Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan Data

proses yang dipahami masing-masing subjek. Peneliti juga melakukan observasi, observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari partisipan yang akan diwawancarai oleh peneliti. Pernyataan yang diperoleh dari partisipan dicocokan dengan kondisi lapangan. 2. Meningkatkan ketekunan Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. 13 Pengujian keabsahan data dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. Dengan demikian peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. 3. Member Check Pengujian keabsahan data dengan member check, dilakukan dengan cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada sumber- sumber data yang telah memberikan data, 14 yaitu kedua kelompok masyarakat tersebut yang diwawancara serta melakukan pengecekan terhadap dokumen- dokumen yang digunakan dalam studi wawancara. 13 Ibid., h. 124 14 Ibid., h. 129 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pendahuluan

Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara mendalam sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung dengan narasumber yang peneliti sebut sebagai partisipan. Data-data yang telah dianalisis selanjutnya dikategorisasikan sesuai dengan kategorinya. Pengumpulan data ini dilakukan dari bulan Oktober 2015 sampai dengan Januari 2016. Pada bab ini pembaca dapat mengetahui bagaimana deskripsi proses integrasi sosial pada kegiatan pengajian Islami yang terjadi antara warga komplek Sekretariat Negara RI dengan warga sekitar. Selain membahas hasil wawancara, bab ini juga mendeskripsikan tempat penelitian, informasi partisipan dan hasil observasi. B. Profil Tempat Penelitian Berikut adalah profil mengenai tempat penelitian, yaitu: komplek Sekretariat Negara RI dan profil Masjid Al-Ikhlas yang terletak di komplek Sekretariat Negara RI. 1. Profil Komplek Sekretariat Negara RI Komplek Sekretariat Negara RI secara resmi didirikan pada tahun 1997 yang beralamat di kelurahan Pondok Kacang Barat, kecamatan Pondok Aren, Ciledug Tangerang Selatan. Latar belakang didirikannya komplek Sekretariat Negara RI karena adanya kebijakan dari Sekretariat Negara RI untuk membangun komplek khusus karyawan yang bekerja di Sekretariat Negara RI. Komplek Sekretariat Negara RI memiliki 8 Rukun Tetangga dan 1 Rukun Warga dan jumlah rumah 391 dan jumlah penduduk 1.461 yang terdiri dari 753 jumlah penduduk laki-laki dan 708 jumlah penduduk perempuan. Banyak kegiatan di komplek Sekretariat Negara RI diantaranya seperti pelayanan masyarakat, posyandu, dan juga kegiatan olahraga antara lain tenis meja, bola voli, karate, senam dan pemancingan. Pada peringatan 17 Agustus warga komplek menyelenggarakan kegiatan RW seperti jalan santai, lomba hias, lomba makan kerupuk, dan lomba panjat pinang. 2. Profil Masjid Al-Ikhlas Masjid Al-Ikhlas merupakan salah satu masjid pertama yang dibangun di komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang Barat di Tangerang Selatan. Masjid Al-Ikhlas secara resmi berdiri pada bulan Oktober tahun 2000 yang beralamat Jl. Palem Raja Raya, komplek Sekretariat Negara RI RT 05 RW 06 Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan. Luas tanah Masjid Al-Ikhlas yaitu 1984M² dan luas bangunan 225M² status tanah Masjid Al-Ikhlas yaitu tanah wakaf, Masjid Al-Ikhlas didirikan oleh Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila, jika dalam situs resminya latar belakang dibangunnya Masjid Al-Ikhlas ini, untuk meningkatkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Yayasan ini membantu masyarakat dalam bidang keagamaan, terutama membantu pendirian masjid-masjid di seluruh Indonesia dan salah satunya yaitu Masjid Al-Ikhlas. Sudah 15 tahun lebih Masjid Al-Ikhlas ini berdiri, begitu banyak kegiatan yang berada di dalamnya seperti kegiatan rutin harian, mingguan maupun kegiatan bulanan dan kegitan ketika datangnya hari besar Islam. Contoh kegiatan rutin yang diselenggarakan di Masjid Al-Ikhlas adalah pengajian dengan jama’ah ibu-ibu yang diadakan setiap hari Senin pukul 13.00 WIB. Kegiatan ini rutin dilakukan sejak diresmikannya Masjid Al- Ikhlas. Adapun kegiatan rutin lainnya seperti yasinan yang diadakan