ditangkap. Dengan pemilihan waktu malam sebagai waktu berburu maka biasanya pemburu berangkat pada sore hari setelah senja dan baru pulang pada dini hari
bahkan pada pagi hari. Namun waktu utama yang dipilih para pemburu selain berburu pada
malam hari adalah pagi hari. Beberapa pemburu memilih berangkat berburu pada pagi hari sekitar pukul 06.00 dan pulang pada sore hari sekitar pukul 18.00 waktu
setempat. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puri pada tahun 1991 dan 1993 bahwa masyarakat biasa memulai berburu pada pagi hari bahkan saat masih
fajar hingga sore hari. Selain berburu dari pagi sampai sore hari, masyarakat juga kadang
menginap beberapa malam di dalam hutan. Hal ini dilakukan jika perburuan dari pagi sampai sore belum memberikan hasil. Namun selain itu, berburu hingga
menginap di dalam hutan memang direncanakan para pemburu.
5.1.3.2 Perbekalan berburu
Ketika perburuan direncanakan untuk menginap di dalam hutan, berbagai alat dan perbekalan dibawa oleh para pemburu untuk memenuhi kebutuhan
mereka selama di dalam hutan. Perbekalan yang selalu dibawa oleh pemburu antara lain beras, garam, gula, penyedap rasa, kopi, minyak. Jumlah perbekalan
yang dibawa disesuaikan dengan jumlah hari yang direncanakan untuk menginap. Jika saat menginap di dalam hutan mengalami kekurangan bahan makanan, maka
hasil buruan yang telah diperoleh dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan selama di dalam hutan selain juga memanfaatkan berbagai tumbuhan di dalam hutan
untuk bertahan hidup. Selain perbekalan untuk bermalam di dalam hutan, para pemburu juga
membawa peralatan penunjang perburuan yaitu parang, pisau raut Gambar 6, periuk, terpal, jala ikan, senter,
ki’ba Gambar 7 a, korek api, tali dan belanyat Gambar 7 b.
Ki’ba dipergunakan untuk mengangkut hasil buruan sementara belanyat dipergunakan untuk membawa barang-barang lain misalnya bekal
makanan. Selain memanfaatkan terpal sebagai alat berteduh, sebagian pemburu memanfaatkan daun Sang Licuala valida untuk pengganti terpal. Tumbuhan
endemik Kalimantan ini dapat dimanfaatkan sebagai pengganti terpal karena daun
ini tahan terhadap air. Jika perburuan dilakukan oleh beberapa orang atau berburu berkelompok maka perbekalan dan peralatan disiapkan secara bersama-sama oleh
anggota kelompok tersebut.
Gambar 7 Ki’ba
Gambar 8 Belanyat Selain alat-alat yang selalu dibawa tersebut, juga terdapat beberapa
perbekalan dan peralatan yang tidak boleh dibawa saat berburu. Saat berburu, pemburu dilarang membawa setrum ikan dan racun untuk membunuh ikan. Hal ini
dikarenakan aturan adat melarang membunuh ikan dengan dua cara tersebut. Menangkap ikan merupakan kegiatan sampingan yang dilakukan saat berburu.
Saat pergi berburu kadang pemburu juga memasang jala ikan di sungai yang dilewati. Kegiatan ini dilakukan sebagai alternatif hasil buruan jika saat berburu
tidak mendapatkan hasil buruan sehingga pemburu tidak pulang dengan tangan kosong. Perbekalan lain yang dilarang untuk dibawa adalah ciu, semacam arak
Gambar 6 Parang dan pisau raut.
atau minuman beralkohol khas Dayak Kenyah. Membawa minuman ini saat berburu dianggap tidak baik karena dapat mengganggu kegiatan berburu sehingga
pemburu tidak dapat fokus dalam melakukan kegiatan perburuan.
5.1.3.3 Lokasi dan alat transportasi berburu