12 jelas dan tidak membingungkan responden, apakah kolom-kolom yang
disediakan untuk jawaban tiap pertanyaan sudah baik dan cukup lengkap, serta dapat dianalisa dengan baik Supranto, 1990.
F. ANALISIS FINANSIAL
Analisis ini dilakukan pada penelitian untuk mengetahui kelayakan bisnis dari tahu berkalsium tinggi yang diperoleh. Analisis finansial ini
penting untuk menentukan sebuah proyek layak atau tidak untuk dijalankan. Beberapa faktor pada analisis finansial yang umum digunakan untuk menguji
kelayakan suatu proyek terutama berkisar pada perkiraan biaya investasi, perkiraan biaya operasional dan pemeliharaan, kebutuhan modal kerja,
sumber pembiayaan, waktu, dan perkiraan pendapatan. Untuk dapat menentukan apakah suatu proyek investasi dapat dikatakan layak diperlukan
teknik kriteria investasi yang didasarkan pada estimasi aliran kas yang bersangkutan. Kriteria tersebut antara lain Net Present Value NPV, Internal
Rate Of Return IRR, Payback perioe PP, dan Net Benefit Cost Ratio Net BC Keown et al., 2004. Selain itu, dapat digunakan juga analisis Break
Event Point BEP dan analisis sensitivitas untuk melengkapi analisis terhadap kriteria investasi.
1. Modal Awal Usaha
Modal adalah dana yang disiapkan untuk pendanaan jangka panjang. Modal awal usaha merupakan pengeluaran arus kas yang dibutuhkan untuk
membeli aktiva dan digunakan dalam operasi. Jumlah ini termasuk biaya pengadaan aktiva dan pengeluaran kas non biaya, seperti modal kerja Keown
et al., 2004. Modal awal terdiri dari biaya investasi dan modal kerja. Biaya investasi merupakan pembiayaan untuk membangun instalasi atau fasilitas
produksi. Sedangkan biaya modal kerja adalah pengeluaran untuk membiayai keperluan operasi dan produksi pada waktu pertama kali dijalankan
Soeharto, 2001.
13
2. Analisis Biaya
Analisis biaya adalah kegiatan yang meliputi identifikasi biaya, pengukuran, alokasi, dan pengendalian yang merupakan kegiatan penting
dalam sebuah perusahaan. Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan uang yang telah dikeluarkan atau kelak dikeluarkan untuk
mencapai tujuan tertentu. Biaya dapat digolongkan dengan berbagai cara, antara lain penggolongan berdasarkan obyek pengeluaran, berdasarkan fungsi
pokok dalam perusahaan, berdasarkan hubungan dengan pusat biaya, dan penggolongan berdasarkan perubahan biaya terhadap perubahan volume
produk atau kegiatan Simangunsong, 1991. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tetap dan tidak tergantung pada
volume produksi Soeharto, 2001. Meskipun jumlah produk yang dihasilkan mengalami peningkatan atau penurunan, namun pengeluaran untuk biaya ini
jumlahnya tetap. Komponen biaya ini adalah bunga, pajak, perawatan pabrik, administrasi, gaji pegawai, dan buruh. Berbeda dengan biaya tetap, biaya
variabel mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat produksi. Komponennya antara lain biaya bahan baku, bahan bakar, listrik, biaya
tranportasi, dan biaya distribusi Soeharto, 2001.
3. Harga Pokok dan Harga Jual
Harga pokok berperan dalam memberikan gambaran tentang pengorbanan yang dilakukan dalam menghasilkan produk, sehingga dapat
menjadi dasar dalam penetapan harga jual produk. Selain itu, perhitungan harga pokok berfungsi yang pertama untuk menganalisis biaya dan
pendapatan dari suatu perusahaan sehingga tingkat efisiensinya dapat diketahui. Kedua, mengawasi perubahan biaya. Ketiga, mengetahui
perbandingan antara biaya dan pendapatan. Menurut Simangunsong 1991, perhitungan harga pokok berdasarkan
obyek biaya dapat dibedakan menjadi dua. Pertama dengan metode full costing absorbation costing metode konvensional, yaitu metode yang
memperhitngkan semua biaya produksi biaya tetap dan biaya variabel sebagai unsur harga pokok. Kedua dengan metode direct costing variabel
14 costing, yaitu metode yang hanya memperhitungkan biaya variabel dan tidak
menyertakan biaya tetap dalam penentuan harga pokok produksi. Dengan metode tersebut akan diperoleh harga pokok yang selanjutnya ditambah
dengan presentase laba yang diinginkan mark up sehingga menghasilkan harga jual target price.
4. Kriteria Investasi