Lokasi dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Tahapan Penelitian

8

BAB III METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan di Sekolah Alam Bogor SAB di sekitar Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara dengan batas wilayah bagian Utara Kecamatan Sukaraja. Bagian Barat adalah Kali Ciliwung Kelurahan Tanah Sareal, Kedung Badak Kecamatan Tanah Sareal. Bagian Timur Kelurahan Katulampa dan Bagian Selatan adalah Kecamatan Bogor Tengah.Sekolah Alam Cikeas SAC di sekitar Nagrak, Gunung Putri Bogor Jawa Barat. Wilayah ini berbatasan dengan Kota Bekasi di sebelah Utara, Kota Depok di sebelah Barat, Cileungsi di sebelah Timur dan Citereup di sebelah Selatan. Kegiatan penelitian dilakukan dari bulan Februari hingga Juni 2012 atau selama 5 lima bulan. Peta Kota Bogor Tanpa Skala Peta Sekolah Alam Bogor Peta Sekolah Alam Cikeas Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian. Tanpa Skala Sumber: Google Earth 9

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Meteran 2. Kamera digital 3. GPS 4. Komputer untuk mengolah data dan gambar seperti Skechup, Adobe Photoshop CS5, AutoCAD 2011, dan sebagainya. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Peta 2. Data biofisik, fisik, sosial, aktivitas dan teknis Sekolah Alam, dan 3. Kuisioner

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observatif yang dilakukan pada Sekolah Alam Bogor dan Sekolah Alam Cikeas. Analisis dilakukan dengan metode analisis lanskap sekolah, analisis setting aktivitas, dan analisis SWOT dengan output usulan rencana pengelolaan.

3.4 Tahapan Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari tahapan proses penelitian, yaitu tahap persiapan, inventarisasi data, analisis, dan sintesis. 3.4.1 Persiapan Pada tahap ini dilakukan persiapan yang meliputi pembuatan usulan studi, penentuan lokasi, permohonan izin mengadakan penelitian di lokasi, pembuatan daftar isian data biofisik dan aktivitas, daftar pertanyaan dalam kuisioner, daftar peta, daftar peralatan yang dibutuhkan, dan penyusunan jadwal survei. 3.4.2 Inventarisasi atau Pengumpulan Data Pelaksanaan survei dilakukan dengan observasi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menginventarisasi kondisi biofisik, fisik dan perilaku aktivitas pada lanskap sekolah. Pencarian data sekunder diperoleh dari dokumeninformasi sekolah yang bersangkutan, dinas yang terkait dan penelusuran pustaka Tabel 1. 10 Tabel 1. Data Yang Diperlukan Jenis Data Bentuk Data Cara Pengambilan Aspek Administratif Pendirian Lokasi Kurikulum Sekunder Primer, Sekunder Sekunder Survei, URL Survei, URL URL Studi Pustaka Aspek Lanskap LokasiLuas Akses Land cover Vegetasi Iklim Desain Fasilitas Primer, Sekunder Primer Primer Primer Sekunder Primer Primer Survei, Studi Pustaka Survei Survei Survei Studi Pustaka Survei Survei Aspek Sosial Jumlah masyarakat sekolah Karakteristik Pengguna Aktivitas Jumlah Jam Belajar Keinginan User Primer Primer Primer, Sekunder Primer Primer Wawancara Survei Survei, Wawancara Kuisioner Survei Aspek Pengelolaan Sistem Tenaga Primer, Sekunder Primer Survei, Wawancara Survei Pengumpulan data primer melalui wawancara dilakukan kepada pengelola sekolah sedangkan kuisioner diberikan kepada siswa kelas IV-VI untuk mengetahui persepsi penilaian yang akan diberikan terhadap aspek kualitas fungsional dan kualitas estetika. Pencarian data sekunder dilakukan untuk mendukung studi penelitian ini. Kondisi umum sekolah meliputi kriteria, standar dan persyaratan yang berhubungan dengan lanskap sekolah terutama lanskap Sekolah Alam sebagai pembanding dengan kondisi di lapang. Selain itu data sekunder lainnya dapat diperoleh dari sekolah yang bersangkutan, dan penelusuran pustaka. 3.4.3 Analisis Pelaksanaan analisis dilakukan dengan pengolahan data secara sistematis dari data yang telah terkumpul di lokasi penelitian. Analisis dilakukan dengan tiga cara, yaitu: 1. Analisis lanskap untuk mengetahui karakteristik lanskap sekolah secara deskriptif; Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan karakter pendukung lanskap sekolah yang ada di kedua sekolah. Karakter lanskap yang ada dijadikan sebagai kriteria pembanding untuk mengetahui karakteristik lanskap sekolah alam 11 yang dijadikan sebagai media pembelajaran lingkungan. Hasil dari analisis ini berupa tabel pembanding karakter antara kedua sekolah Tabel 2. Tabel 2. Analisis Kualitas Lanskap No. Kriteria SAB SAC 1 2 dst. 2. Analisis aspek sosial aktivitas sehingga diketahui karakter dan pemanfaatan ruang dari pengguna dan pengelola sekolah alam secara deskriptif dan spasial. Pengambilan data yang ditentukan dengan rancangan yang dibuat sebagai berikut: a. membagi waktu penelitian membagi dua periode waktu yaitu pagi dan sore hari dengan masing-masing periode waktu terdiri dari lima kali ulangan, b. membagi taman berdasarkan letak menjadi setting taman. Untuk prosedur pengamatan dan pengumpulan data dilakukan pada hari sekolah sebanyak lima hari. Waktu pagi ditentukan pada pukul 07.00-11.30 dan waktu sore pada pukul 11.30-16.00. Hasil dari pengolahan data behavior setting, dapat diterjemahkan secara visual dan sederhana kedalam bentuk behavior mapping. Pemetaan yang dilakukan adalah teknis place centered mapping. Ittelson Setiawan dan Haryadi, 1995 menjelaskan langkah pertama yang dilakukan adalah membuat sketsa setting meliputi seluruh unsur fisik yang diperkirakan akan mempengaruhi perilaku pengguna tersebut, peneliti dapat menggunakan peta dasar yang telah didapat sebelumnya. Langkah berikutnya membuat daftar perilaku yang akan diamati serta menentukan simbol atau tanda sketsa bagi setiap perilaku, kemudian dalam kurun waktu tertentu peneliti mencatat berbagai perilaku. Behaviour Mapping dibagi menjadi dua yaitu, 1. Different Park Will Attract Different People taman yang berbeda akan menarik user yang berbeda, masing-masing komponennya diuraikan menjadi Tabel 3, a. Different park dibagi berdasarkan: Lokasi, yaitu sentra pagi SP dan sentra sore SS 12 Tabel 3. Setting Different Park Setting Taman Sentra Pagi Sentra Sore Berdasarkan Lokasi SAB: Data taman 1 taman penerimaan Data taman 2 dan 3 taman obat dan taman sentral Data taman 4-6 taman A to Z, taman warna, dan taman panca indera SAC: Data taman 1 taman penerimaan Data taman 2 dan 3 taman produksi dan taman jam Data taman 4-7, dan 9 taman daur ulang, taman outbound, taman taman warna, taman sentral, dan ampiteater Data taman 8 Taman manfaat SAB: Data taman 1 taman penerimaan Data taman 2 dan 3 taman obat dan taman sentral Data taman 4-6 taman A to Z, taman warna, dan taman panca indera SAC: Data taman 1 taman penerimaan Data taman 2 dan 3 taman produksi dan taman jam Data taman 4-7, dan 9 taman daur ulang, taman outbound, taman taman warna, taman sentral, dan ampiteater Data taman 8 Taman manfaat b. Different user digolongkan dalam tingkatan umur yaitu umur A. 7 tahun – 9 tahun kelas I – III Sekolah Dasar, B. 10 tahun – 12 tahun kelas IV – VI Sekolah Dasar, dan C. Pegawai sekolah Dewasa. Dalam katagori ini dibuat simbol atau tanda yang nantinya akan diplot pada peta. 2. Diffferent park will generate different activity taman yang berbeda akan menggerakkan aktivitas yang berbeda, masing-masing komponennya diuraikan menjadi, 1. Different park dibagi berdasarkan Lokasi, yaitu sentra pagi SP dan sentra sore SS 2. Different activity dibedakan kedalam ragam aktivitas yang dilakukan pada saat pengamatan. Terdapat 11 aktivitas yang berlangsung seperti 1. Belajar 2. Duduk 3. Berdiri 4. Berjalan 5. Berlari 6. Bermain 7. Memanjat 8. Berbincang 9. Jongkok 10. Outboundolahraga 11.Makan Tabel 4. 13 Tabel 4. Ragam Aktivitas Katagori Perbandingan Simbol angka Keterangan Ragam aktivitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Belajar Duduk Berdiri Berjalan Berlari Bermain Memanjat Berbincang Jongkok Outbound olahraga Makan 3. Analisis SWOT untuk mengetahui pengembangan atau pengelolaan berikutnya. Analisis efektivitas fungsi lanskapsetting analisis secara SWOT Strenghts, Weakness, Opportunities and Threats Rangkuti, 1997 dengan melihat faktor Internal dan eksternal yang mempengaruhi atau tergantung dari kepentingan dan permasalahan tapak. Dari analisis SWOT akan dihasilkan matriks SWOT. Matriks ini dapat menghasilkan 4 strategi kemungkinan alternatif. Keempat strategi itu adalah: 1. SO, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya, 2. ST, yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman, 3. WO, yaitu strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada, dan 4. WT, yaitu strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. 14 Kerangka kerja dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT adalah sebagai berikut: a Analisis penilaian faktor Internal dan faktor eksternal b Penentuan bobot setiap variabel c Penentuan peringkat rating d Penyusunan alternatif strategi e Pembuatan tabel rangking alternatif strategi Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Analisis Penilaian Faktor Internal dan Eksternal Penilaian faktor Internal IFE adalah untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan serta memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Sedangkan penilaian faktor eksternal EFE adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan ancaman dan peluang David, 2008 yang disitasi Rangkuti, 1997. Identifikasi berbagai faktor tersebut secara sistematis digunakan untuk merumuskan strategi untuk pengelolaan Sekolah Alam. b. Penentuan Bobot Setiap Variabel Sebelum melakukan pembobotan faktor Internal maupun eksternal, terlebih dahulu ditentukan tingkat kepentingannya. Setiap faktor Internal dan eksternal diberi nilai berdasarkan tingkat kepentingannya Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5.Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal Simbol Faktor kekuatan strength Tingkat kepentingan S1 Kekuatan yang sangat besar S2 Kekuatan yang besar S3 Kekuatan yang sedang Sn Simbol Faktor kelemahan weakness Tingkat kepentingan W1 Kelemahan yang tidak berarti W2 Kelemahan yang kurang berarti W3 Kelemahan yang cukup berarti Wn 15 Tabel 6. Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Simbol Faktor peluang opportunity Tingkat kepentingan O1 Peluang sangat tinggi O2 Peluang tinggi O3 Peluang yang sedang On Simbol Faktor ancaman threats Tingkat kepentingan T1 Acaman yang besar T2 Ancaman yang sedang T3 Ancaman yang kecil Tn Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak pengelola. Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal Lampiran 1 dan Lampiran 2. c. Penentuan peringkat rating Penentuan tiap variabel terhadap kondisi objek diukur dengan menggunakan nilai peringkat berskala 1-4 terhadap masing-masing faktor strategis yang dimiliki Sekolah Alam. Nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada setiap faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh total skor pembobotan Lampiran 3. Total skor pembobotan berkisar antara 1-4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan IFE di bawah 2,5 maka dapat dinyatakan bahwa kondisi Internal lemah, sedangkan jika berada di atas 2,5 maka dinyatakan kondisi Internal kuat, Demikian juga total pembobotan EFE, jika dibawah 2,5 menyatakan bahwakondisi eksternal lemah dan jika di atas 2,5 menyatakan bahwa kondisi eksternal kuat David, 2008 yang disitasi Rangkuti, 1997 Lampiran 4 dan Lampiran 5. Setelah pembobotan dan pemberian rating maka didapatkan skor pada faktor internal dan eksternal, tahap selanjutnya adalah pemetaan pada matriks internal- eksternal. Pemetaan ini dilakukan untuk mengetahui orientasi strategi yang akan diterapkan. Pemetaan dibagi menjadi sembilan kolom yang kemudian tiga kolom utama yang terdiri dari kolom I, II, dan IV untuk strategi yang tumbuh dan membangun growth and build; kolom III, V dan VII untuk strategi yang mempertahankan dan pelihara hold and maintain; serta kolom VI, VIII, dan IX 16 untuk strategi panen dan devesitas harvest and divest Rangkuti, 1997 Gambar 2. Gambar 2. Orientasi Strategi berdasarkan matriks IE Sumber: David, yang disitasi Rangkuti d. Penentuan Alternatif Strategi Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT Tabel 7. Tabel 7. Matriks SWOT Eksternal Internal Opportunity Threats Strenght Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi Weakness Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan kelemahan Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada Sumber: Rangkuti, 1997 e. Penentuan Tabel Rangking Alternatif Strategi Penentuan prioritas dari strategi yang dihasilkan dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Jumlah dari skor pembobotan akan menetukan rangking prioritas strategi Tabel 8. Jumlah skor ini diperoleh dari penjumlahan semua skor di setiap faktor-faktor strategis yang terkait. Rangking akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai terkecil dari semua strategi yang ada. Perangkingan ini dilakukan secara subjektif dimana strategi akan berupa usaha memaksimumkan kekuatan strength dan 17 peluang opportunity serta meminimumkan ancaman threat dan kelemahan weakness. Tabel 8. Formulir Perangkingan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT Alternatif Strategi Keterkaitan dengan Unsur SWOT Skor Rank SO1 SO2 SO3 …. Son Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada WO1 WO2 WO3 ….. Won Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan- kelemahan ST1 ST2 ST3 ….. STn Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi WT1 WT2 WT3 …… WTn Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada 3.4.4 Sintesis Hasil analisis SWOT dan deskriptif maka tahapan selanjutnya adalah perumusan rekomendasi untuk menghasilkan usulan pengembanganpengelolaan lanskap kepada pihak sekolah untuk meningkatkan pengelolaan agar dapat digunakan secara efisien, efektif, dan berkelanjutan. 18

BAB IV HASIL