Adaptasi Kebudayaan TINJAUAN PUSTAKA

Topografi : akan mempengaruhi visibilitas satwa buruan dan predator serta mempengaruhi arah angin. Alat tradisional seperti sumpit, sekarang ini jarang digunakan dan digantikan oleh senjata. Akan tetapi berburu menggunakan anjing serta pemakaian jebakan masih dimanfaatkan oleh masyarakat Sutedja 2005. Dalam kegiatan berburu anjing dimanfaatkan untuk melacak dan mengurung binatang buruan Nieuwenhuis 1994. Dalam pembagian hasil berburu, Suku Dayak Kenyah menghadiahkan daging hasil buruan kepada tetangga serta kerabat dekat. Selain itu semua orang yang turut serta dalam kegiatan perburuan seperti orang-orang yang meminjamkan alat untuk berburu juga mendapat pembagian hasil buruan Puri 1999. Saat kegiatan berburu babi berenang, sistem pembagian hasil agak berbeda. Orang yang pertama kali menemukan babi berenang dan berhasil memburunya maka harus mengundang semua penduduk desa, paling tidak para kepala keluarga yang ada untuk makan bersama menikmati hasil buruan tersebut. Pada saat itu juga diumumkan bahwa musim babi berenang telah tiba dan bagi masyarakat yang ingin pergi menunggu babi berenang harus mematuhi aturan yang berlaku Devung 1998. Perburuan satwa liar juga diadakan oleh serombongan pemburu yang ditugaskan berburu pada saat-saat tertentu seperti saat diadakan pesta atau gotong royong nyamat. Untuk perburuan seperti ini juga memiliki aturan khusus dalam pembagian hasilnya. Bagi pemilik alat berburu seperti anjing, senapan, dan peluru mendapat bagian dari hasil buruan tersebut. Bagi pemilik anjing, senapan, dan peluru yang digunakan dalam kegiatan berburu tersebut mendapat bagian kepala dan ekor dari binatang hasil buruan, juga pembagian dari sisanya. Peserta berburu lainnya mendapat bagian jeroan dari binatang buruan. Sementara itu seluruh bagian lainnya diserahkan kepada penyelenggara pesta atau pelaksana kegiatan gotong royong Devung 1998.

2.4 Adaptasi Kebudayaan

Definisi kebudayaan menurut Koentjaranigrat 2002 adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Dari definisi ini maka dapat diketahui bahwa hampir seluruh tindakan manusia merupakan kebudayaan karena segala tindakan tersebut diperoleh manusia melalui belajar. Menurut Ihromi 1999 kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek dalam kehidupan yang meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan, sikap, hasil dari kegiatan manusia yang khas pada suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu. Kebudayaan bersifat dinamis dan adaptif, karena kebudayaan melengkapi manusia dengan cara -cara penyesuaian diri pada kebutuhan-kebutuhan fisiologis dari badan mereka, dan penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik - geografis maupun pada lingkungan sosialnya. Banyak cara yang wajar dalam hubungan tertentu pada suatu kelompok masyarakat memberi kesan janggal pada kelompok masyarakat yang lain, tetapi jika dipandang dari hubungan masyarakat tersebut dengan lingkungannya, baru hubungan tersebut bisa dipahami. Kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam masyarakat tertentu merupakan cara penyesuaian masyarakat itu terhadap lingkungannya, akan tetapi cara penyesuaian tidak akan selalu sama Siregar 2002. Siginifikansi riel dari kebudayaan adalah sifatnya adaptif. Kebudayaan telah menciptakan alat adaptasi baru bagi manusia terhadap kondisi kehidupan. Pola adaptasi ini jauh melebihi adaptasi biologis Sanderson 2010. Kenyataan bahwa banyak dari kebudayaan bertahan dan berkembang telah menunjukkan bahwa kebiasaan yang dikembangkan oleh masyarakat disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan tertentu dari lingkungannya. Hal ini dikarenakan jika sifat kebudayaan tidak disesuaikan dengan keadaan tertentu maka kemungkinan masyarakat untuk bertahan akan berkurang. Tiap adat yang meningkatkan ketahanan suatu masyarakat dari lingkungan tertentu merupakan adat yang dapat disesuaikan sehingga kebudayaan bersifat adaptif. Adaptif dalam konteks ini dimaknai dengan kebudayaan melengkapi manusia dengan cara penyesuaian diri pada kebutuhan-kebutuhan fisiologis, penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik-geografis maupun penyesuaian lingkungan sosial Ihromi 1999. Perubahan kebudayaan pada suatu masyarakat tidak dapat dielakkan. Tidak ada masyarakat yang benar-benar statis. Masyarakat selalu dinamis, berubah dari suatu keadaaan ke keadaan lainnya. Sekalipun tanpa adanya gangguan dari masuknya unsur budaya asing, kebudayaan pada masyarakat tertentu pasti akan berubah dengan berlalunya waktu Sanderson 2010. Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari sering kali tidak mudah untuk memisahkan antara perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan. Akan tetapi, perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya Soekanto 1982.

BAB III METODOLOGI