Fasilitas Analisis Karakteristik Lanskap Sekolah .1 Kondisi Tapak

56

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Analisis Karakteristik Lanskap Sekolah 5.1.1 Kondisi Tapak

1. Fasilitas

Fasilitas dikedua sekolah dibedakan menjadi fasilitas ruang terbangun dan ruang terbuka hijau. Ruang terbangun terdiri dari ruang kelas, kantor, perpustakaan, ruang kesenian, ruang komputer dan ruang pertemuan yang berada di kedua sekolah digunakan untuk kegiatan akademik, pertemuan dan aktivitas guru. Bangunan untuk sekolah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 harus memenuhi standar berupa: a. Bangunan memenuhi persyaratan kesehatan seperti mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai. Ruang-ruang dikedua sekolah ini memiliki bentukan menyerupai saung dengan bukaan untuk udara dan cahaya yang mengelilingi bentukan ruang. b. Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.Bahan bangunan yang digunakan oleh kedua sekolah menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan dengan menggunakan kayu lokal. c. Bangunan menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman. Bangunan yang berbentuk panggung disediakan juga oleh tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan dan kesehatan pengguna serta sirkulasi disekitar ruangan didesain untuk mempermudah akses siswa. d. Bangunan memenuhi persyaratan kenyamanan seperti bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan pembelajaran. Persyaratan ini kurang terpenuhi dikedua sekolah karena bentukan ruangan yang memiliki bukaan yang lebar sehingga kebisingan yang berasal dari luar kelas dapat mengganggu aktivitas belajar di dalam ruangan. Fasilitas pendukung seperti musholla yang berada di kedua sekolah terlihat cukuplah berbeda jauh, dimana untuk Sekokah Alam Bogor musholla terbuat dari kayu dan nampak sederhana dengan luas 31,8 m 2 dengan kapasitas + 30 orang sedangkan untuk Sekolah Alam Cikeas musholla atau masjid tampak terlihat cukup 57 mewah dengan desain minimalis dan sudah dikeramik dengan luas 500 m 2 dan dapat menampung + 200 orang . Selain kegiatan beribadah, dimusholla ini sering dijadikan untuk tempat belajar agama atau diskusi bersama mengenai agama. Meskipun dari segi ukuran dan desain yang berbeda, namun kebersihan keduanya terjaga sehingga pengguna merasa nyaman untuk beribadah. Bank sampah yang hanya dimiliki salah satu sekolah menjadi ciri bahwa sekolah alam benar-benar memanfaatkan barang yang sudah tidak dimanfaatkan menjadi barang yang layak pakai kembali. Berbagai kreasi dihasilkan disini bahkan tak jarang barang ini dijual kembali sehingga menghasilkan keuntungan yang kemudian dimanfaatkan kembali bagi pihak sekolah. Kantin yang berada di Sekolah Alam Bogor atau mini market yang berada di Sekolah Alam Cikeas, keduanya memiliki desain yang sangat berbeda sama halnya seperti musholla. Untuk Sekolah Alam Bogor material yang digunakan adalah bambu sedangkan untuk mini market sudah berbentuk permanen dan minimalis. Fungsi dari kedua fasilitas ini pun berbeda, untuk kantin yang digunakan siswa Sekolah Alam Bogor digunakan untuk memuaskan aktifitas murid pada waktu istirahat dimana akses yang dilalui tidak terlalu jauh dan mudah, selain itu kelengkapan fasilitas seperti bangku, tempat sampah dan meja cukup terlihat bersih dan baik. Sedangkan untuk mini market hanya digunakan sewaktu-waktu saja, dimana disini menjual berbagai kebutuhan seperti baju ataupun celana yang sudah tidak terpakai lagi oleh siswa. Karena siswa tidak diperkenankan untuk jajan makanan kecil, sekolah sudah menyediakan makanan untuk makan siang. Pos keamanan yang dijadikan sebagai pusat keamanan menjadikan sekolah lebih aman dan tertib terutama dalam hal keamanan lapangan parkir, area penerimaan keluar masuknya user dan penjagaan lingkungan sekolah. Menurut Hakim 1991 keamanan merupakan masalah terpenting karena dapat menghambat aktivitas yang dilakukan user. Peletakan pos keamanan harus diletakkan strategis mungkin agar dapat menjangkau keseluruhan area dan dijangkau oleh masyarakat sekolah. Material yang digunakan berupa kayu lokal untuk SAB dan untuk SAC menggunakan tembok permanen. Penempatan bangunan yang cukup rapi dan tidak berhimpitan membuat aktivitas menjadi dinamis.Selain itu fasilitas yang berada di dalam kelas dibuat dari karya siswa yang dihasilkan dari barang bekas menjadi barang yang berguna. Sesuai 58 dengan tujuannya, ruang ini digunakan untuk kegiatan belajar dan sebagai pelindungpenaung pengguna yang ada di dalamnya sehingga kebersihan dan material yang digunakan cukuplah nyaman. Selain itu konsep panggung dan material kayu yang digunakan sesuai dengan sekolah alam yang ingin lebih mencintai dan dekat dengan alam. Bangku taman dirancang untuk mengurangi rasa letih dan menciptakan keakraban antar masyarakat sekolah. Lokasi bangku taman diletakkan di sekitar lapangan dan area penyangga yang berfungsi sebagai tempat untuk berbincang, menonton pertandingan, bersantai ataupun berdiskusi, bangku sekitar kelas digunakan untuk berdiskusi, membaca dan menunggu pergantian jam pelajaran, dan bangku disekitar kantin yang digunakan untuk mengkonsumsi makanan dan miuman. Harris dan Dinnes 1988 mengatakan bahwa dalam pemilihan lokasi tempat duduk antara lain terlindung dari angin, view yang bagus, tidak pada jalur sirkulasi, memberi pilihan pada user untuk berteduh, berjemur, kegiatan khusus, bersifat formal ataupun informal. Bentuk dari bangku dikedua sekolah didesain berkelompok tidak ada yang sendiri-sendiri hal ini bertujuan agar antar siswa dapat berinteraksi satu sama lain. Material bangku yang digunakan di Sekolah Alam Bogor menggunakan material semen yang bersifat tahan lama dan untuk Sekolah Alam Cikeas menggunakan bangku taman bermaterial plastik yang tidak tahan lama namun sama-sama mudah dalam perawatan dan desainnya yang sederhana. Tempat sampah merupakan salah satu elemen keras yang wajib disediakan oleh pihak sekolah.Masing-masing kelas harus memiliki tempat sampah sendiri dan dilingkungan sekitar sekolah harus disediakan tempat sampah. Kedua sekolah ini membagi tempat sampah kedalam tiga jenis yaitu tempat sampah organik yang dikhususkan untuk sampah-sampah dedaunan, tempat sampah anorganik seperti bungkus makanan ataupun kertas dan minuman, dan tempat sampah basah yang digunakan sebagai penampungan sampah-sampah yang basah dengan material yang digunakan plastik. Jalur sirkulasi menggunakan material yang beragam, diantaranya seperti bata merah, asphalt, dan konblok. Penggunaan bata merah dan konblok merupakan pekerasan yang cocok untuk pejalan kaki, dimana konblok memiliki beberapa keuntungan antara lain drainase yang baik, mempunyai warna dan tektur yang menarik, serta mudah dalam penggantiannya. Penggunaan konblok dan bata merah 59 tidak bertahan lama. Warna yang senada dengan tanah membuat mata masyarakat sekolah tidak merasa silau apabila sedang beraktivitas atau hanya sekedar jalan.Jalur pedestrian yang dibuat khusus membuat masyarakat sekolah patuh terhadap jalan yang telah dibuat.Lebar jalur pedestrian yang tidak terlalu sempit yang dapat dilalui dua orang memberikan rasa nyaman bagi penggunanya. Jalur kendaraan yang juga merupakan gerbang sekolah dibuat cukup lebar sehingga kendaraan dapat dengan leluasa keluar dan masuk sekolah. Podium upacara diletakkan di tengah lapangan yang digunakan siswa untuk melakukan upacara bendera atau upacara merayakan hari-hari kepentingan nasional seperti perayaan HUT RI. Rambu-rambupapan informasi bertujuan untuk memberikan informasi sehingga siswa dapat mengetahui segala macam informasi. Rambu-rambu ini diletakkan di lokasi yang strategis dan beberapa rambu dibuat oleh siswa. Beberapa rambu dari kedua sekolah ada yang kurang terawat. Rambu-rambu yang ada terlihat sudah rusak bahkan tidak terlihat dengan jelas informasi apa yang ditampilkan. Material yang digunakan berupa papan yang dibungkus dengan kertas dengan penyangga kayu, dan papan yang terbuat dari triplek. Ruang terbuka hijau atau tamandi kedua sekolah tidak menggunakan pekerasan dan hanya memanfaatkan penutup tanah seperti rumput atau tanah sebagai alas. Pepohonan yang berada disekilingnya menambah kesejukan dan membuat mata tidak silau apabila siswa beraktivitas di lingkungan terbuka. Dapat dikatakan bahwa area hijau untuk kedua sekolah alam ini memiliki nilai berkategori baik dimana sudah termanfaatkan sebagai sarana yang interaktif untuk meningkatkan perkembangan pendidikan dan pengetahuan siswa. Francis dan Marcus 1998 serta Moore 1993 dalam Titidarnila dan Nurisjah 2001 material tanaman pada area bermain dapat digunakan sebagai media pengetahuan dan bermain selain material arsitektur dan lingkungan. Playground yang disediakan khusus untuk bermain ataupun outbound bagi masyarakat sekolah menjadi pembeda khusus dengan sekolah yang lain. Kedua sekolah alam ini mempunyai area khusus untuk melakukan aktivitas outbound baik itu yang bersifat individual ataupun berkelompok. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 menyatakan bahwa rasio minimum luas tempat bermainberolahraga 3 m 2 peserta didik. Tempat bermainberolahraga yang berupa ruang terbuka sebagian ditanami pohon penghijauan. 60 Lapangan yang dijadikan sebagai pusat berbagai aktivitas siswa hampir seluruh kegiatan dilakukan disini. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 sekolah minimal terdapat lapangan basket dan lapangan voli. Kedua sekolah hanya terdapat lapangan basket yang terbuat dari semen dan lapangan futsal yang terbuat dari hamparan tanah SAB dan rumput sintetis SAC. Dilihat dari ketersediaan lahan yang kurang memadai, menyebabkan SAB memiliki lapangan futsal yang berada di luar gerbang sekolah. Lapangan parkir dari kedua sekolah memiliki area khusus atau tersendiri dengan daya tampung untuk SAB lapangan parkir yang tersedia hanya untuk motor dan sepeda dengan luas 64 m 2 . Material yang digunakan untuk alas lapangan parkir SAB dibuat dari tanah merah. Lapangan parkir SAB berdekatan dengan lapangan futsal hal ini menyebabkan ketidak amanan bagi siswa yang sedang beraktivitas di lapangan. SAC memiliki luas lapangan parkir 1200 m 2 untuk menampung kendaraan seperti mobil jemputan sekolah. Material yang digunakan adalah pekerasan dari batu-batuan. Lapangan parkir dikedua sekolah merupakan lokasi yang nyaman dan teduh oleh barisan pepohonan. Kebun yang merupakan salah satu tempat yang tak kalah penting di sekolah alam, disini siswa diajarkan cara bercocok tanam dan produksi hasil kebun. Berbagai jenis sayuran ditanam disini disesuaikan dengan musim dan waktu belajar. Setiap kelas memiliki tanaman tersendiri yang kemudian dikelola dan diolah sendiri. Kebun ini yang membedakan sekolah alam dengan sekolah lainnya dimana disekolah lain jarang atau bahkan tidak ditemui fasilitas dan aktivitas berkebun. Secara keseluruhan, kedua sekolah sudah memiliki fasilitas indoor dan outdoor yang memadai dan kondisi fasilitas yang cukup baik dan menunjang bagi aktivitas siswa di sekolah. Dari hasil kuisioner ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana dengan siswa sekolah alam, didapatkan hasil 46.9 SAB dan 50.8 SAC dengan rataan 48.9 menyatakan lengkap, dan 1.5 responden menyatakan kurang lengkap. Menurut hasil kuisioner, sebanyak 38.6 responden memilih disediakannya kolam renang di area sekolah. Selain itu, untuk kondisi fasilitas sarana dan prasarana di kedua sekolah menurut hasil pengamatan kuisioner mendapatkan hasil yang baik dengan persentase sebesar 45.1 maka dari hasil persentase tersebut didapatkan hasil bahwa responden puas terhadap fasilitas yang telah disediakan pihak sekolah. 61

2. Desain