Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial Hakikat Integrasi Sosial

mempunyai kesadaran akan manfaat suatu tujuan bila berhasil dicapai, serta adanya suatu wadah atau organisasi. 13 Dapat disimpulkan bahwa untuk masyarakat kita, kerjasama bukan hal yang baru karena sejak dulu telah dikenal dengan sebutan gotong royong dan pada setiap keluarga selalu ditanamkan pola perilaku untuk hidup rukun serta menjalin kerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kerjasama dapat bersifat positif jika dilakukan berdasarkan kaidah yang berlaku di masyarakat, seperti yang berada di komplek Sekretariat Negara RI mereka bekerjasama dalam melaksanakan pengajian yasinan yang dilakukan setiap hari Kamis malam Jum’at, adapun juga bersifat negatif apabila bertentangan dengan norma. Misalnya kerjasama untuk melakukan tindakan kejahatan. Ketiga adalah taraf koordinasi, akan terbentuk apabila situasi pertentangan antara kedua belah pihak sudah mengalami ketegangan. Apabila antar individu atau kelompok mengalami pertentangan, maka pada fase koordinasi ini masing-masing individu atau kelompok yang bertentangan tersebut berusaha untuk tidak memperuncingnya lagi. 14 Keempat adalah asimilasi, asimilasi merupakan tahap yang paling mendekati integrasi sosial dalam bentuk ideal. Proses asimilasi merupakan proses dua arah two way process. Karena menyangkut pihak yang diintegrasikan proses pengakuan dan pihak yang mengintegrasikan diri proses penetrasi. Pada fase ini terjadi proses identifikasi kepentingan dan pandangan kelompok. 15 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa asimilasi merupakan kulminasi dari kehidupan bermasyarakat yang dapat merefleksikan adanya integrasi sosial. Dengan demikian, terwujudnya integrasi sosial sangat penting bagi kelangsungan hidup individu dan kelompok dalam tatanan hidup bermasyarakat. 13 Rahmawati Noviana, Sosiologi, Klaten: Pakarindo, h. 51-52 14 Rahmawati Noviana, Sosiologi, Klaten: Pakarindo, h. 51-52 15 Rahmawati Noviana, Sosiologi, Klaten: Pakarindo, h. 51-52

f. Integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan Islami

Berdasarkan sudut pandang kebahasaan Indonesia pada umumnya agama dianggap berasal dari bahasa sansakerta. “Arti agama dalam bahasa sansakerta terdiri dari dua kata, yaitu; a = tidak; dan gama = kacau. Jadi agama dimaksudkan sebagai ajaran yang datang dari Tuhan untuk diamalkan manusia supaya terhindar dari kekacauan. Ajaran agama memang menjamin jika manusia mengamalkan ajaran Tuhan-nya, mereka akan aman tentram dan sejahtra. ” 16 Menurut inti maknanya yang khusus, kata agama dapat disamakan dengan kata religion dalam bahasa Inggris, religie dalam bahasa Belanda. Keduanya berasal dari bahasa latin. Religio, dari akar kata religare yang berarti mengikat. Dalam bahasa Al- Qur’an agama disebut dengan al-din, yang muncul dalam surat Al-Kafirun ayat 7. نيد يلو ْمكنيد ْمكل Artinya: “Bagimu al-din-mu dan bagiku al-din-ku” Q.S. Al-Kafirun ayat 7 “Dalam bahasa Arab sendiri kata al-din mengandung bermacam arti, yaitu: al-mulk kerajaan, al-khidmat pelayanan, al- „izz kejayaan, al-dzull kehinaan, al-ikrah pemaksaan, al-ihsan kebijakan, al-adat kebiasaan, al-ibadat pengabdian, al-qahr wa al-sulthan keksuasaan dan pemerintahan, al- tha‟at taat, al-islam al tauhid penyerahan dan pengesaan Tuhan. Sedangkan pengertaian al-din yang berarti agama adalah nama yang bersifat umum. Artinya, tidak dutunjukan kepada salah satu agama; ia adalah nama untuk setiap kepercayaan yang ada didunia. ” 17 Integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan Islami yang terjadi antara kedua warga ini menjadi sebuah hal yang positif dalam kehidupan 16 Rusmin Tumanggor, Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kencana Prenamedia Grup, 2014, cet. 1, h. 4. 17 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Cet. 5, h. 13 bermasyarakat. Sebagai contoh di Masjid Al-Ikhlas dilaksanakan pengajian rutin yang dihadiri oleh kedua warga Sekretariat Negara dan warga sekitar. Pengajian rutin ini dilaksanakan setiap hari Kamis malam Jum’at mereka menjalankan kegiatan pengajian yasinan yang dilaksanakan sehabis Sholat Isya berjama’ah di Masjid Al-Ikhlas. Agama tidak hanya mengajarkan bagaimana berhubungan dengan Tuhan-nya yang sering disebut sebagai ritual. Setiap agama juga mengajarkan setiap manusia harus hidup di muka bumi secara normal, berhadapan dengan serangkaian permasalah hidup di dunia. Tugas-tugas keduniaan yang diajarkan oleh setiap agama kepada semua pengikutnya mempengaruhi cara mereka dalam menyikapi dan menjalani kehidupan dunianya dengan mendasarkan ajaran agama yang bersangkutan, sesuai dengan taraf pemikiran dan kebutuhan mereka. Kehidupan komplek Pondok Kacang, Tangerang Selatan ini sangat kuat dengan nilai keagamaannya. Peneliti melihatnya secara langsung, seperti ketika saya berkunjung mereka sedang melakukan ibadah Sholat berjama ’ah. Menurut jama’ah Masjid Al-Ikhlas di komplek Sekretariat Negara hampir pada setiap waktu sholat 5 waktu, Masjid Al-Ikhlas selalu ramai jama ’ahnya. Hal ini dikarenakan jama’ah shalatnya tidak hanya datang dari komplek Sekretariat Negara saja namun juga datang dari lingkungan sekitar komplek Sekretariat Negara. Betapa besarnya peranan agama dalam kehidupan masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa agama merupakan satu modal pembangunan yang sangat tinggi nilainya. Di sisi lain secara normatif agama dapat menjadi sumber inspirasi kemajuan sebuah masyarakat. Dengan kesadaran beragama yang tinggi dengan model pemahaman tertentu ia dapat menggerakkan masyarakat untuk lebih memajukan dirinya sesuai dengan tuntutan perubahan jaman. Hidup saling mengganggu satu sama lain sesama manusia merupakan satu hambatan kesejahteraan hidup tiada orang satupun menginginkannya, dengan demikian integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan Islami merupakan peran efektif untuk membangun suatu bangsa untuk bersatu dalam kehidupan yang lebih baik lagi.

2. Hakikat Masyarakat

a. Pengertian Masyarakat

Sebelum kita bicara lebih lanjut masalah masyarakat, baik kita tinjau terlebih dahulu tentang masyarakat. Menurut R.Linton: Seorang ahli antropologi mengemukakan,bahwa masyarakat adalah “setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga meraka ini dapat mengorganisasikan dirinya berfikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas- batas tertentu”. 18 Hendropuspito mendefinisikan masyarakat sebagai Pertama, masyarakat diartikan sebagai kesatuan terbesar dari manusia untuk saling bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan bersama atas dasar kebudayaan yang sama. Definisi ini diberikan untuk membedakan lingkup kajian masyarakat dengan kelompok sosial. Masyarakat membahas mengenai kelompok-kelompok, sedangkan kelompok, fokus kajiannya pada individu-individu. Kedua, masyarakat adalah jalinan kelompok-kelompok sosial saling mengait dalam kesatuan sehingga menjadi lebih besar, berdasarkan kebudayaan yang sama. Dalam hal tersebut ingin ditekankan dalam definisi ini adalah adanya saling membutuhkan dan memiliki kebudayaan sama. Ketiga, masyarakat adalah kesatuan yang tetap dari orang-orang yang tinggal di daerah tertentu dan bekerjasama dalam keolmpok-kelompok, berdasarkan kebudayaan yang sama untuk mencapai kepentingan bersama. 19 Dalam kehidupan, masyarakat mempunyai ciri-ciri tertentu, seperti yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto dalam buku pengantar sosiologi mengemukakan bahwa ciri-ciri kehidupan masyarakat adalah: pertama manusia yang hidup bersama-sama sekurang-kurangnya terdiri 18 Bambang Pranowo. Sosiologi Sebuah Pengantar. Jakarta: Lembaga Sosiologi Agama, 2008, h. 126 19 Hendropuspito, Sosiologi Sistematika, Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1989, h. 75. atas dua orang inidvidu. Kedua bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru dan sebagai akibat dari kehidupan bersama tersebut akan timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia. Ketiga menyadari bahwa kehidupan mereka merupakan satu kesatuan. Keempat merupakan sistem bersama yang menimbulkan kebudayaan sebagai akibat dari perasaan saling terkait antara satu sama lainnya. 20 Auguste Comte mengatakan bahwa masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan yang tersendiri. 21 Menurut Mac Iver di dalam masyarakat terdapat suatu sistem cara kerja dan prosedur daripada otoritas dan saling bantu membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian sosial lain. 22 Mengingat banyaknya definisi masyarakat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa masyarakat harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: Pertama harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang. Di dalam integrasi sosial pasti harus adanya masyarakat, dimana komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitarnya di Pondok Kacang, Ciledug, Tangerang Selatan, Banten mereka saling berinteraksi dengan tempat yang berbeda. Kedua telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu. Dalam segi tempat tinggal komplek Sekneg sudah sangat lama dibangun dan sekarang komplek tersebut berintegrasi dengan warga asli sekitar komplek Sekretariat Negara RI. 20 M. Setiadi Elly dan Kolip Usman, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, Jakarta: Kencana, 2011, h. 36-37. 21 Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002, h. 31. 22 Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002, h. 33. Ketiga adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama. Dikarenakan di komplek Sekretariat Negara RI dan warga setempat berintegrasi pengajian agama Islam, jadi tidak adanya undang-undang yang mengatur mereka karena mereka menggunakan kesadaran untuk datang dalam pengajian tersebut. 23 Pada hakikatnya masyarakat itu dapat diibaratkan sebuah sistem, dimana di dalamnya terdiri atas beberapa unsur atau elemen lembaga- lembaga sosial yang memiliki fungsinya masing-masing dan saling memiki keterkaitan antar unsur tersebut dalam proses untuk mencapai suatu tujuan. 24 Dari beberapa definisi dan kesimpulan di atas peneliti menyimpulkan bahwa masyarakat dapat dibedakan dalam pengertian natural dan kultural. Masyarakat natural, yaitu masyarakat yang ditandai oleh adanya persamaan tempat tinggal contohnya seperti masyarakat Sunda, masyarakat Jawa, masyarakat Batak, dan sebagainya. Masyarakat kultural, yaitu masyarakat yang keberadaannya tidak terikat oleh wilayah geografis yang sama, melainkan hasil dinamika kebudayaan peradaban manusia. Misalnya masyarakat pelajar, masyarakat petani, dan sebagainya. b. Unsur-Unsur Masyarakat Hendropuspito memberikan penjelasan yang cukup detail tentang unsur-unsur masyarakat diantaranya : Pertama, Adanya Kelompok Manusia yang Berinteraksi. Syarat pertama yang harus ada dalam kehidupan masyarakat adanya interaksi diantara anggota kelompok masyarakat tersebut, berlangsung lama, saling pengaruh mempengaruhi dan memiliki prasarana untuk berinteraksi. Kedua, Adanya Norma - Norma dan Adat Istiadat. 23 Hamid Hasan, Pengantar Imu Sosial. PT Bumi Aksara Jakarta, 2008, h. 150. 24 Hamid Hasan, Pengantar Imu Sosial. PT Bumi Aksara Jakarta, 2008, h. 150.