ktrmp 6 lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan

pada blok mereka lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya. Ghozali, 2008. Tabel crossloading pada penelitian ini dapa dilihat pada Lampiran 5. Berdasarkan tabel crossloading terlihat bahwa korelasi konstruk pgthn pengetahuan dengan indikator pgthn 1, pgthn 2, pgthn 3, pgthn 4 lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk lainnya. Korelasi konstruk ktrmp keterampilan dengan indikator ktrmp 1, ktrmp 2, ktrmp 3, ktrmp

4, ktrmp 6 lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan

konstruk lainnya. Korelasi konstruk mtvs motivasi dengan indikator mtvs1, mtvs2,mtvs4 dan mtvs5 lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk lainnya. Korelasi prn peran dengan indikator prn1, prn2, prn3, prn4, prn5 dan prn6 lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk lainnya. Indikator kinerja yang memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap pengembangan karier adalah indikator motivasi sebesar 0.675. Hal ini manjelaskan bahwa pegawai fungsional dalam mencapai keberhasilan kariernya sangat dipengaruhi oleh motivasi yang diberikan dari instansi. Pendapatan reward, penghargaan atas hasil kerja, promosi jabatan, posisi yang dimiliki saat ini dan sistem penilaian yang dapat memotivasi pegawai untuk semakin meningkatkan kinerja yang dimiliki. Indikator pengembangan karier yang paling besar pengaruhnya secara umum adalah pada kompetensi 4 yaitu pelatihan meningkatkan kemampuankompetensi sebagai dasar pengembangan karir dan kualifikasi 5, standar kompetensi pengembangan karir sudah baik dan pantas sebesar 0.758 dan 0.712. Nilai tersebut dapat menjelaskan bahwa pelatihan yang diberikan dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensi pegawai fungsional dan standar kompetensi pegawai fungsional dalam pemgembangan karir sudah baik dan pantas. Metode lain yang dapat digunakan untuk melihat discriminant validity adalah dengan membandingkan nilai square root of average variance exracted AVE setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar dibandingkan nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya, maka dapat dikatakan memiliki nilai discriminat validity yang baik Formell dan Lrcker dalam Ghozali. Berdasarkan tabel nilai akar AVE yang tertera pada Lampiran 6, dapat disimpulkan bahwa nilai akar AVE dari konstruk karir, pengetahuan, keterampilan, motivasi dan peran lebih besar dibandingkan nilai korelasi antara faktor-faktor penilaian kinerja pengetahuan, keterampilan, motivasi dan peran dengan karir. Jadi semua konstruk dalam model telah memenuhi discriminant validity. Uji reliabilitas konstruk dalam PLS dilakukan dengan dua kriteria yaitu composite reliability dan Cronbach alpha dari blok indikator yang mengukur konstruk. Konstruk dinyatakan reliabel jika nilai composite reliability maupun Cronbach alpha di atas 0,70 dengan tingkat kesalahan 5. Hasil uji reliabilitas konstruk dapat dilihat pada lampiran. Seluruh konstruk, yaitu karir, pengetahuan, keterampilan, motivasi dan peran telah memenuhi dua kriteria composite reliability maupun cronbach alpha diatas 0,70. Artinya, masing-masing konstruk reflektif memiliki reliabilitas yang baik. Setelah model memenuhi asumsi convergent validity, dicriminant validity, validitas konstruk, dan reliabilitas konstruk, maka model dapat dianalisis dan diinterpretasikan.

4.5.2 Indikator-Indikator yang Mencerminkan Faktor-Faktor Penilaian