BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Masyarakat Lokal
Menurut Hendriksen 2008 berdasarkan definisi The International Labor Organization ILO di dalam Konvensi ILO Nomor 169, masyarakat lokal adalah
mereka yang memiliki kontinuitas historis dengan masyarakat sebelum penjajahan, menganggap diri mereka berbeda dengan masyarakat yang lebih
umum pada suatu wilayah yang sebenarnya juga bagian dari masyarakat lokal tersebut. Mereka bertekad untuk melestarikan, mengembangkan dan meneruskan
kepada generasi mendatang wilayah leluhur mereka. Identitas etnik mereka sebagai dasar untuk keberadaan mereka sebagai masyarakat, sesuai dengan sistem
budaya, sosial dan hukum mereka sendiri. Dalam konvensi tersebut juga dijelaskan bahwa masyarakat lokal didefinisikan sebagai komunitas yang
leluhurnya dianggap pemula, tinggal di suatu wilayah tertentu, memperoleh penghidupan dari sumberdaya lokal. Mereka merupakan satu kesatuan
berdasarkan kesamaan keturunan, adat, bahasa, hukum, pola hidup yang diwarisi dari kearifan leluhurnya. Tidak selalu mengenal kepemimpinan struktural, tidak
harus dipimpin oleh kepala adat, tidak selalu mengenal konsep pemerintahan adat.
Affandi 2002 menjelaskan bahwa masyarakat lokal memiliki arti yang sama dengan masyarakat adat dan masyarakat tradisional, yaitu suatu komunitas
yang memiliki asal-usul leluhur secara turun-temurun, hidup di wilayah tertentu, memiliki sistem nilai, ideologi, sistem politik, budaya dan sosial yang khas.
Mereka ada sebelum Republik Indonesia ini berdiri. Masyarakat lokal memiliki elemen dasar antara lain : 1 keturunan penduduk asli daerah yang kemudian
dihuni oleh sekelompok masyarakat dari luar yang lebih kuat, 2 sekelompok orang mempunyai bahasa, tradisi, budaya, dan agama yang berbeda dengan
kelompok yang lebih dominan, 3 selalu diasosiasikan dengan beberapa tipe kondisi ekonomi masyarakat, 4 keturunan masyarakat pemburu, nomadik,
peladang berpindah, 5 masyarakat dengan hubungan sosial yang menekankan pada kelompok, pengambilan keputusan melalui kesepakatan serta pengelolaan
sumberdaya secara berkelompok Mitchell et.al 2000. Sementara itu menurut Word Bank 1991 masyarakat lokal dapat
diidentifikasi di wilayah geografis tertentu dari karakteristik berikut: a keterikatan yang dekat dengan nenek moyang dan sumber daya alam di
wilayahnya, b identifikasi diri sendiri dan identifikasi oleh orang lain sebagai anggota dari kelompok budaya yang berbeda, c bahasa asli, sering berbeda dari
bahasa nasional, d kehadiran lembaga sosial dan politik adat, dan e terutama berorientasi pada produksi untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
2.2 Kearifan Lokal