Kondisi Tapak 3 Lanskap Sekitar Tapak

25 Tabel 10. Suhu Udara Kawasan SAB dan SAC Bulan Tahun Rata- Rata C 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Januari 24,3 24,2 23,4 25,0 25,1 24,3 24,0 25,0 25,3 25,4 25,1 24,64 Februari 24,4 24,6 24,4 25,9 25,1 24,3 25,2 25,1 25,9 25,6 25,6 25,10 Maret 25,9 25,1 26,0 25,6 25,3 25,6 25,2 25,8 26,0 25,7 26,2 25,67 April 26,0 26,3 26,4 26,5 25,7 25,7 26,2 26,2 27,1 25,8 n.a 26,19 Mei 26,2 26,0 26,2 26,7 26,8 26,7 26,6 26,1 26,7 26,1 n.a 26,41 Juni 26,2 26,6 25,7 26,3 26,5 25,9 26,3 26,1 25,9 26,1 n.a 26,16 Juli 25,5 26,2 25,4 26,0 26,7 26,2 26,9 25,8 25,8 25,8 n.a 26,00 Agustus 25,8 27,1 26,3 26,0 26,6 26,7 26,6 26,3 25,8 25,7 n.a 26,29 September 26,4 26,4 26,5 26,1 27,7 26,8 27,0 26,6 25,3 25,1 n.a 26,40 Oktober 28,3 26,1 27,4 26,6 27,7 26,3 27,5 26,0 25,4 26,3 n.a 26,76 November 26,1 25,9 26,4 26,8 27,2 25,8 26,0 26,3 25,9 25,3 n.a 26,17 Desember 26,0 24,9 25,2 25,1 25,6 24,3 25,6 26,1 25,5 26,1 n.a 25,44 Rata-Rata C 25,93 Keterangan: n.a Not Available

4.4 Kondisi Tapak

4.4.1 Sekolah Alam Bogor a.1 Ukuran Sekolah Alam Bogor memiliki luas lahan 5000 m 2 dengan luas ruang terbangun untuk Sekolah Alam Bogor sebesar 1629,4 m 2 . Luas ruang tidak terbangun atau ruang terbuka hijau Sekolah Alam Bogor memiliki luas sebesar 3370.6 m 2 . Ruang terbuka hijau merupakan wadah atau media untuk melakukan segala kegiatan yang dilakukan di luar kelas meliputi kebun, lapangan rumput, taman sekolah, elemen keras penunjang kegiatan belajar mengajar diluar kelas terdiri dari lapangan olah ragaoutbound dengan beton atau aspal area parkir, dan sirkulasi yang terbuat dari paving atau aspal. a.2 Land Cover Kawasan Land Cover sekolah dibagi menjadi dua jenis yaitu ruang terbuka hijau dan ruang terbangun. Ruang terbuka hijau meliputi kebun, taman sekolah dengan berbagai jenis, lapangan olahraga, taman bermain outbound dan area parkir. Bangunan terdiri dari fasilitas belajar seperti kelas, ruang komputer, ruang perpustakaan, dan kantor. Bangunan pendukung lainnya berupa pos keamanan dan kamar mandi toilet.

a.3 Lanskap Sekitar Tapak

Tapak yang dimaksud disini adalah sekolah dengan lingkungan sekitarnya yang mencangkup sisi depan, belakang, sisi kanan dan kiri sekolah. Terdapat lima 26 kategori lankap sekitar tapak Sekolah Alam Bogor diantaranya, perumahan, pertokoan, jalan utama, kebun milik sekolah dan kebun milik masyarakat setempat. Bagian depan sekolah terdapat perumahan dan kebun milik masyarakat setempat. Sisi sebelah kanan terdapat perumahan, sisi sebelah kiri kebun sekolah dan perumahan dan sisi belakang sekolah terdapat jalan utama dan pertokoan. a.4 Fasilitas Ruangan yang berbentuk saung di Sekolah Alam Bogor pada awalnya menggunakan kayu “dolken” kayu gelondong yang dapat bertahan selama + 4 tahun, seiring berjalannya waktu diganti dengan kayu lokal yang didapatkan dari daerah setempat seperti kayu mahoni, nangka, dan akasia. Hal ini bertujuan untuk menciptakan desain lokal dengan biaya yang relatif murah jika dibandingkan harus memakai kayu dari Kalimantan atau Sumatera. Kelas dan berbagai ruangan yang berada di Sekolah Alam Cikeas menggunakan material dari kayu “bangkirai” jenis kayu serat dengan ikatan kuat yang aman, awet dan ramah lingkungan agar siswa paham benar mengenai menjaga kelestarian alam Tabel 11. Tabel 11. Fasilitas Yang Mendukung Kegiatan Belajar Atau Operasional Sekolah Fasilitas Sekolah Alam Bogor Sekolah Alam Cikeas Ruang Kelas, Ruang Kantor dan Ruang Tata Usaha TU Perpustakaan Musholla Masjid Kamar Mandi Lapangan Bank Sampah Kantin - Pos keamanan Ruang Kesenian Ruang Komputer Ruang Pertemuan Kebun Ampiteater - Eco Shop - Mini market - Lapangan Parkir Keterangan: : Ada - : Tidak Ada 27 Selain menggunakan soft material vegetasi, penggunaan hard material di lanskap sekolah juga menambah nilai estetik yang digunakan unruk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah ataupun menunjang keamanan dan kebersihan sekolah. Hard materials yang dijumpai dikedua sekolah adalah, - Lampu taman - Batu hias - Pagar - Play ground - Pot bunga gentong - Rambu-rambutulisanhimbauanpapan informasi - Podium upacara - Bangku - Jalan setapak - Pergola, dan - Tempat sampah Play ground didesain menggunakan bahan olahan yang sudah tidak terpakai namun masih bisa diolah, contohnya saja seperti ban yang didapatkan dari ban bekas. a.5 Desain Desain untuk taman sekolah lebih sering dijumpai dengan bentukan taman yang informal, begitu juga dengan kedua sekolah ini yang menggunakan desain taman informal yang dapat dilihat dari bentukannya dan pola penanaman yang digunakan. Kedua sekolah ini mempunyai desain yang bisa dikatakan berbeda jauh mulai dari penataan ruang hingga tamannya. Penataan ruang di Sekolah Alam Bogor memiliki bentuk layout dengan dua tipe yang berbeda, bagian depan sekolah memiliki pola dengan bentuk ‘U’ dan bagian belakang sekolah memiliki pola dengan bentuk ‘L’ dengan ruang terbuka hijau dikelilingi oleh kelas-kelas atau ruangan sekolah. Sirkulasi yang berada di Sekolah Alam Bogor memiliki pola yang memudahkan siswa untuk beraktivitas dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Sirkulasi dibuat dinamis sehingga siswa merasa bebas dan nyaman. Material yang digunakan untuk sirkulasi di sekolah ini adalah batu bata yang mudah dalam 28 perawatannya dan warna yang senada tidak mencolok mata. Sirkulasi yang berada disekolah dapat dikatakan cukup jelas, sehingga siswa ataupun masyarakat sekolah dapat dengan mudah mengikuti sirkulasi yang ada. Hamparan permukaan taman yang digunakan sebagai alas kegiatan aktif, seperti bermain, duduk-duduk santai, berkemah, ataupun outbound terbagi menjadi hamparan yang terbuat dari tanah dan rumput. Ketika memasuki Sekolah Alam Bogor, maka yang pertama kali dilihat adalah lapangan parkir yang kemudian akan memasuki taman penerimaan. Posisi kelas dan kantor yang berbentuk persegi dibuat mengelilingi lapangan rumput dan taman ataupun area outbound Gambar 5. Dilihat dari hasil pengamatan, taman di Sekolah Alam Bogor dapat dibagi menjadi: a. taman penerimaan ketika masuk dijumpai dengan tanaman display yang didominasi oleh tanaman penyerap polusi kemudian memasuki bentuk taman berupa kedua tangan yang menyangga, memiliki makna bahwa agar orang tergiring masuk ke sekolah alam dan dirangkul oleh sekolah alam. Adanya pergola menunjukkan efek yang membedakan antara bagian luar dan dalam, dengan harapan taman publik penerimaan seperti memasuki dunia baru sehingga siap menerima pelajaran baru. Dilanjutkan dengan adanya kolam sebagai peralihan antar area penerimaan dengan area edukasi dimana tanaman yang digunakan padataman penerimaan menggunakan tanaman hias dan tanaman tropis yang berfungsi sebagai tanaman estetis, b. taman obat berfungsi sebagi area edukasi bagi siswa, bermacam-macam tanaman obat ditanam, dipelajari dan diolah. Bentuk taman ini berbentuk asimetris yang berada tepat di samping kanan kolam, c. taman sentral sebagai aksis yang berbentuk persegi memisahkan antara sisi kanan kelas dan sisi kiri ruang komputer, kesenian, dan pertemuan menjadikan sekolah ini berbentuk simetris yang hanya ditanami oleh pepohonan dan hamparan rumput, d. taman A to Z yang berada tepat di depan kelas 1 dan 2, taman ini berfungsi sebagai taman untuk belajar dimana setiap elemen tanaman digunakan sebagai bahan pembelajaran, 29 e. taman warna tepat berdampingan dengan taman A to Z yang didominasi oleh tanaman beraneka ragam warna, dan f. taman panca indera yang berada di depan area outbound, berbentuk memanjang terdiri dari tanaman yang menghasilkan bau smell seperti kenangadan pandan. Warna see terdiri dari mawar, yellow walking iris, dan bunga sepatu. Rasa terdiri dari sambiloto dan tebu. Pendengaran terdiri dari pohon bambu dan kicauan burung dan sentuhan touch yang terdiri dari tanaman pinus, pisang-pisangan, daruju dan pacing. 4.4.1 Sekolah Alam Cikeas b.1 Ukuran Berdasarkan hasil pengamatan pada Sekolah Alam Cikeas, sekolah ini memiliki luas lahan 5 ha atau 50.000 m 2 dan memiliki luas ruang terbangun seluas 4,534,5 m 2 . Untuk luas ruang tidak terbangun atau ruang terbuka hijau Sekolah Alam Cikeas memiliki luasan 45.465,4m 2 . b.2 Land Cover Kawasan Land Cover sekolah dibagi menjadi dua jenis yaitu ruang terbuka hijau dan bangunan. Ruang terbuka hijau meliputi kebun, taman sekolah dengan berbagai jenis, lapangan olahraga, taman bermain outbound dan area parkir. Bangunan terdiri dari fasilitas belajar seperti kelas, ruang komputer, ruang perpustakaan, dan kantor. Bangunan pendukung lainnya berupa pos keamanan dan kamar mandi toilet. 30 31 b.3 Lanskap Sekitar Tapak Sesuai dengan hasil pengamatan, tapak yang dimaksud disini adalah sekolah dengan lingkungan sekitarnya yang mencakup sisi depan, belakang, sisi kanan dan kiri sekolah. Sekolah Alam Cikeas memiliki empat kategori lankap sekitar tapak sekolah diantaranya, perumahan, pertokoan, jalan utama, dan persawahan. Bagian depan sekolah terdapat area perumahan dan lingkungan sekolah dikelilingi oleh pemukiman. Sisi sebelah kanan terdapat persawahan yang cukup luas, sisi sebelah kiri sekolah terdapat perumahan dan jalan utama serta pertokan serta sisi belakang sekolah terdapat sawah dan pemukiman penduduk. b.4 Desain Sekolah Alam Cikeas dengan luasan yang lebih luas jika dibandingkan dengan Sekolah Alam Bogor menyebabkan memiliki banyak ruang atau taman. Begitu memasuki Sekolah Alam Cikeas, yang pertama dilihat adalah lapangan parkir kemudian taman penerimaan yang dilanjutkan dengan area edukasi. Layout Sekolah Alam Cikeas memiliki pola yang menyebar dikarenakan lahan yang dimiliki cukup luas sehingga tidak usah berhimpitan satu sama lain. Konsep sirkulasi di Sekolah Alam Cikeas mengikuti pola ruang yang berada disekitarnya, pola sirkulasi dibuat untuk memudahkan pengguna dalam melakukan aktivitas dari satu tempat menuju tempat yang lain. Material yang digunakan untuk jalur sirkulasi di sekolah ini adalah asphalt dan konblok, asphalt memiliki daya serap yang kurang baik jika dibandingkan dengan konblok. Pola sirkulasi lebih didominasi oleh sirkulasi pola garis yang kaku sehingga siswa banyak yang tidak menggunakan jalur sirkulasi yang sudah disediakan. Hamparan permukaan taman yang berada di area sekolah menggunakan media tanah dan rumput. Hamparan permukaan taman ini digunakan untuk kegiatan siswa selama di sekolah seperti bermain, duduk-duduk, ataupun berkemah. Layout sekolah ditampilkan seperti berikut Gambar 6. a. taman penerimaan ketika masuk pengunjung seperti memasuki taman tropis karena dijumpai tanaman seperti paku jejer Nephrolepis sp., palem- paleman, dan kelapa sawit Elaeis guineensis. Untuk bagian depan sekolah 32 dihiasi oleh tanaman display dan pepohonan sebagai pengarah jalan yang dibawahnya dihiasi oleh Ixora sp. sebagai tanaman border, b. taman produksi yang tepat berada di antara area parkir dan ruang ICT dengan bentuk taman persegi empat. Taman ini dijadikan sebagai bahan pembelajaran pohon apa saja yang bisa diproduksi baik itu berupa kayu, biji maupun buahnya, c. taman jam yang berada tepat di depan ruang ICT dan disamping kantor, taman ini berbentuk lingkaran yang menyerupai jam besar yang dibuat dari rumput dan batu koral. Dari desain ini, siswa diharapkan mampu belajar mengenai dan menghargai waktu. Disekitar jam terdapat jalur pejalan kaki dan beberapa tanaman yang membuat siswa merasa nyaman belajar disana. d. kebun berada di samping kelas III dan IV atau berseberangan dengan taman daur ulang, e. taman daur ulang yang merupakan tempat siswa berkreasi membuat suatu karya dari barang bekas dan pembuatan kompos, f. taman outbound yang tepat berada disamping taman daur ulang terdiri dari pepohonan besar yang dijadikan sebagai media untuk melakukan outbound. Selain itu taman outbound yang berada di sisi kiri lapangan berbentuk persegi panjang yang terdiri dari beberapa jenis permainan seperti jembatan tali, tangga dan jalan sesat, g. taman manfaat yaitu berupa taman yang ditanami dengan tanaman cabai dan tomat serta terdapat kandang ternak yang dapat dimanfaatkan untuk dijual atau diolah kembali, berada di belakang dekat dengan green laboratorium, h. taman sentral yang merupakan pusat aktivitas berbentuk persegi, yaitu taman yang terdiri lapangan futsal dan lapangan basket, i. taman warna, berada disepanjang jalur pejalan kaki yang berada di samping lapangan basket menuju green lab maupun area outbound, dan j. ampiteater yang berada di samping masjid berbentuk panggung yang dikelilingi oleh tempat duduk yang berundak-undak. Taman ini digunakan sebagai tempat untuk berkesenian ataupun belajar. 33 34 4.4.3 Vegetasi Vegetasi yang berada dilingkungan sekolah alam meliputi tanaman penutup tanah TPT, semak, perdu, pohon dan tanaman merambat. Fungsi tanaman tersebut diantaranya sebagai penutup tanah, tanaman obat, display pembentuk estetika, border pembatas, screen penutup, peneduh, pengarah, aksesoris pada batang pohon, warna, dan penyemarak Lampiran 6. Vegetasi dikedua sekolah, didapatkan persentase berdasarkan fungsinya yang terdapat di Tabel 12. Tabel 12. Persentase Kategori Vegetasi Beserta Fungsinya No. Fungsi Vegetasi Persentase Sekolah SAB SAC 1 Peneduh 16 2 Tanaman obat 6,7 - 3 Display 31 4 Border 13,1 5 Penyemarak 5,2 35 6 Pengarah 6,6 7 Penetral bunyi 1,1 8 Screen 4,7 9 Pembentuk suasana mediterania 5,1 10 Konsumsi 0,7 11 Point of interest 0,5 12 Fungsi bumbu dapur, aksesori pohon, dan penyaring polusi, masing- masing sebesar 0,3. Lanjutan Tabel 12. 36 Layout vegetasi yang berada dikedua sekolah digambarkan pada Gambar 7 dan Gambar 8 yang tertera di bawah ini: 37 4.4.4 Konsep Ruang terbuka hijau Komposisi tata hijau pada Sekolah Alam Bogor memiliki persentase 67.41 dan Sekolah Alam Cikeas memiliki persentase 90.93 dari luas keseluruhan kawasan. SAB ingin memberikan nuansa yang menciptakan suasana layaknya seperti alam dan menjadikan alam sebagi media atau sarana untuk belajar dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan masyarakat sekolah. Vegetasi yang ditampilkan menggunakan vegetasi lokal, terlihat dari tujuan masing-masing sekolah yang ingin memanfaatkan, melestarikan, dan memelihara potensi lokal seperti bahan untuk bangunan kelas. Selain itu tanaman yang digunakan dikedua sekolah memiliki fungsi yang bermanfaat dan sesuai untuk kebutuhan pendidikan outbound ataupun akademis. Misalnya saja untuk pohon yang memiliki sifat fisik yang besar dan kokoh dijadikan sebagai media outbound atau bermain, dan tanaman aromatik, tanaman kebun atau tanaman obat dijadikan sebagai media pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum. Selain itu, mayoritas tanaman yang berada disekolah merupakan tanaman hasil belajar siswa dengan melatih bagaimana cara menanam dan merawatnya sehingga dihasilkan sekolah alam yang sejuk dan asri. Pohon dengan fungsi peneduh mendominasi area kedua sekolah, pohon ini memiliki ciri-ciri kanopi yang lebar dan daun yang rimbun. Adanya pohon peneduh ini menjadikan lanskap sekitar sekolah menjadi nyaman dan aktivitas siswa yang dilakukan di luar ruangan menjadi tidak terganggu oleh teriknya matahari dan aktivitas belajar di dalam ruangan menjadi semakin sejuk dengan angin yang dihasilkan dari tanaman yang berada di sekitar sekolah. Kebutuhan tanaman dengan fungsi tertentu disesuaikan dengan kondisi sekolah itu sendiri. Misalnya saja karena sekolah ini lebih bersifat outdoor maka tanaman peneduh lebih diutamakan. Begitu juga tanaman obat dan tanaman kebutuhan sehari-hari dan apabila sekolah dekat dengan area yang dapat menghasilkan polusi maka ditanami dengan tanaman pereduksi debu sehingga lingkungan di luar sekolah cukup berpengaruh terhadap penentuan jenis tanaman yang digunakan. Meskipun kedua sekolah alam ini didominasi oleh tanaman, namun sifat dan karakter dari tanaman tidak ada yang mengganggu atau merusak kegiatan belajar dan bangunan sekolah. Seperti yang dipaparkan menurut Eliza 1997, dalam tanaman di sekitar bangunan harus diperhatikan sifat dan karakter setiap tanaman yang tepat 38 untuk bangunan tersebut. Selain memperhatikan keindahan tanaman, perakaran yang tidak merusak bangunan, cabang tidak mudah patah serta kerindangan perlu diperhatikan dalam penataan taman. Dari keseluruhan tanaman display atau estetik yang ada, lebih ditonjolkan dibagian depan sekolah dengan ciri-ciri tanaman yang berbunga, warna cerah, dan memiliki bentuk yang indah. Perawatan untuk tanaman ini sangat diperhatikan dilihat dari kondisi tanaman yang terawat dan tidak adanya tanaman yang mati.Dan di dukung pula oleh masyarakat sekolah yang sangat memperhatikan lingkungan sekolah dengan tidak melakukan kegiatan yang merusak lingkungan. Berikut adalah indikator penghijauan area bermain yang baik menurut Francis dan Marcus 1998 serta Moore 1993 dalam Titidarnila dan Nurisjah 2001 Tabel 13. Tabel 13.Indikator Penghijauan Area Bermain SAB dan SAC Indikator Hasil Menstimulir saraf melalui perbedaan tekstur, warna, bau, suara, dan rasa Masing-masing sekolah memiliki taman yang berfungsi untuk melatih siswa seperti taman A-Z, taman aromatik, ataupun tanaman obat Menjadi daya tarik dan tantangan melalui kegiatan memanjat dan mencari sesuatu di kerimbunan pohon Pepohonan yang ada di area sekolah dijadikan sebagai media untuk outbound, arena memanjat dan bermain Medefinisikan dan memisahkan ruang dengan baik Kedua sekolah dapat dengan jelas memisahkan setiap taman atau ruang yang ada Memiliki nilai pendidikan melalui pengenalan vegetasi, serangga dan lainnya Siswa diajarkan untuk menanam bersama dan membuat plat tanaman sehingga siswa dapat mengenali. Begitu juga apabila ditemukan serangga atau hewan disekitar sekolah maka siswa akan membuat papan di bagian tersebut dan memberikan keterangan Pengendali iklim mikro terutama sinar dan radiasi matahari, angin, dan hujan Tanaman yang berada di sekolah memiliki fungsi pengendali iklim mikro agar suasana belajar mengajar menjadi nyaman Keberadaan sekolah yang berdekatan dengan lingkungan sekitar menjadikan sekolah alam memiliki permasalahan lingkungan seperti debu ataupun bising yang dihasilkan dari jalanan dan area parkir yang selalu dilalui kendaraan bermotor menjadikan sekolah ini harus menggunakan tanaman peredam bising atau penyaring polusi. Sekolah Alam Bogor, di sekitar area parkir sekolah terdapat tanaman penyerap 39 polusi seperti lidah mertua Sansevieria sp. 1 dan disekitar sekolah yang berdekatan dengan jalan ditanami bambu kuning Phyllostachys sulphrurea sebagai peredam kebisingan dan sebagai screen. Hal yang terlihat ganjil disekolah ini adalah peletakan pohon durian Durio zibethinus yang berada tepat di pintu masuk sekolah, hal ini tentu saja kurang tepat karena apabila penangan dari pihak sekolah lambat maka dapat menimbulkan kecelakaan bagi siswa terutama satpam yang berada tepat di bawah pohon durian. Sekolah Alam Cikeas dapat dikatakan sudah sesuai karena peletakan tanaman disesuaikan oleh kondisi sekitar. Kombinasi pepohonan, perdu, semak dan penutup tanam dapat memberikan peredam kebisingan bila masa vegetasi penyerap jumlahnya cukup banyak.

4.5 Pengguna