Media komunikasi perkotaan jauh lebih unggul dibanding pedesaan. Sekarang, anak sekolah dasar pun telah mengetahui media
internet. Jalur komunikasi tidak hanya melalui telepon ataupun handphone. Ini terjadi karena kemajuan teknologi dan berpusat di wilayah perkotaan
dalam penyebarannya. Masyarakat perkotaan mempunyai kehidupan yang lebih kompleks
dibanding masyarakat pedesaan. Karena ciri khas perkotaan sebagai pusat kehidupan telah menjadi momok di setiap lapisan masyarakat. Oleh sebab
itu, banyak terdapat hal-hal yang membuat warga desa tergiur untuk mencicipi kehidupan di kota, maka setiap tahunnya banyak orang-orang
desa yang merantau pergi ke kota untuk mencari nafkah. Tetapi banyak pula sehingga menjadi pengangguran karena tidak memiliki pendidikan
dan pengalaman yang cukup.
d. Fungsi agama bagi manusia dan masyarakat
Manusia pada umumnya memiliki tantangan, dalam tantangan yang dihadapi manusia dikembalikan pada tiga hal: ketidakpastian, ketidak
mampuan, dan kelangkaan, untuk mengatasi itu semua manusia lari kepada agama.
Karena manusia percaya dengan keyakinan bahwa agama memiliki kesanggupan yang definitif dengan menolong manusia, dengan kata lain,
manusia memberikan suatu fungsi tertentu kepada agama, contohnya yaitu:
Fungsi edukatif, manusia mempercayai fungsi edukatif kepada agama yang mencangkup tugas mengajar dan tugas bimbingan. Lain dari
instansi agama dianggap sanggup memberikan pengajaran yang otoritatif, bahkan dalam hal-hal yang sakral tidak dapat salah.
Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaraan petugas- petugasnya baik di dalam upacara perayaan keagamaan, khotbah,
renungan meditasi, pendalaman rohani dan lain sebagainya.
39
39
Hendropuspito. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Gunung Mulia 1984, h. 38.
Pemahaman mengenai fungsi agama tidak dapat dilepas dari tantangan-tantangan yang dihadapi manusia dan masyarakat seperti
ketidakpastian, ketidakmampuan, dan kelangkaan. Untuk mengatasi yang demikian manusia dan masyarakatnya lari kepada agama. Manusia dan
masyarakatnya memberikan suatu fungsi tertentu kepada agama seperti fungsi edukatif, fungsi penyelamatan, fungsi pengawasan sosial, fungsi
memupuk persaudaraan,dan fungsi transformatif.
40
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi agama bagi manusia dan masyarakat memiliki tujuan yang sama bahwa
agama memiliki fungsi salah satunya seperti fungsi edukatif yang mana salah satu tujuan utama agama melaui pembimbing ketua dan
pemimpinnya, agama senantiasa memberikan pengajaran dan bimbingan pada umatnya agar selalu bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai
keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
40
Hendropuspito. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Gunung Mulia 1984, h. 38.
B. Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh:
1. Skripsi yang ditulis Asri Simani Huruk, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sumatra Utara dengan judul “Analisis Proses
Integrasi Sosial Karyawan dan Masyarakat” Studi Deskriptif Pada PT. Allegrindo Di Desa Urung Panei Kec. Purba, Kab. Simalungun
tahun 2009. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana proses integrasi sosial karyawan dan masyarakat dengan
adanya PT. Allegrindo di Desa Urung Panei Kec. Purba, Kab. Simalungun.
Hasil penelitian di PT. Allegrindo dapat diketahui bahwa proses integrasi sosial karyawan dan masyarakat dilihat dari interaksi sosial
pengelola perusahaan dengan masyarakat melalui pembagian keuntungan
kepada masyarakat
yaitu Program
Comunity Development CD. Interaksi sosial yang dilakukan oleh pengelola
perusahaan terhadap masyarakat merupakan proses adaptasi, agar masyarakat dapat menerima kehadiran perusahaan.
41
2. Jurnal yang ditulis Pdt. Dr. Retnowati
Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana,
pada tahun 2014 dengan judul “Refleksi Kehidupan beragama di Indonesia: Belajar dari Komunitas Situbondo
membangun Integrasi Pasca Konflik” penelitian kualitatif dengan pendekatan naturalistik dalam pengumpulan data. Masalah yang
dibahas dalam jurnal ini adalah penyelesaian konflik dan integrasi sosial dalam masyarakat umat beragama di Situbondo sehingga
berhasil menggunakan modal sosial berupa kekuatan kultur sebagai sarana menciptakan kehidupan bersama yang harmonis pasca
kerusuhan.
41
Asri Simani Huruk, Analisis Proses Integrasi Sosial Karyawan dan Masyarakat di PT. Allegrindo Di Desa Urung Panei Kec. Purba, Kab. Simalungun, Medan, Januari 2009
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
integrasi dalam
masyarakat Situbondo dan upaya rekonsiliasi telah dilakukan oleh masyarakat dan umat beragama di Situbodo. Kearifan lokal yang
dimiliki masyarakat Situbondo menjadi modal sosial dalam mewujudkan integrasi dalam masyarakat sehingga pasca kerusuhan
kehidupan masyarakat dan hubungan antarumat beragama di Situbondo yang mengalami keretakan dapat dipulihkan kembali.
42
3. Tesis yang ditulis oleh Zalbi Ikhsan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Program Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial Bidang Studi Sosiologi Kekhususan Manajemen Pembangunan Sosial, Universitas
Indonesia pada tahun 2000 dengan judul “Integrasi sosial antar etnik
di daerah pemukiman transmigrasi ” Studi kasus di unit pemukiman
transmigrasi desa Sidorahayu Kecamatan Babat Toman-Kabupaten Musi Banyu Asin Propinsi Sumatera Selatan. Masalah yang dibahas
dalam penelitian ini adalah bagaimana proses integrasi sosial bisa terwujud atau tercapai diantara kelompok etnis yang ada, hal-hal apa
yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan proses tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara
metode deskripsi dan eksplanasi dengan memilih masyarakat desa Sidorahayu, Kecamatan Babat Toman- Musi Banyu Asin-Sumatera
Selatan, sebagai lokasi penelitian. Kesimpulan dari studi ini adalah integrasi sosial diantara
kelompok etnis yang ada kini telah tercapai, yakni telah terbina dan terciptanya kehidupan berdampingan dan bertetangga secara rukun,
damai dan harmonis. Namun sekalipun tercapainya integrasi sosial tersebut, tidak sekaligus berarti tidak adanya benih-benih konflik atau
potensi konflik. Benih-benih konflik atau potensi konflik, terutama dikarenakan perbedaan dalam mata pencaharian, bidang usaha dan
42
Retnowati, Refleksi Kehidupan beragama di Indonesia: Belajar dari Komunitas Situbondo membangun Integrasi Pasca Konflik, 2014
penguasaan lahan pertanian yang mencolok, cukup potensial dan masih perlu diwaspadai dimasa-masa mendatang.
43
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Berdasarkan
landasan teori yang telah diuraikan dalam teori terkait, maka pada bagian II ini peneliti menentukan kerangka konsep penelitian yaitu
“Proses Integrasi Sosial Antara Komplek Sekretariat Negara dan Penduduk
Setempat Pondok Kacang Ciledug Tangerang Banten ”
Proses integrasi dalam penelitian ini adalah proses berbaurnya warga asli setempat dengan warga komplek Sekretariat Negara RI dalam
suatu pengajian mingguan yang dilakukan sangat rutin.
Tabel 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Interaksi Sosial
43
Zalbi Ikhsan, Integrasi sosial antar etnik di daerah pemukiman transmigrasi Di unit pemukiman transmigrasi desa Sidorahayu Kecamatan Babat Toman-Kabupaten Musi Banyu Asin
Propinsi Sumatera Selatan. Universitas Indonesia Depok 2000
KOTA
Proses Integrasi Sosial
Interaksi Sosial Masyarakat
Setempat Masyarakat
Komplek