kelayakan finansial dengan menggunakan NPV, IRR, Net BC dan PP. Dari hasil beberapa penelitian tersebut, dinyatakan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan dengan kriteria NPV lebih besar dari nol, IRR lebih besar dari suku bunga yang berlaku, Net BC lebih besar dari satu dan PP lebih pendek dari umur proyek. Khususnya penelitian yang dilakukan Hermanto BT dan Ginting WG terdapat adanya persamaan berupa nilai IRR diatas 30 persen dan nilai NPV yang sangat besar, hal ini mengindikasikan bahwa kelayakan usaha yang dianalisis dan dijalankan memang benar sesuai adanya dan tidak terdapat kegiatan irrasional untuk memperoleh nilai-nilai NPV dan IRR yang dihasilkan. 18 Selanjutnya terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan beberapa penelitian yang lain, diantaranya adalah perbedaan lokasi dan waktu penelitian. Adapun penelitian yang menggunakan lokasi yang sama, tetapi topik pembahasan yang diambil tidak sama dengan topik peneliti. Selain itu hasil perhitungan dari kriteri-kriteria investasi berupa NPV, IRR, Net BC dan PP dapat dipastikan tidak akan memiliki kesamaan dengan penelitian ini. III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis