21
Gambar 7. Diagram Alir Tahap Penelitian Penetrasi Pasar
C. METODE ANALISIS
1. Analisis Fisik
a. Uji Texture Profile Analyzer Nieminen, 2007 Pengukuran profile tekstur produk dilakukan dengan menggunakan
Texture Analyzer XT-21. Tahu yang akan diukur TPA diletakkan di bawah probe. Setelah pengukuran selesai, nilai kekerasan produk dapat dilihat pada
layar komputer.
Tahap Penetrasi Pasar
Analisis Pemasaran Analisis Finansial
Survei konsumen Analisis Pasar
Strategi Pemasaran
Segmentation, Targeting, Positioning
Bauran Pemasaran
Product, Place, Price, Promotion
Ujicoba Penjualan Jumlah yang terjual
Penentuan Asumsi-Asumsi
Kondisi yang digunakan atau diprediksi saat usaha dijalankan
Penghitungan Modal
Biaya investasi dan modal kerja serta biaya lain
Proyeksi Laba Rugi
Penentuan Harga Pokok Produksi, Prediksi pemasukan dari penjualan
Kriteria Investasi
NPV, Net BC, IRR, BEP, PBP
Analisis Sensitivitas
Prediksi pengaruh perubahan kondisi pada usaha
22 b. Rendemen
Rendemen basah tahu dihitung berdasarkan berat total tahu semua potongan tahu yang dihasilkan ditimbang kemudian dibandingkan dengan
berat awal kedelai yang digunakan. berat tahu
Rendemen Basah = x 100
berat kedelai
2. Analisis Kimia
a. Total Padatan Terlarut AOAC, 1995 Refraktometer dibersihkan dulu bagian kacanya dengan cara
meneteskan alkohol hingga merata dan melapnya dengan tisue hingga permukaan kaca refraktometer kering. Sebanyak 2-3 tetes sampel produk jadi
diteteskan pada kaca bagian depan refraktometer dan dilakukan pembacaan skala. Kemudian bersihkan kembali sampel pada kaca dengan tisue dan
lakukan prosedur awal untuk menghitung kembali total padatan terlarut. Total padatan terlarut dinyatakan dalam
o
brix.
b. Analisis Kadar Air, Metode Oven AOAC, 1995 Kadar air diukur dengan metode oven biasa karena kandungan bahan
volatil pada sampel rendah dan sampel tidak terdegradasi pada suhu 100 C.
Cawan aluminium kosong dikeringkan dalam oven suhu 105 C selama 15
menit lalu didinginkan dalam desikator selama 5 menit atau sampai tidak panas lagi. Cawan ditimbang dan dicatat beratnya. Lalu ditimbang sampel
sebanyak 5 g di dalam cawan tersebut. Dikeringkan sampel dalam oven sampai beratnya konstan perubahan berat tidak lebih dari 0.003 g. Setelah
itu cawan didinginkan di dalam desikator. Ditimbang berat akhirnya. Dihitung kadar air dengan persamaan berikut :
Kadar air bb = x-y x 100 x-a
Keterangan : x = berat cawan dan sampel sebelum dikeringkan g
23 y = berat cawan dan sampel setelah dikeringkan g
a = berat cawan kosong g
c. Analisis Kadar Abu, Metode Oven AOAC, 1995 Cawan porselen dibakar dalam tanur selama 15 menit kemudian
didinginkan di dalam desikator. Setelah dingin ditimbang. Kemudian sampel sebanyak 5 g ditimbang di dalam cawan lalu diabukan di dalam tanur hingga
diperoleh abu berwarna putih dan beratnya tetap. Pengabuan dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama pada suhu 400
C lalu dilanjutkan pada suhu 550
C, kemudian didinginkan di dalam eksikator lalu ditimbang perhitungan :
Kadar abu bb= W
2
x 100 W
1
Keterangan : W
1
= berat sampel g W
2
= berat abu g
d. Analisis Kadar Protein, metode Kjeldahl AOAC, 1995 Sampel sebanyak 0.1
– 0.2 g dimasukkan ke dalam labu kjedahl 100 ml, lalu ditambahkan 2 g K
2
SO
4
, 40 mg HgO, dan 2.5 ml H
2
SO
4
pekat. Setelah itu, didestruksi selama 30 menit sampai cairan berwarna jernih dan
dibiarkan sampai dingin. Selanjutnya ditambahkan air suling secukupnya dan 10 ml NaOH pekat sampai berwarna coklat kehitaman dan didestilasi. Hasil
destilasi ditampung dalam erlenmeyer 125 ml yang berisi H
2
BO
3
dan indikator, kemudian dititrasi dengan HCl 0.02 N. Larutan blanko juga
dianalisis seperti sampel. Kadar nitrogen dihitung berdasarkan rumus : Nitrogen = HCl
– Blanko ml x N HCl x 14,007 x 100 mg contoh
Kadar protein = Nitrogen x 6.25
e. Analisis Kadar Lemak, Metode Soxhlet AOAC, 1995
24 Labu lemak yang telah bebas lemak dikeringkan di dalam oven kemudian
ditimbang setelah dingin. Sampel sebanyak 5 g dibungkus dalam kertas saring kemudian ditutup kapas yang bebas lemak. Sampel dimasukkan ke dalam alat
ekstraksi soxhlet, kemudian pasang kondensor dan labu pada ujung-ujungnya. Pelarut heksana dimasukkan ke dalam alat lalu sampel direfluks selama 5
jam. Setelah itu, pelarut didestilasi dan ditampung pada wadah lain. Labu lemak dikeringkan di dalam oven pada suhu 105
C sampai diperoleh berat tetap. Kemudian labu lemak dipindahkan ke desikator, didinginkan, dan
ditimbang. Perhitungan :
Kadar lemak bb = W
2
x 100 W
1
Keterangan : W
1
= Berat sampel g W
2
= Berat lemak g
f. Analisis Kadar Karbohidrat By Difference AOAC, 1995 Pengukuran kadar karbohidrat menggunakan metode by difference
dilakukan dengan cara : Kadar karbohidrat bb = 100 - kadar air + kadar protein +
kadar lemak + kadar abu.
g. Kadar Kalsium total, Metode Spektrofotometer absorpsi atom AAS Apriyantono et al, 1989
Penetapan kadar kalsium total dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode AAS. Prinsip dari metode ini adalah residu sampel yang
telah dihilangkan kandungan bahan-bahan organiknya dengan menggunakan pengabuan basah dapat dilarutkan dalam asam encer. Larutan disebarkan dalam
nyala api yang ada dalam nyala AAS sehingga absorpsi atau emisi logam dapat dianalisis dan diukur pada panjang gelombang tertentu.
25
3. Uji Organoleptik Soekarto, 1985