Kesimpulan Penerapan Pengaturan Hasil dan Pembentukan Unit Kelestarian Hutan Rakyat di Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Teknik pengelolaan hutan rakyat yang dilakukan oleh petani Desa Sumberejo masih sederhana seperti pengadaan bibit yang diserahkan kepada alam, penanaman dengan sistem cabutan, kegiatan penyiangan secara manual, serta pemupukan yang mengandalkan serasah. 2. Potensi berdasarkan jenis baik volume maupun kerapatan pohon setiap hektar dan setiap petani didominasi oleh jenis mahoni. Riap diameter rata-rata tahunan jati mengalami penurunan seiring meningkatnya kelas diameter. Sedangkan pada mahoni fluktuatif ditandai dengan adanya peningkatan dan penurunan. 3. Alternatif pengaturan hasil menurut jumlah batang menghasilkan jumlah pohon yang boleh ditebang dalam kondisi normal setiap tahun adalah sebanyak 24 batang per hektar untuk jenis jati, dan 61 batang per hektar untuk jenis mahoni. Jumlah batang yang boleh ditebang per petani adalah 21 batang untuk jenis jati, dan 81 batang untuk jenis mahoni. Dan jumlah batang yang boleh ditebang untuk seluruh dusun di Desa Sumberejo adalah 6.942 batang untuk jenis jati, dan 15.292 batang untuk jenis mahoni. Sedangkan jangka benah untuk jenis jati adalah 47 tahun, dan untuk jenis mahoni adalah 3 tahun. 4. Petani hutan rakyat Desa Sumberejo yang bersedia menerapkan pengaturan hasil menurut jumlah batang adalah sebanyak 56, sedangkan yang keberatan sebanyak 44. Jumlah ini hampir berimbang, sehingga pengaturan hasil menurut jumlah batang memiliki peluang untuk dapat diimplementasikan apabila kendala-kendala sosial dalam penerapannya termasuk dalam pemenuhan kebutuhan dana dapat teratasi. 5. Sebagian besar responden menyetujui alternatif solusi sosial terhadap pengaturan hasil menurut jumlah batang, dengan cara: 1 Mengembangkan pemenuhan kebutuhan dana melalui pinjam meminjam; 2 Mengembangkan keuangan kelompok tani dengan menaikkan iuran wajib anggota per pertemuan, 3 Mengembangkan industri kerajinan kayu untuk meningkatkan pendapatan petani dengan menyisihkan dan mengumpulkan sebagian dana dari bantuan-bantuan yang selanjutnya akan diterima agar dapat mengisi kekosongan kas di kelompok tani pada tiap-tiap dusun, 3.a Mengembangkan keahlian petani dengan menjadi tenaga kerja di industri kerajinan kayu; dan 3.b Mengembangkan ekonomi petani dengan menabungkan sebagian gaji yang diperoleh dari hasil bekerja di industri kerajinan kayu.

6.2 Saran