Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

manusia merupakan hubungan karena saling tergantung antara satu dengan yang lainnya. Bagaimana kemudian integrasi sosial ini dapat terjadi terhadap dua kelompok yang memiliki karakteristik dan interaksi berbeda dalam hal pemahaman keagamaan, dan mengapa dua kelompok ini dapat sejalan dalam kehidupan sosial walaupun terdapat perbedaan karakter dan interaksi sehingga menyangkut dalam kegiatan keagamaan seperti pengajian yasinan yang dilakukan secara rutin setiap malam Jum’at. Setiap kelompok sosial laksana kumpulan individu-individu sehingga senantiasa berkaitan antara individu dengan individu lainnya, dimana dari sini akan terjadi sebuah hubungan antara individu-individu tersebut. Hubungan disini tidak harus selalu bersatu, tetapi bisa juga dalam keadaan integrasi maupun bercerai-berai. Sesuatu yang dinamakan integrasi tidak hanya memiliki kriteria berkumpul dalam artian fisik, melainkan juga merupakan pengembangan sikap solidaritas dan perasaan-perasaan manusiawi. Pengembangan sikap merupakan dasar apa yang dimaksud dengan derajat keselarasan dalam suatu kelompok, dan hal ini menjadi ukuran kelompok dan tidaknya suatu kelompok. Hubungan warga komplek Sekretariat Negara RI dengan warga sekitar Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Ciledug Tangerang Selatan, Banten terjalin dengan sangat harmonis karena dalam hal keagamaan Islam seperti pengajian Islami mereka sangat peduli. Hal ini sangat menarik untuk dikaji dalam sebuah penelitian. Oleh karena itu penulis tertarik dan ingin membahas masalah di atas dalam skripsi yang berjudul: Integrasi Sosial Dalam Kegiatan Keagamaan Antara Warga Komplek dan Warga Sekitar Studi Kasus : Pengajian Di Masjid Al-Ikhlas Komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang Barat Tangerang Selatan

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Integrasi sosial tidak berjalan baik pada kedua kelompok masyarakat yang memiliki tempat pemukiman berbeda dan karakter serta interaksi yang berbeda 2. Integrasi sosial tidak terjadi dalam semua kegiatan sehari-hari 3. Masyarakat kurang berminat untuk melakukan kegiatan bersama sehingga tidak terjadi integrasi sosial

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, masalah penelitian ini dibatasi pada integrasi sosial dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami antara komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dirumuskan masalah yang akan dijawab dalam skripsi ini yaitu: Bagaimana integrasi sosial dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami antara komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: untuk mengetahui integrasi sosial dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami antara komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan pengetahuan baru tentang proses integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan Islami kepada masyarakat Pondok Kacang, Ciledug khususnya dan masyarakat Tangerang Selatan pada umumnya.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan manfaat terutama bagi : a. Pemerintah Daerah Dapat memberikan dampak positif karena dengan terjadinya integrasi sosial tentang keagamaan Islami antara Komplek Sekretariat Negara RI dengan masyarakat sekitarnya bisa memberikan contoh terhadap masyarakat lainnya. b. Bagi Masyarakat Semoga menjadi bahan motivasi dan informasi untuk warga Komplek Sekretariat Negara RI dalam melaksanakan kegiatan pengajian Islami untuk memperkaya khasanah intelektual, khususnya bidang keagamaan. c. Bagi Peneliti Mengetahui mengenai integrasi sosial tentang keagamaan Islami yang terjadi di komplek dengan masyarakat sekitarnya. 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teoritis

1. Hakikat Integrasi Sosial

a. Pengertian Integrasi Sosial

Integrasi merupakan salah satu topik menarik sosiologi, yang menjelaskan bagaimana berbagai elemen masyarakat menjaga kesatuan satu dengan yang lain. Hakikat integrasi dalam lingkungan komunitas terjadi melalui cara membangun solidaritas sosial dalam kelompok dan dapat menjalani kehidupan dalam kebersamaan. Dan Integrasi sosial mengacu pada suatu keadaan dalam masyarakat dimana orang-orang saling berhubungan. 1 Istilah integrasi berasal dari kata Latin Integrare yang artinya memberi tempat dalam suatu keseluruhan. Dari kata kerja itu dibentuk kata benda Integritas artinya keutuhan atau kebulatan. Dari kata yang sama dibentuk kata sifat Integer artinya utuh. 2 Maka, istilah integrasi berarti membuat unsur-unsur tertentu menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. 3 Dalam hal tersebut penulis menyimpulkan bahwa integrasi sosial berarti membuat masyarakat menjadi satu keseluruhan yang bulat, seperti yang terjadi di komplek Sekretariat Negara RI mereka ber-integrasi sosial di dalam Masjid Al-Ikhlas seperti kegiatan pengajian Islami antaranya maulid Nabi Muhammad SAW dan kegiatan pengajian yasinan. Integrasi adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan norma. 4 Integrasi sosial akan 1 Nicholas Abercrombie, Stephen Hill, Kamus Sosiologi Yogyakarta: Pustaka Pela 2010, h. 284. 2 D. Hendropuspito OC, Sosiologi Sistematik, Yogyakarta: Kanisius, 1989, h. 374. 3 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke III Jakarta: Balai Pustaka, 2007, h. 437. 4 Sutrisno dkk, Sosiologi 2, Jakarta: Grasinso, 2004, h. 68. terbentuk apabila sebagian besar anggota masyarakat tersebut sepakat mengenai struktur kemasyarakatan yang dibangun termasuk nilai-nilai, norma-norma dan pranata- pranata sosialnya. Integrasi juga dapat dilihat sebagai suatu proses yang memperkuat hubungan dalam suatu sistem sosial, dan memperkenalkan aktor baru dan kelompok ke dalam sistem dan lembaga-lembaganya. Integrasi pada dasarnya merupakan suatu proses: jika proses ini berhasil, masyarakat dikatakan terintegrasi. 5 Jika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI integrasi sosial adalah “pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat”. 6 Jadi kesimpulan dari pembauran tersebut mengandung arti masuk ke dalam hal supaya menyesuaikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi kesatuan yang kuat. Menurut Ogburn dan Nimkoff integrasi merupakan suatu ikatan berdasarkan norma, yaitu karena norma kelompoklah merupakan unsur yang mengatur tingkah laku, dengan mengadakan tuntutan tentang bagaimana integrasi berhasil apabila anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil mengisi kebutuhan satu sama lain, apabila tercapai semacam consensus mengenai norma sosial, apabila norma-norma cukup lama dan tidak berubah-ubah. 7 Ada dua unsur pokok dari integrasi sosial, yaitu : pembauran atau penyesuaian dan unsur fungsional, Integrasi sosial dianggap gagal apabila kemajemukan sosial tidak sesuai. Talcot Parson berpendapat bahwa integrasi merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interaksi antara para anggota dalam sistem sosial itu. Supaya sistem sosial itu berfungsi secara efektif sebagai satu satuan, harus ada paling kurang suatu tingkat solidaritas di antara individu yang termasuk di dalamnya. Masalah integrasi menunjuk pada kebutuhan untuk menjamin bahwa ikatan 5 Sutrisno dkk, Sosiologi 2, Jakarta: Grasinso, 2004, h. 68. 6 Kamus besar bahasa Indonesia KBBI 7 Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Bandung: Bina cipta, 1979, h. 124 emosional yang cukup menghasilkan solidaritas dan kerelaan untuk bekerja sama dikembangkan dan dipertahankan. 8 Pada teori ini mengatakan bahwa integrasi sosial berjalan dengan baik jika memiliki interaksi antara anggotanya, dalam artian integrasi mengacu pada suatu keadaan dalam masyarakat dimana orang-orang saling berhubungan agar menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian sosial. b. Syarat-syarat Integrasi Sosial Menurut William F. Ogburn dan Mayor Nimkoff yang dikutip oleh Kamanto Sunarto mengemukakan syarat-syarat berhasilnya suatu integrasi sosial adalah: anggota masyarakat merasa telah berhasil mengisi satu kebutuhan satu dengan yang lainnya, masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menjadi pedoman hidup, masyarakat telah menjalani nilai dan norma secara konsisten. 9 Menurut peneliti integrasi sosial akan terbentuk dimasyarakat apabila sebagian besar anggota masyarakat tersebut memiliki konsensus tentang batas wilayah tempat mereka tinggal. Sebagian besar masyarakat sepakat mengenai struktur sosial yang dibangun seperti nilai, norma, pranata sosial dan sistem religi yang berlaku dalam masyarakat.

c. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial

Menurut Esser yang dikutip oleh Wolfgang Bosswick dan Friedrich Heckmann, integrasi sosial dapat terjadi dalam empat bentuk yakni: Pertama, Akulturasi acculturation. Akulturasi atau proses sosialisasi adalah proses dimana seorang individu memperoleh pengetahuan, standar budaya dan kompetensi yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan sukses dalam masyarakat. 8 Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern 2, Jakarta: PT. Gramedia anggota IKAPI, 1986, h. 130. 9 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Lembanga Penerbit FE-UI, 2000, h. 68.