panjang. Cara ini masih dipergunakan karena kebutuhan akan listrik belum dapat terpenuhi sepanjang hari sehingga masyarakat belum memanfaatkan teknologi
lemari pendingin untuk penyimpanan jangka panjang.
5.1.3.7 Pembagian hasil buruan
Kegiatan perburuan yang dilakukan masyarakat tidak hanya dilakukan secara individu namun kadang beberapa orang pergi berburu secara bersama-
sama. Ketika perburuan dilakukan oleh beberapa orang, maka hasil buruan yang diperoleh akan dibagi sama rata atau sesuai dengan kesepakatan antar pemburu
tersebut. Dengan cara berbagi ini, apabila ada salah satu pemburu tidak mendapatkan hasil buruan saat berburu, maka pemburu tersebut masih bisa ikut
menikmati daging buruan. Proses pembagian hasil buruan ini disepakati antar anggota kelompok. Pembagian hasil paling umum adalah dengan membagi sama
rata antar anggota kelompok. Meskipun hasil buruan tersebut berbeda jenis satwa tetapi pembagiannya dibagi sama rata kecuali apabila ada salah seorang pemburu
memang tidak menyukai daging suatu jenis satwa. Terdapat cara lain dalam pembagian hasil buruan jika daging buruan
tersebut dijual. Apabila daging hasil buruan tersebut sebagian besar untuk dijual sebagai pemenuhan ekonomi maka daging hasil buruan tersebut dipisahkan antara
untuk kebutuhan konsumsi sendiri dan untuk dijual. Selanjutnya daging dijual kepada masyarakat. Hasil penjualan inilah yang selanjutnya akan dibagi sama rata
antar pemburu dalam kelompok tersebut. Jadi dalam hal ini pembagian hasil sudah berupa uang.
Ketika seorang pemburu melakukan kegiatan berburu dan alat berburu yang digunakan merupakan alat milik orang lain atau meminjam maka juga
dilakukan pembagian hasil buruan. Apabila seorang pemburu meminjam senapan, peluru atau ketinting saat berburu maka hasil buruan tersebut juga dibagi kepada
pemilik alat tersebut. Persentase pembagian hasil disepakati antara peminjam dan pemilik alat. Jika tidak membagi hasil buruan biasanya akan ada sanksi moral
dalam masyarakat, misalnya dinilai sebagai orang yang kikir.
5.1.3.8 Bentuk pemanfaatan dan intensitas pemanfaatan
Dalam memanfaatkan satwa liar, khususnya sebagai pemenuhan kebutuhan protein hewani, masyarakat Dayak Kenyah dapat digolongkan sering
mengonsumsi daging. Meskipun berdasarkan hasil wawancara, masyarakat menjawab bahwa intensitas mengonsumsi daging adalah tidak pasti dan hanya
sesuai keinginan. Akan tetapi jika dihitung dalam rentang waktu satu minggu maka minimal satu kali dalam satu minggu, masyarakat Dayak selalu
mengonsumsi daging. Lebih dari itu, bahkan masyarakat Dayak Kenyah disini mengonsumsi daging mencapi 2 sampai 3 kali dalam satu minggu.
Pemanfaatan satwa liar sebagai pemenuhan kebutuhan protein hewani merupakan bentuk pemanfaatan utama dari satwa liar hasil buruan Gambar 15.
Sementara itu beberapa bentuk pemanfaatan lain hanya bentuk pemanfaatan tambahan atau bukan pemanfaatan utama. Setiap kali melakukan kegiatan berburu
maka tujuan utama adalah mengambil daging dari satwa tersebut. Bentuk pemanfaatan lain merupakan suatu pemanfaatan nilai tambah dari pemanfaatan
satwa liar yang ditangkap. Kegiatan berburu yang dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan tambahan tersebut tidak dilakukan oleh masyarakat.
Gambar 15 Pemanfaatan kebutuhan protein hewani dari Babi Berjenggot. Berikut ini adalah beberapa bentuk pemanfaatan lain dari satwa hasil
buruan : a.
Pemanfaatan sebagai obat-obatan Berbagai satwa liar dimanfaatkan masyarakat untuk obat-obatan, baik dari
mamalia, burung maupun reptilia Tabel 2. Meskipun telah terdapat
puskesmas namun beberapa masyarakat masih memanfaatkan obat tradisional dari satwa liar saat sakit. Tidak ada kegiatan perburuan satwa secara khusus
untuk diambil bagian tubuhnya sebagai obat. Ketika berburu satwa liar kemudian mendapatkan satwa yang bagian tubuhnya ada yang dapat
dimanfaatkan untuk obat, maka bagian tubuh tersebut diambil dan disimpan untuk dapat dimanfaatkan dikemudian hari. Sebagai contoh tengkorak burung
Rangkong gading yang dimanfaatkan untuk obat sakit gigi Gambar 16.
Gambar 16 Tengkorak Rangkong Gading. Dari 16 jenis mamalia yang dimanfaatkan masyarakat sebagai obat, 12
jenis diantaranya adalah dari mamalia. Sementara itu sisanya adalah 2 jenis dari reptil dan 2 jenis dari burung Gambar 17.
Gambar 17 Jumlah jenis satwa per-kelas satwa liar.
12 2
2 Mamalia
Aves Herpetofauna
Tabel 2 Pemanfaatan satwa liar sebagai obat
No Jenis Satwa Liar
Bagian yang Dimanfaatkan Penyakit yang Diobati
Pengolahan 1
Beruang madu Helarctos malayanus Empedu
Lelah, Capek badan, jatuh Dicampur dengan madu, diminum
2 Binturong Arctictis binturong
Empedu Lelah, Capek badan, jatuh
Dicampur dengan madu, diminum 3
Landak raya Hystrix brachyura Batu guliga
Muntah darah, demam berdarah Dikikis, dicampur air, diminum
Isi usus besar kotoran Maag, usus buntu
Dikeringkan, dicampur air hangat, diminum
Duri Sakit perut
Dibakar, ditumbuk, dicampur air, diminum
4 Rusa sambar Cervus unicolor
Cairan di dalam ranggah muda Maag
Diminum Ranggah muda
Sakit perut, asma Ambil bagian muda yang bisa diiris,
sampai yang tidak bertulang Embrio
Menambah stamina laki-laki Dicampur ciu, diminum ciu nya
Semacam empedu di sela-sela kaki Mempermudah persalinan Campur madu, diminum
5 Monyet
ekor panjang
Macaca fascicularis
Otak Maag
Dimakan mentah
6 Ular sawah Python reticulatus
Daging Alaergi kulit, menambah stamina Dikonsumsi sebagai lauk
Empedu Lelah; koreng
Dicampur madu, diminum; dikeringkan dioleskan
Lemak Luka bakar
Lemak dioleskan pada luka bakar 7
Landak butun Hystrix crassispinis Ujung ekor
Sakit perut Dibakar sampi hitam, dikikis, campur air,
diminum 8
Babi berjenggot Sus barbatus Batu guliga
Sakit perut Dibakar, dicampur air, disaring, diminum
Kuku Liver, sakit dalam, pegal-pegal
Dikerok tambah air panas, minum 9
Beruk Macaca nemestrina Otak, batu guliga, empedu
Jatuh Campur madu, diminum
10 Rangkong gading
Rhinoplax vigil Tengkorak kepala
Sakit gigi Bagian kuning dikerok, campur air,
minum 11
Musang pisang Mustela nudipes Bulu
Pegal-pegal Dibakar, dicampur air, diminum
12 Pelanduk Tragulus javanicus
Embrio Menambah stamina laki-laki
Dicampur ciu, diminum ciu nya Semacam empedu di sela-sela kaki Mempermudah persalinan
Campur madu, diminum 13
Kijang Muntiacus muntjak Semacam empedu di sela-sela kaki Mempermudah persalinan
Campur madu, diminum
Lanjutan Tabel 2 No
Jenis Satwa Liar Bagian yang Dimanfaatkan
Penyakit yang Diobati Pengolahan
Embrio Menambah stamina laki-laki
Dicampur ciu, diminum ciu nya 14
Bubut teragop Centropus rectunguis
Minyak hasil penggorengannya Patah tulang
Dioleskan pada tulang yang patah 15
Biawak Varanus salvator Daging
Koreng Dimasak dengan irisan jahe, dimakan
16 Rindil bulan Echinosorex gymnurus
Kulit dan bulu Sakit kuning
Kulit dan bulu dibakar sampai asap naik, dimandi uapkan ke pasien
b. Pemanfaatan sebagai hiasan, upacara adat dan kerajinan tangan
Setelah pemanfaatannya sebagai pemenuhan protein, beberapa jenis satwa dimanfaatkan untuk hiasan, upacara adat maupun kerajinan tangan. Seperti
halnya untuk pemanfaatan sebagai obat, pemanfaatan satwa untuk hiasan tidak dengan memburu satwa liar secara khusus untuk kebutuhan ini. Akan tetapi
bagian tubuh satwa yang dimanfaatkan untuk hiasan ini diambil dari satwa hasil buruan. Berikut ini adalah pemanfaatan satwa sebagai hiasan di desa
Long Alango Tabel 3. Tabel 3 Pemanfaatan satwa liar untuk hiasan, upacara adat dan kerajinan tangan
No Jenis Satwa Liar
Pemanfaatan Hiasan Bagian yang
Dimanfaatkan 1
Rusa sambar Cervus unicolor Hiasan dinding, sarung
parang Ranggah
Alas duduk Kulit
2 Beruang madu Helarctos
malayanus Hiasan kalung, hiasan
bening Gigi
Hiasan dinding Kulit
3 Macan dahan Neofelis nebulosa
Hiasan bening Gigi
Baju tari Kulit
4 Banteng Bos javanicus
Hiasan dinding Tanduk
5 Kijang Muntiacus muntjak
Hiasan dinding Ranggah
Alas duduk Kulit
6 Rangkong Badak Buceros
rhinoceros Hiasan topi adat, alat
menari Bulu
Hiasan dinding Tengkorak kepala
7 Rangkong gading Rhinoplax vigil
Hiasan topi adat, alat tari
Bulu 8
Kuau raja Argusianus argus Hiasan topi adat
Bulu
Ranggah rusa maupun kijang menjadi barang berharga karena dapat dimanfaatkan untuk hiasan parang khas Dayak Kenyah Gambar 18 b.
Ranggah rusa atau kijang ini dapat diukir dan dipergunakan sebagai sarung parang. Parang yang dilengkapi ukiran dari ranggah rusa maupun kijang
seperti ini merupakan parang yang termahal. Selain itu parang seperti ini biasanya dipergunakan untuk rangkaian upacara pernikahan yaitu melamar
mempelai wanita. Bulu rangkong badak dan rangkong gading dipergunakan untuk hiasan
topi adat Gambar 18 e. Topi adat ini dipergunakan saat upacara-upacara adat tertentu. Selain itu bulu burung ini dipergunakan untuk topi adat yaitu saung
seling, semacam caping yang bagian atasnya penuh dengan hiasan bulu
rangkong gading. Topi ini hanya dipakai oleh wanita kaum bangsawan paren terutama saat membawa bayi atau anak kecil keluar dari rumah. Sementara itu
untuk gigi beruang madu dan macan dahan dipergunakan untuk hiasan pada bening Gambar 18 d, alat untuk menggendong balita. Namun
pemanfaatannya saat ini sudah mulai berkurang dan digantikan dengan tiruannya yang terbuat dari plastik. Hal ini dikarenakan sudah mulai susah
menemukan macan dahan maupun beruang madu. Baju tari yang terbuat dari bulu burung Rangkong gading maupun Rangkong badak serta dari kulit
Macan dahan biasanya dipergunakan saat upacara adat Gambar 18 a dan c.
a b
c d
Gambar 18 a Baju tari dari Bulu Rangkong, b parang dengan ukiran ranggah RusaKijang, c kulit Macan Dahan, d bening
dengan gigi satwa, e kepala dan bulu Rangkong Gading.
c. Pemanfaatan Bahan Makanan Lain
Selain daging sebagai sumber protein, bagian tubuh lainnya juga dapat dimanfaatkan untuk makanan maupun untuk tambahan memasak.
Kulit rusa maupun kijang dapat diolah menjadi kerupuk. Cara pengolahannya adalah
dengan menghilangkan bulu, dipotong, direbus, kemudian dijemur hingga kering, dan ketika akan mengonsumsinya digoreng terlebih dahulu.
Selain itu, lemak babi berjenggot yang berbadan gemuk biasanya diambil untuk dijadikan minyak babi Gambar 19. Cara pengolahannya adalah dengan
memisahkan lemak dari daging babi, kemudian dipotong dan dipanaskan hingga mencair atau keluar minyaknya. Selain dikonsumsi sendiri, minyak
babi ini kadang dijual oleh pengolahnya. Harga jual minyak babi adalah Rp 15.000liter. Pemanfaatan lain adalah dengan pembuatan kasam, yaitu
makanan yang terbuat dari kulit rusa atau kijang. Cara pengolahannya adalah dengan menghilangkan bulunya kemudian dimasukkan ke dalam bambu.
Dibiarkan sekitar dua hari atau sampai membusuk. Saat akan dikonsumsi kasam ini dimasak kembali.
e
Gambar 19 Minyak Babi.
5.1.4 Jenis satwa buruan utama dan status perlindungan