Kearifan Lokal TINJAUAN PUSTAKA

sumberdaya secara berkelompok Mitchell et.al 2000. Sementara itu menurut Word Bank 1991 masyarakat lokal dapat diidentifikasi di wilayah geografis tertentu dari karakteristik berikut: a keterikatan yang dekat dengan nenek moyang dan sumber daya alam di wilayahnya, b identifikasi diri sendiri dan identifikasi oleh orang lain sebagai anggota dari kelompok budaya yang berbeda, c bahasa asli, sering berbeda dari bahasa nasional, d kehadiran lembaga sosial dan politik adat, dan e terutama berorientasi pada produksi untuk pemenuhan kebutuhan hidup.

2.2 Kearifan Lokal

Menurut Syafaat 2008 konsep kearifan lokal berakar dari sistem pengetahuan tradisional. Pengetahuan tradisional merupakan informasi dalam suatu masyarakat, berdasarkan pengalaman dan adaptasi terhadap budaya lokal dan lingkungan, telah dikembangkan dari waktu ke waktu, dan terus berkembang. Pengetahuan ini digunakan untuk mempertahankan masyarakat dan budayanya serta untuk mempertahankan sumber daya genetik yang diperlukan untuk kelangsungan hidup masyarakat Hansen dan VanFleet 2003. Pengetahuan tradisional juga mencakup sistem kepercayaan yang memainkan peran mendasar dalam kehidupan masyarakat. Pengetahuan lokal juga memiliki sifat yang dinamis dan mencakup eksperimen baru Hansen dan VanFleet 2003. Pengetahuan tradisional bersifat kolektif di alam dan sering dianggap sebagai milik seluruh komunitas, dan tidak dimiliki secara individu. Hal ini diteruskan melalui budaya tertentu dan mekanisme pertukaran informasi tradisional, misalnya, dipelihara dan diteruskan secara oral melalui sesepuh atau nenk moyang ataupun spesialis Hansen dan VanFleet 2003. Menurut Damanik 2010 kearifan lokal merupakan hasil akumulasi dari pengamatan dan pengalaman masyarakat dalam proses interaksi yang terus menerus dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Kearifan lokal traditional wisdom adalah sistem sosial, politik, budaya, ekonomi dan lingkungan dalam lingkup komunitas lokal serta memiliki sifat yang dinamis, berkelanjutan dan dapat diterima. Kearifan lokal dimanfaatkan untuk menciptakan suatu keteraturan dan keseimbangan antara kehidupan sosial, budaya dan kelestarian sumberdaya alam. Dalam penerapannya, kearifan lokal bisa dalam bentuk hukum, pengetahuan, keahlian, nilai dan sistem sosial dan etika yang hidup dan berkembang dari satu generasi ke generasi berikutnya Pattiselanno dan Mentansan 2010. Sementara itu, Suhartini 2009 menjelaskan bahwa kearifan lokal merupakan suatu bentuk tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungannya pada suatu suatu tempat atau daerah. Oleh karena itu kearifan lokal menjadi tidak sama pada tempat, waktu dan suku yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh tantangan alam dan kebutuhan hidupnya berbeda-beda, sehingga pengalamannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memunculkan berbagai sistem pengetahuan baik yang berhubungan dengan lingkungan maupun sosial. Sebagai salah satu bentuk perilaku manusia, kearifan lokal bukanlah suatu hal yang statis melainkan berubah sejalan dengan waktu, tergantung dari tatanan dan ikatan sosial budaya yang ada di masyarakat. Sesuai pula dengan pendapat Dove 1985 dalam Soendjoto dan Wahyu 2007 bahwa sistem budaya tradisional tidak bersifat statis, tetapi selalu mengalami perubahan dan tidak bertentangan dengan proses pembangunan. Seluruh kearifan lokal dihayati, dipraktikkan, diajarkan, dan diwariskan dari generasi ke generasi lain yang sekaligus membentuk pola perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dari penjelasan ini maka dapat dirinci bahwa kearifan lokal adalah milik komunitas yang dimiliki dan disebarluaskan secara kolektif bagi semua anggota komunitas yang diketahui dan bahkan wajib diajarkan secara terbuka kepada semua anggota komunitas; kearifan tradisional juga berarti pengetahuan tradisional yang bersifat praktis sehingga selalu ada berbagai aturan untuk menjalankan aktivitas kehidupan; kearifan tradisional bersifat holistik karena menyangkut pengetahuan dan pemahaman tentang seluruh kehidupan dengan seluruh relasinya di alam semesta; kearifan tradisional merupakan aktivitas moral yang dituntun dan didasarkan pada prinsip yang bersumber pada kearifan tradisional; kearifan lokal bersifat lokal karena terkait dengan tempat yang partikular dan konkret Keraf 2002. Berdasarkan penjelasan Keraf 2002 maka kearifan lokal memiliko beberapa kesamaan sifat dengan pengetahuan tradisional seperti yang dijelakan oleh Hansen dan VanFleet 2003. Oleh karena itulah pengetahuan tradisional menjadi akar dari konsep kearifan lokal. Dalam konteks konservasi sumberdaya hutan, kearifan lokal memiliki posisi yang terkait dengan upaya masyarakat lokal dalam memanfaatkan sumberdaya hutan secara lestari, walaupun sulit dijelaskan secara terpisah Aliadi 2002.

2.3 Perburuan Satwa Liar Suku Dayak