factornya di atas 0,50 maka convergent validity telah terpenuhi. Model untuk keterampilan setelah diestimasi ulang dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13.Output grafis SmartPLS kualifikasi Pada Tabel 20, dapat dilihat bahwa loading indikator untuk kompetensi
yang paling besar adalah KUALIF 5 sebesar 0,712 dengan t-value 9,979246. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan. Artinya,
bahwa standar kompetensi pegawai fungsional dalam pengembangan karir sudah baik dan pantas. Aturan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak
untuk kriteria kompetensi yang dimiliki oleh peagawai fungsional sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang ada di divisi fungsional. Sedangkan
loading indikator yang paling rendah adalah KUALIF 6 sebesar 0,557 dengan t-value sebesar 5,141336. Hal ini menunjukkan bahwa adanya korelasi positif
dan signifikan. Artinya, kualifikasi kemampuan setiap individu untuk jabatan fungsional belum sesuai secara optimal dengan standar jabatan yang telah
ditetapkan. Dalam proses penentuan kemampuan pegawai terkadang tidak konsisten dengan apa yang ditetapkan dalam standar jabatan. Hal ini dapat
menyebabkan pengembangan karir pegawai yang tidak sesuai dengan aturan waktu yang diinginkan.
Tabel 20. Nilai outer loading faktor kualifikasi
Outer model Loading
t-value Interpretasi
KUALIFIKASI 1 0,612
4,102333 Pengaruh positif dan signifikan
KUALIFIKASI 3 0,612
4,102333 Pengaruh positif dan signifikan
KUALIFIKASI 4 0,559
4,283637 Pengaruh positif dan signifikan
KUALIFIKASI 5 0,712
9,979246 Pengaruh positif dan signifikan
KUALIFIKASI 6 0,557
5,141336 Pengaruh positif dan signifikan
4.5.4 Pengaruh Faktor-faktor Penilaian Kinerja Terhadap Pengembangan Karir
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh, arah hubungan, serta signifikan atau tidaknya faktor-faktor penilaian kinerja terhadap
pengembangan karir. Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui besarnya pengaruh faktor pengetahuan terhadap pengembangan karier sebesar 0,246. Nilai yang
positif ini menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara faktor pengetahuan terhadap pengembangan karir, artinya semakin tinggi pengetahuan
yang dimiliki pegawai fungsional maka akan berpengaruh baik terhadap penilaian kinerja yang dimiliki yang menjadi dasar untuk pengembangan karir pegawai.
Nilai t-value pengetahuan sebesar 2,227594, artinya pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap pengembangan karir. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-value
yang lebih besar dari t
tabel
t
tabel
signifikan selang 5 = 1,96 sehingga dapat disimpulkan bahwa kejujuran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengembangan karir pegawai fungsional. Besarnya pengaruh faktor keterampilan terhadap pengembangan karir
sebesar -0,158, yang dapat diinterpretasikan bahwa faktor keterampilan memiliki hubungan yang negatif terhadap pengembangan karir pegawai fungsional.
Artinya, keterampilan yang semakin meningkat berakibat pengembangan karir akan menurun. Keterampilan dalam hal ini tidak begitu dibutuhkan pegwai
fungsional karena keterampilan lebih dibutuhkan pada pekerjaan struktural. Pegawai fungsional lebih mengutamakan keunggulan dalam pengetahuan dan
keahlian untuk berkinerja lebih baik sehingga meningkatkan karirnya. Nilai t- value untuk faktor keterampilan adalah sebesar 0,773185. Angka tersebut
menunjukkan bahwa faktor keterampilan berpengaruh signifikan terhadap pengembangan karir karena nilai t-valuenya lebih besar dari t
tabel.
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor keterampilan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap pengembangan karir. Faktor motivasi memiliki pengaruh terhadap pengembangan karir sebesar
0,676. Hal ini menunjukkan adanya arah hubungan yang positif antara motivasi terhadap pengembangan karier pegawai, artinya semakin besar motivasi yang
dimiliki pegawai maka akan semakin meningkatkan pengembangan karir pegawai fungsional. Nilai t-value motivasi terhadap pengembangan karir pegawai
diketahui sebesar 6,307248. Nilai ini menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap pengembangan karir, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa
motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karir pegawai.
Tabel 21. Nilai Koefisien dan t-value faktor-faktor penilaian kinerja terhadap pengembangan karir
Konstruk Koefisien
t-value Interpretasi
KTRPLN-KARIER -O,158
0,773185 Pengaruh negatif dan signifikan
MTV-KARIER 0,676
6,307248 Pengaruh positif dan signifikan
PGTHN-KARIER 0,246
2,227594 Pengaruh positif dan signifikan
PRN-KARIER 0,288
1,206727 Pengaruh positif dan signifikan
Faktor peran memiliki pengaruh terhadap pengembangan karir sebesar 0,288. Hal ini menunjukkan adanya arah hubungan positif antara faktor peran
terhadap pengembangan karir pegawai. Semakin besar peran yang dimiliki oleh pegawai fungsional dalam melaksanakan pekerjaan akan semakin meningkatkan
karier pegawai fungsional. Nilai t-value peran terhadap pengembangan karir sebesar 0,288. Nilai ini menunjukkan bahwa peran berpengaruh signifikan
terhadap pengembangan karir, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa peran berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karir pegawai.
Model pengaruh faktor-faktor penilaian kinerja terhadap pengembangan karir pegawai memiliki nilai R-square sebesar 0,763596 berarti model regresi
memiliki tingkat goodness-fit yang baik. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk pengembangan
karir adalah sebesar 76,3596 persen, sedangkan sisanya atau 23,6404 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model ini. Nilai R-square dapat dilihat pada
Lampiran 8 dan tabel path coefficient dapat dilihat pada Lampiran 9.
4.6. Analisis Faktor Penghambat Karir Pegawai Fungsional Menggunakan
Fishbone Analysis dan Force Field Analysis
Selain menggunakan analisis kuantitatif, uji analisis faktor penghambat karir pegawai fungsional menggunakan analisis kualitatif melalui alat analisis
Fishbone Analysis dan Force Field Analysis. Dari kedua alat analisis tersebut dapat diidentifikasi apa yang menjadi faktor-faktor penghambat dan pemicu
pengembangan karir pegawai fungsional.
4.6.1 Analisis Penghambat Pengembangan Karir Melalui Fishbone Analysis
Penyebab timbulnya permasalahan pada lamanya pengembangan karir bagi sebagian besar pegawai fungsional, dapat diketahui jenis penyebab yang