Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

seseorang terhadap sesuatu. Misalnya setuju- tidak setuju, senang-tidak senang dan puas- tidak puas, dengan bobot tertentu pada setiap pertanyaan tersebut. Berikut adalah model skoring menurut Likert: Bobot nilai 4 = sangat setuju Bobot nilai 3 = setuju Bobot nilai 2 = tidak setuju Bobot nilai 1 = sangat tidak setuju

3.3. Penentuan Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode sensus yaitu proses pengambilan sampel dimana seluruh anggota populasi pegawai fungsional digunakan sebagai sumber data Sumarwan, 2004.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode penentuan sampel yang digunakan adalah: 1. Pengamatan langsung di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor . 2. Wawancara langsung kepada divisi Fungsional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. 3. Menggunakan pengisian kuesioner oleh responden yaitu pegawai fungsional pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor.

3.5. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan data dan analisis data pada penelitian ini untuk menjawab setiap tujuan dari penelitian menggunakan beberapa alat analisis yang terdiri dari:

1. Tabulasi Silang Crosstabs

Tabulasi silang adalah prosedur yang menyajikan deskripsi data dalam bentuk baris dan kolom. Tabulasi silang digunakan untuk melakukan analisis hubungan di antara baris dan kolom. Data yang digunakan untuk analisis ini adalah data yang berskala ordinal dan nominal Nazir,1988. Pengambilan keputusan pada tabulasi silang dilakukan berdasarkan perbandingan antara uji chi-square dengan tabel chi square. Bila nilai hasil hitung chi-square kurang dari atau sama dengan tabel chi-square maka hipotesis diterima. Bila chi-square test menampilkan hasil kurang dari atau sama dengan 0,05 maka artinya ada hubungan baris dan kolom. 2. Analisis Partial Least Square PLS Partial Least Square merupakan factor indeterminacy, metode analisis yang powerfull oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil. PLS dapat juga digunakan untuk konfirmasi teori. Secara filosofis, perbedaan antara covariance based SEM dengan component based PLS adalah kita akan menggunakan model persamaan struktural untuk menguji teori atau pengembangan teori untuk tujuan prediksi. Pada situasi dimana kita mempunyai dasar teori yang kuat dan pengujian teori atau pengembangan teori sebagai tujuan utama riset, maka metode dengan covariance based maximum likelihood atau generakized least square lebih sesuai. Namun demikian adanya indeterminacy dari estimasi factor score maka akan kehilangan ketepatan prediksi. Tujuan PLS adalah membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi. Model formalnya mendefenisikan variabel laten adalah linear agregat dari indikator-indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner model model struktural yang menghubungkan antar variabel laten dan outer model model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya dispesifikasi. Hasilnya adalah reidual variance dari variabel dependen keduanya variabel laten dan indikator diminimumkan. a. Cara kerja PLS Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Kategori pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi jalur path estimate yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan blok indikatornya loading, kategori ketiga adalah berkaitan dengan means dan lokasi parameter nilai konstanta regresi untuk indikator dan variabel laten. Pada dua tahap pertama proses iterasi indikator dan variabel laten diperlakukan sebagai deviasi penyimpangan dari nilai rata-rata. Pada tahap ketiga untuk hasil estimasi dapat diperoleh berdasarkan pada data metrik original, hasil weight estimate dan path estimate pada tahap kedua digunakan untuk menghitung rata-rata dan lokasi parameter. Tahap pertama merupakan jantung dari algoritma PLS yang berisi prosedur iterasi yang selalu akan menghasilkan weight estimate yang stabil. Komponen skor estimate untuk setiap variabel laten didapat dengan dua cara yaitu melalui outside aproksimasi yang menggambarkan weighted agregat dari indikator konstruk dan melalui inside aproksimasi yang merupakan weighted agretgat component score lainnya yang berhubungan dengan konstruk dalam model teoritis. Selama iterasi berlangsung inner model estimate digunakan untuk mendapatkan outside approximation weight, sementara itu outer model estimate digunakan untuk mendapatkan inside approximation weight. Prosedur iterasi akan berhenti ketika persentase perubahan setiap outside approximation weight relatif terhadap proses iterasi sebelumnya kurang dari 0,001. b. Path diagram dalam penelitian Path diagram merupakan grafik mengenai bagaimana beberapa variabel pada suatu model berhubungan satu sama lain, yang memberikan pandangan menyeluruh mengenai struktur model. Path diagram dalam penelitian berguna untuk memahami hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya, path diagram yang dibangun secara benar, maka persamaan-pesamaan aljabar akan ditunjukkan dengan benar beserta error dalam persamaan tersebut Ghozali, 2005. Model diagram lintas penelitian yang digunakan dalam menganalisis pengaruh penilaian kinerja terhadap pengembangan karir serta pengaruh setiap indikator dapat dilihat pada Gambar 3. Keterangan: λ: hubungan antara variabel laten eksogen maupun endogen terhadap indikator-indikatornya γ: hubunan langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen Gambar 3. Model Diagram Lintas Penelitian X 1, X 2 , Y 1, Y 2, Y 3, Y 4 : variabel manifest indikator Kinerja, karir : variabel laten Kinerja : variabel eksogen laten bebas Karir : variabel endogen laten tak bebas Variabel kinerja terdiri dari sub variabel: Y 1 : komponen pengetahuan Y 2 : komponen keterampilan Y 3 : komponen motivasi Y 4 : komponen peran Diregresikan dengan variabel karir dengan indikator sebagai berikut: X 1 : komponen kompetensi X 2 : komponen kualifikasi Hipotesis: Penelitian ini menggunakan Modelling Path Partial Least Square dengan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis utama: H = Penilaian kinerja tidak berpengaruh terhadap pengembangan karir pegawai fungsional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. kinerja karir X1 Y4 X2 Y3 Y2 Y 1 λ γ λ λ λ λ λ H 1 = Penilaian kinerja memiliki pengaruh terhadap pengembangan karir pegawai fungsional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. Hipotesis pendukung: H = Indikator pengetahuan tidak memiliki pengaruh terhadap penilaian kinerja pegawai fungsional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. H 1 = Indikator pengetahuan memiliki pengaruh terhadap penilaian kinerja pegawai fungsional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. H = Indikator keterampilan tidak memiliki pengaruh terhadap penilaian kinerja pegawai fungsional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor H 1 = Indikator keterampilan memiliki pengaruh terhadap penilaian kinerja pegawai fungsional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. H = Indikator motivasi tidak memiliki pengaruh terhadap penilaian kinerja pegawai fungsional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. H 1 = Indikator motivasi memiliki pengaruh terhadap penilaian kinerja pegawai fungsional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. H = Indikator peran tidak memiliki pengaruh terhadap penilaian kinerja pegawai fungsional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. H 1 = Indikator peran memiliki pengaruh terhadap penilaian kinerja pegawai fungsional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. H = Indikator kompetensi tidak memiliki pengaruh terhadap pengembangan karir pegawai fungsional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. H 1 = Indikator kompetensi memiliki pengaruh terhadap pengembangan karir pegawai fungsional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. H = Indikator kualifikasi tidak memiliki pengaruh terhadap pengembangan karir pegawai fungsional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. H 1 = Indikator kualifikasi memiliki pengaruh terhadap pengembangan karir pegawai fungsional Kantor Pelayanan Pajak Bogor. 3. Analisis Model Tulang Ikan Fishbone Model fishbone atau sebab akibat adalah suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab dari suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada. Metode sederhana yang dapat dipergunakan untuk menelusuri penyebab suatu permalahan terjadi. Dasarnya adalah prinsip bahwa pemikiran yang bersumber dari orang banyak atau lebih baik dari satu orang. Dinamakan diagram tulang ikan karena bentuk dari diagram ini seperti tulang ikan, dengan permasalahan sebagai kepalanya, dan penyebab-penyebab yang ada sebagai duri-durinya. Diagram fishbone dapat digunakan dalam situasi dimana : a. Terdapat pertemuan diskusi dengan menggunakan brainstorming untuk mengidentifikasi mengapa suatu masalah terjadi. b. Diperlukan analisis lebih terperinci terhadap suatu masalah c. Terdapat kesulitan untuk memisahkan penyebab dari akibat. Analisa fishbone dipakai untuk mengkategorikan berbagai sebab potensial dari suatu masalah dengan cara mudah dimengerti dan rapi. Alat ini juga daat membantu dalam menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses. 4. Force Field Analysis Analisis force field adalah teknik yang berguna untuk melihat semua kekuatan yang mendukung dan menentang keputusan. Alat ini juga dapat membantu untuk merencanakan bagaimana mengatasi hambatan atau kendala untuk suatu perubahan dan perbaikan. Proses yang dimulai dengan pembentukan tim yang menggambarkan perubahan dan perbaikan yang diinginkan serta mengidentifikasi tujuan dan solusi tepat untuk sebuah masalah. Analisis ini adalah metoda yang sangat ampuh untuk memperoleh gambaran lengkap yang menyeluruh dari berbagai kekuatan yang ada dalam isu utama suatu kebijakan atau strategi juga untuk memperkirakan sumber dan tingkat kekuatan-kekuatan tersebut. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyepakati bidang perubahan yang akan dibahas. Bidang perubahan ini dapat ditulis sebagai sasaran kebijakan yang diinginkan atau tujuan. Langkah kedua adalah menetapkan apakah ada yang dapat dilakukan menghadapi kekuatan-kekuatan tersebut. Dampak paling signifikan akan diperoleh dengan cara meningkatkan kekuatan pendukung yang lemah sementara mangurangi kekuatan- kekuatan penghambat yang kuat.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN