Pertumbuhan dan Riap Penerapan Pengaturan Hasil dan Pembentukan Unit Kelestarian Hutan Rakyat di Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri

Dalam menerapkan metode pengaturan hasil ini perlu diperhatikan beberapa anggapan asumsi dasar sesuai dengan keadaan yang berlaku di lapangan, salah satunya adalah anggapan dasar yang dipakai oleh Lembaga Penelitian IPB 1990, diacu dalam Ernawati 1995, sebagai berikut: 1. Tingkat pemanfaatan lahan pada petani hutan rakyat untuk penanaman kayu rakyat yang ada sekarang dianggap yang terbaik bagi para petani, sehingga tidak diperlukan lagi perubahan tingkat pemanfaatannya. Pengaturan hasil kayu rakyat semata-mata bertujuan untuk mengatur agar hasil dapat diperoleh secara berkesinambungan selama daur. 2. Pengurangan jumlah pohon per hektar dalam tegakan hanya terjadi sampai pada umur tertentu saja, dikarenakan setelah mencapai umur tersebut petani cenderung mempertahankannya hingga dapat dipanen. Adapun besarnya umur tanaman yaitu umur tiga tahun untuk tanaman berdaur pendek 10 tahun dan umur sebelas tahun untuk tanaman berdaur panjang 10 tahun. 3. Besarnya daur bagi setiap petani dianggap dapat diatur, sesuai dengan prinsip- prinsip yang dikehendaki. Untuk mencapai kebenaran anggapan ini, dalam pelaksanaannya diperlukan mekanisme tertentu yang perlu diatur dalam kelembagaan. Mekanisme tersebut merupakan pengaturan penyediaan dana yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan petani yang bersifat insidental.

2.4 Pertumbuhan dan Riap

Pertumbuhan merupakan istilah yang sangat luas dan umum, secara sederhana dapat diartikan sebagai peningkatan ukuran mahkluk hidup secara berangsur-angsur melalui proses alami Spurr 1952. Pertumbuhan didefinisikan oleh Davis dan Johnson 1987 sebagai pertambahan dimensi pohon seperti diameter dan tinggi dalam suatu tegakan. Pertumbuhan ke atas tinggi merupakan pertumbuhan primer, sedangkan pertumbuhan ke samping diameter merupakan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan terjadi secara simultan dan secara bebas dalam bagian-bagian pohon dan dapat diukur dengan berbagai parameter, yaitu: diameter, tinggi, luas tajuk, volume bebas cabang, dan sebagainya. Sedangkan menurut definisi Prodan 1968, pertumbuhan merupakan perkembangan yang menunjukkan pertambahan ukuran dimensi sistem organik selama hidupnya. Menurut Tomey dan Korstian 1974, diacu dalam Rosa 2003, pertumbuhan pohon pada dasarnya dipengaruhi oleh sifat genetik dan kondisi lingkungan. Pada suatu jenis pohon dijumpai adanya keragaman baik secara geografis keragaman lokal, keragaman antar pohon, maupun keragaman di dalam pohon itu sendiri. Sedangkan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara langsung menurut Soekotjo 1984, diacu dalam Rosa 2003, antara lain: radiasi matahari cahaya dan temperatur, air atmosfer dan tanah, karbon dioksida CO 2 , dan unsur hara. Dalam buku-buku teks kehutanan, biasanya dibedakan antara pengertian pertumbuhan dengan riap. Namun dalam percakapan sehari-hari, seringkali keduanya dianggap sama. Pertumbuhan ditetapkan sebagai terminologi bersifat umum, sedangkan riap lebih spesifik. Biasanya, riap dipakai untuk menyatakan 1 Pertambahan volume pohon atau tegakan per satuan waktu tertentu; 2 Pertambahan nilai tegakan; dan 3 Pertambahan diameter atau tinggi pohon setiap tahun Departemen Kehutanan 1992. Pertumbuhan dan riap mempunyai hubungan erat dengan faktor umur dan memegang peranan penting dalam menentukan kebijakan operasional di bidang kehutanan terutama dalam pemeliharaan dan pemungutan hasil hutan tanaman Sudiono Suharlan 1977. Riap didefinisikan oleh Prodan 1968 sebagai pertambahan ukuran pohon atau tegakan dalam jangka waktu tertentu yang dapat diketahui dengan mengukur penambahan ukuran dimensi pohon, yaitu: diameter, tinggi, dan volume. Riap tegakan dibentuk oleh pohon yang masih hidup dalam tegakan, tetapi jumlah dari riap ini tidak sama dengan riap tegakannya karena dalam periode tertentu beberapa pohon dalam tegakan dapat saja mati, busuk atau beberapa lainnya ditebang. Osmaston 1968 menambahkan bahwa suatu tegakan merupakan karakter yang paling vital. Hubungannya tidak hanya dengan kesehatan pohon, jenis, dan bonita saja, tetapi juga dengan volume dan umur tegakan. Sedangkan Chapman 1950 menyatakan bahwa riap adalah rasio bersih tahunan dari suatu tegakan yang merupakan penjumlahan aljabar dari penambaan volume setiap tahun tersebut. Oleh karena itu, riap dibedakan menjadi dua klasifikasi, sebagai berikut: 1. Berdasarkan materi riap, dikenal riap diameter, riap tinggi, dan riap volume. 2. Berdasarkan jangka waktu penebangan, dibagi menjadi tiga yaitu riap tahunan berjalan Current Annual Increment, CAI, riap rata-rata periodik Periodic Annual Increment , PAI, dan riap rata-rata tahunan Mean Annual Increment, MAI. Davis dan Johnson 1987 menjelaskan bahwa riap merupakan suatu pertambahan dimensi pohon atau tegakan yang berlangsung hingga waktu tertentu. Setelah waktu tersebut riap akan berkurang dan suatu saat akan berhenti. Informasi riap volume per satuan luas pada jenis-jenis pohon komersial penting untuk diketahui dalam pengaturan hasil hutan produksi karena pada jenis-jenis pohon tersebut akan diproduksi hasil hutan berupa kayu melalui kegiatan penebangan pohon-pohon yang layak tebang. Departemen Kehutanan 1992 membedakan riap menjadi dua klasifikasi, yaitu: riap individu pohon dan riap tegakan, sebagai berikut: 1. Riap individu pohon Riap individu pohon adalah riap diameter, riap luas bidang dasar, riap tinggi, dan riap volume. Riap diameter biasanya diwakili oleh riap diameter setinggi dada. Riap diameter merupakan salah satu komponen yang penting dalam menentukan riap volume. Riap diameter tiap tahun dapat diukur dari lebar antara lingkaran tahun tertentu. Sebagaimana diketahui, lingkaran tahun juga dapat dipakai untuk menghitung umur pohon. Riap bidang dasar juga mempunyai pengaruh besar terhadap riap volume pohon. Riap ini diperoleh dari riap radial atau riap diameter. Riap tinggi juga mempunyai peranan dalam perhitungan riap volume, terutama untuk tegakan yang masih muda. Riap volume pohon adalah pertambahan volume selama jangka waktu tertentu. Dalam teori, riap volume dapat ditentukan secara tepat dengan mengurangi volume pada akhir periode dengan volume pohon tersebut pada awal periode. 2. Riap tegakan Riap volume suatu tegakan bergantung pada kepadatan pohon yang menyusun tegakan tersebut degree of stocking, jenis, dan kesuburan tanah. Riap volume suatu pohon dapat dilihat dari kecepatan tumbuh diameter, yang setiap jenis mempunyai laju rate berbeda-beda. Semua jenis pohon pada waktu muda umumnya mempunyai kecepatan tumbuh diameter yang tinggi, kemudian semakin tua semakin menurun sampai akhirnya berhenti. Hutan tanaman biasanya pertumbuhan diameter mengikuti grafik berbentuk huruf ā€Sā€ sigmoid karena pada mulanya tumbuh agak lambat kemudian cepat lalu menurun. Lambatnya pertumbuhan diameter pada waktu muda disebabkan tanaman hutan ditanam rapat untuk menghindari percabangan yang berlebihan dan penjarangan yang belum memberi hasil tending thinning. Prodan 1968 membedakan riap menjadi tiga, sebagai berikut: 1. Riap Tahunan Berjalan Current Annual Increment, CAI, riap dalam satu tahun berjalan. 2. Riap Periodik Periodic Increment, PAI, riap dalam satu waktu periode tertentu. 3. Riap Rata-Rata Tahunan Mean Annual Increment, MAI, riap rata-rata per tahun yang terjadi sampai periode waktu tertentu.

2.5 Unit Kelestarian Hutan Rakyat