TAHU KALSIUM Pengembangan Produk Tahu Berkalsium Tinggi Dalam Skala Pilot Plan Di Technopark Fateta-IPB

4 Karbohidrat yang terdapat pada kedelai sebagian besar merupakan jenis disakarida dan oligosakarida, yaitu 2.5-8.2 sukrosa, 0.1-0.9 raffinosa, dan 1.4-4.1 stakiosa. Adanya oligosakarida seperti raffinosa dan stakiosa menyebabkan terjadinya flatulensi pada manusia apabila mengkonsumsi kedelai atau produk olahannya Liu, 1997. Lemak pada kedelai terdapat dalam jumlah sekitar 17-20. Minyak kedelai kasar pada umumnya mengandung 96 trigliserida, 2 fosfolipida. 0.5 asam lemak bebas, 1.6 senyawa tak tersabunkan, dan sejumlah kecil pigmen karotenoid. Senyawa tak tersabunkan tersebut terdiri dari tokoferol, fitosterol, dan hidrokarbon Liu, 1997. Senyawa antinutrisi dalam kedelai antara lain tripsin inhibitor, lectin, dan estrogen. Senyawa antitripsin dapat mengganggu aktivitas proteolitik tripsin dalam tubuh. Kedelai juga mengandung senyawa-senyawa mikronutrien seperti vitamin A, D, E, K, serta vitamin B terutama niasin, riboflavin, dan thiamin dan mineral Ca, P, mg, Na, K, Zn, Fe, Cu, dan Mn Liu, 1997. Di dalam kedelai juga terdapat senyawa-senyawa bioaktif, polifenol, antinutrisi, dan senyawa-senyawa mikronutrien yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Senyawa bioaktif yang terdapat pada kedelai yaitu isoflavon yang berfungsi sebagai antioksidan dan diketahui dapat mencegah penyakit kanker. Isoflavon terkonsentrasi pada hipokotil dan terdapat dalam jumlah sedikit pada kotiledon Wang dan Murphy, 1994. Serat yang terkandung dalam kedelai dapat memperbaiki toleransi terhadap glukosa dan respon insulin pada penderita diabetes. Kedelai juga mempunyai pengaruh positif terhadap penyakit osteoporosis, penyakit ginjal dan diare Yee, 1994.

B. TAHU

Tahu merupakan makanan tradisional yang sudah lama dikenal di Indonesia dan memegang peranan penting dalam pola makanan sehari-hari masyarakat Indonesia pada umumnya, baik sebagai lauk maupun sebagai makanan tambahan. Standar Industri Indonesia SNI dengan nomor 01- 31421998 menetapkan bahwa yang dimaksudkan dengan tahu adalah suatu 5 jenis makanan padat yang terbuat dari sari kedelai yang dicetak dengan menggunakan proses pengendapan protein pada titik isoelektriknya, dengan atau penambahan zat lain yang diizinkan. Shurleff dan Aoyagi 1984 menyatakan bahwa tahu adalah gumpalan protein dari susu kedelai sesudah dipisahkan dari air tahu whey dengan cara pengepresan. Tahu merupakan makanan yang menyehatkan dan mengandung zat-zat yang dibutuhkan untuk memperbaiki gizi. Kedelai mengandung protein, karbohidrat, lemak, dan zat-zat mineral. Cara pembuatan tahu oleh industri-industri kecil tersebut berbeda antara industri satu dengan yang lain. Namun, secara umum memiliki prinsip yang sama yaitu, mengekstrak protein kedelai dengan air kemudian menggumpalkannya dengan menggunakan asam atau garam-garam tertentu. Prinsip pembuatan sebenarnya terdiri dari dua tahap yaitu tahap pembuatan susu kedelai dan tahap kogulasi susu kedelai sehingga terbentuk tahu Shurtleff dan Aoyagi, 1984. Ditinjau dari komposisi kimia dan kandungan gizinya, tahu mengandung kalori, air, lemak, dan lain sebagainya, yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Komposisi kimia dan kandungan gizi tahu Komposisi Tahu a Lokal Tahu b Jepang Tahu b Cina Protein 8.3 7.8 10.6 Lemak 5.4 4.3 5.3 Karbohidrat - 2.3 2.9 Abu 0.8 0.7 0.9 Kadar Air 82.4 84.9 79.3 Sumber : a Herlinda dan Almasjuri 1987 b Shurtleff dan Aoyagi 1984

C. KALSIUM

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh yaitu sekitar 1,5 – 2 dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Dari jumlah tersebut, 99 berada dalam jaringan keras, 6 yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit [3Ca 3 PO 4 2 .CaOH 2 ]. Kalsium tulang berada dalam jumlah seimbang dengan kalsium plasma pada konsentrasi kurang lebih 2.25-2.60 mmol l 9- 10.4 mg100,l Almatsier, 2002. Selebihnya kalsium tersebar luas di dalam tubuh. Kalsium dalam jumlah sangat sedikit yaitu sekitar 4-5 gram sangat penting bagi setiap sel tubuh untuk menjalankan fungsinya Guthrie, 1986. Kalsium dalam tubuh memiliki berbagai fungsi penting Guthrie, 1986 dan Almatsier, 2002, diantaranya adalah sebagai adalah pembentukan tulang, pembentukan gigi, pembekuan darah, katalisator reaksi biologis dan kontraksi otot. Faktor utama yang mempengaruhi efisiensi penyimpanan kalsium didalam tulang bukan masalah gizi tetapi fisiologi, sebagai contoh pertumbuhan, kehamilan dan saat menyusui. Deposisi dan resorpsi tulang diatur oleh beberapa hormon seperti PTH, calcitonin, calcitriol dan estrogen. Kelebihan serapan kalsium yang tidak dapat disimpan dalam tulang diekskresikan melalui urine, kotoran dan keringat. Keseimbangan kalsium pada manusia biasa adalah nol, jadi setelah terlepas dari tulang semua kalsium yang terserap diekskresikan dengan pola ini Guegeun dan Pointillart, 2000. Gambar 2. Siklus penyerapan kalsium Guegeun dan Pointillart, 2000 Pada Gambar 2 dapat dilihat siklus penyerapan kalsium. Hampir semua kalsium direabsorpsi pada pencernaan berasal dari sekresi empedu Guegeun dan Pointillart, 2000 dan kalsium endogenous yang dikeluarkan melalui 7 kotoran merupakan bagian yang tidak dapat direabsropsi. Manusia dewasa kehilangan kalsium 0.3 masa tulang setiap tahun hal ini berarti keseimbangan kalsium bernilai negatif dan mereka kehilangan 10 mg kalsium setiap hari. Kehilangan masa tulang ini lebih besar sepuluh kali lipat pada wanita menopause Guegeun dan Pointillart, 2000. Tujuan utama pengaturan hormon pencernaan, resorpsi tulang dan menyerapan di usus besar adalah menjaga agar konsentrasi kalsium plasma konstan. Kebutuhan kalsium untuk anak di bawah 10 tahun sebanyak 0.5 gram per orang per hari dan dewasa 0.5-0.7 g per orang per hari. Kebutuhan kalsium menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kebutuhan Kalsium Menurut Kelompok Umur Kategori Umur Tahun Kebutuhan mghari Bayi 0-0.5 0.5-1 400 600 Anak-anak 1-3 4-6 7-10 800 800 800 Dewasa 11-14 15-18 19-24 25-50 51+ 1200 1200 1200 800 800 Hamil 1200 Menyusui 1200 Sumber : Ensminger et al. 1995

D. PEMASARAN