dirumahnya yaa kita dukung gak ada perbedaan lah mas kalo disini Alhamdulillah.
”
38
Warga komplek Sekretariat Negara partisipan MA mengatakan, bahwa warga yang beragama Islam dan bukan
beragama Islam saling menghormati satu sama lain pada setiap perayaan hari besar meraka. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara partisipan MA sebagai berikut:
“
Jadi gini loh mas, disini sih kalo beda Agama kita biasa aja yaa, yaa kaya ngobrol laah gk ada perbedaan, wah dia agama Kristen atau
agama apalah yaa mas jangan main sama dia, gk itu disini semua saling menghormati kaya waktu itu ada kegiatan apaa yaa saya lupa itu warga
non muslim malah kadang ngasih makanan mas sama kita, kaya misalkan ada yang akikahan itu warga yang bukan agama kita malah
hadir walaupun dia gk ikut ngaji tapi kaya silaturahim juga laah.
”
39
Dari pemaparan di atas terlihat bahwa, warga komplek Sekretariat Negara RI pada setiap kegiatan keagamaan Islami,
kegiatan Islami apa saja yang dilaksanakan di komplek ini, mereka warga yang bukan beragama Islam menghormati kegiatan
pengajian Islami, seperti ketika adanya kegiatan akikahan warga komplek yang beragama selain Islam turut ikut serta walaupun
mereka tidak mengikuti pengajian.
f. Warga Komplek dan Warga Sekitar Bertekad Agar
Integrasi Sosial Terus Berjalan Dengan Baik
Adapun harapan jama’ah komplek Sekretariat Negara RI dalam pengajian keagamaan Islami ini, semata-mata agar ilmu
yang mereka dapatkan tidak terbuang sia-sia. Karena ilmu itu bagaikan senter yang menerangi jalan kehidupan yang gelap. Hal
ini sesuai dengan hasil wawancara partisipan MA sebagai berikut:
38
TH, Wawancara, Warga Komplek, 26 Januari 2016
39
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
“Mudah-mudahan dengan berjalanya waktu umur saya dan ilmu amal yang saya kerjakan entah saya sama tetangga tuh bener-bener asli
berguna kita tuh belajar atau apapun yang masih terbata-bata ngaji tuh gak sia-sia tuh sayang banget yang saya bilang saya udh bismillah pasti
anak saya udah tau mau kemana mah dia udah gak nanya lagi.
”
40
Partisipan MA sangat antusias untuk membangun pengajian Islami agar
jama’ahnya semakin ramai, karena manusia berangsur menjadi tua, umumnya ia cenderung menentang
perubahan, terutama perubahan ke arah perbaikan. Seperti yang
dikatakan oleh partisipan MA saat wawancara bahwa :
“Karna kita sampai tua sampai mau matipun kan harus belajar, bagaimana kita pindah ketempat manapun itu ada pengajianya kita cari
ustadz, yuk kita bikin pengajian bikin kelompok pengajian seperti itu. ”
41
Warga komplek partisipan MA mengatakan, bahwa sampai tua kita harus mengikuti pengajian karena dengan mengaji menjadi
pegangan kita nanti di akhirat. Mengaji tidak seperti menonton konser dimana jika konser para pemuda memadati konser tersebut,
lain halnya dengan pengajian, mereka seakan-akan lupa bahwa hidup didunia ini hanya sebuah titipan untuk melaksanakan amal
ibadah yang baik. Hal ini seperti yang dikatakan oleh partisipan MA saat wawancara bahwa:
“Ya tau sendirikan pengajian tidak seperti nonton dangdutan kan 5 orang 10 satu sisi, coba kalo nonton dangdutan penuh dah tuh
panggung, padahal dunia ini mah cuma titipan aja yaa mas, dulu mah disini dikit mas orangnya kemudian dirumah belum ada masjid mas
dulu belum ada, dulu di aula karena kalo di rumah-rumah terkesan
merepotkan gitu loh… hehe
42
40
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
41
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
42
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
Partisipan MA mengatakan, bahwa warga komplek terus membaur dengan warga sekitar dengan mengundang ulama-ulama
dari luar untuk mengisi pengajian di Masjid Al-Ikhlas komplek Sekretariat Negara RI agar semakin banyaknya warga sekitar
tertarik untuk mengikuti pengajian di Masjid Al-Ikhlas. Hal ini
seperti yang dikatakan oleh partisipan MA saat wawancara bahwa: “
Terus kita membaur sama warga sekitar warga atas kita tanya-tanya barang kali ada ulama-ulama ustadzah maupun ulama-ulama disini kan
ada ustad junaidi ustad tasib jadi tergolong karena tuntutan dari hati nurani Islami ya kita harus terus belajar, biar warga sekitar juga makin
tertarik yaa mas biar ngaji di masjid yang ada dikomplek. Hehe he”
43
Banyaknya proses Integrasi yang telah kita bahas di atas, disini Ketua DKM partisipan SZ dan SO selaku Wakil DKM
Masjid Al Ikhlas, berharap agar kedepannya interaksi dan integrasi yang sudah lama berjalan antara komplek Sekretariat Negara RI
dengan warga sekitar semakin baik. Tidak ada lagi salah paham antara warga komplek terhadap warga sekitar, seperti dalam hal
pembagian zakat fitrah. Hal ini sesuai wawancara dengan Ketua
DKM dan Wakil DKM Masjid Al Ikhlas, yaitu: “
Yaa tentunya umpamanya kalao fitrah ini yaa seperti zakat fitrah kita sebelum kita bagi kita undang jadi interaksinya seperti itu, jadi
hubungan kita antara warga sekitar agar tidak salah paham jadi memang mereka mungkin ada yang duafa atau bagaimana kan mereka
yang tau, jadi mushola itu yang tau jadi yaa saling membantu aja. Kaya zakat fitrahkan kita yang kesana, jadi kalo apa interaksi kita antar
mushola antar masjid saja paling dan agar kedepannya kita lebih baik lagi, udah gtu aja mas. Hehehe
”
44
Dari pemaparan di atas, bahwa harapan ketua DKM dan wakilnya agar kedua warga lebih baik dan agar satu sama lain
saling mendukung kegiatan Islami demi lancarnya kegiatan
43
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
44
SZ dan SO, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015