Analisis Lanskap Sekolah Alam Di Bogor Sebagai Alternatif Media Proses Pembelajaran

(1)

ANALISIS LANSKAP SEKOLAH ALAM

DI BOGOR SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PROSES

PEMBELAJARAN

LUTFI SILVIA RENGGANIS SARI DENLI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR


(2)

RINGKASAN

LUTFI SILVIA RENGGANIS SARI DENLI. Analisis Lanskap Sekolah Alam Di Bogor Sebagai Alternatif Media Proses Pembelajaran. Dibimbing oleh NURHAYATI H.S. ARIFIN.

Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan, dengan pendidikan akan menciptakan manusia yang menjadi panutan. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan kondisi lingkungan yang mendukung proses belajar. Sekolah Alam salah satunya yang sedang menjadi trend pendidikan di Indonesia dimana sekolah ini menyediakan proses belajar yang didukung oleh alam atau ruang terbuka hijau. Tujuan dari penelitian iniuntuk mengidentifikasi karakter lanskap sekolah alam, mengidentifikasi setting/area yang diperlukan dalam proses belajar, dan memberikan usulan pengembangan/pengelolaan lanskap kepada pihak sekolah untuk meningkatkan pengelolaan agar dapat digunakan secara efisien, efektif, dan berkelanjutan.

Karakteristik lanskap sekolah alam menunjukkan bahwa lanskap sekolah memiliki proporsi lanskap dengan persentase ruang terbuka hijau yang lebih besar dibandingkan ruang terbangun dan kegiatan yang dilakukan seperti belajar dan bermain banyak dilakukan di luar ruangan dengan memanfaatkan elemen alam yang telah tersedia atau fasilitas yang disediakan menggunakan bahan ramah lingkungan dan berbasis sumber daya lokal. Luas Sekolah Alam Bogor sebesar 0.5 ha dan Sekolah Alam Cikeas sebesar 5 ha. Perbedaan luasan ini menjadikan aktifitas siswa dikedua sekolah menjadi berbeda. Sekolah Alam Bogor memaksimalkan tempat yang ada sehingga aktivitas siswa menjadi tertumpuk di salah satu lokasi taman sedangkan untuk Sekolah Alam Cikeas aktivitas siswa menyebar hampir di seluruh penjuru sekolah. Proporsi ruang terbuka hijau pada Sekolah Alam Bogor memiliki persentase 67.41% dari luas area 0.5 ha dan SekolahAlam Cikeas memiliki persentase 90.93% dari luas area 5 ha. Ruang terbuka hijau merupakan wadah atau media untuk melakukan segala kegiatan yang dilakukan di luar kelas meliputi kebun, lapangan rumput, taman sekolah, elemen keras penunjang kegiatan belajar mengajar di luar kelas terdiri dari lapangan olahraga/outbound dengan beton atau aspal, area parkir, dan sirkulasi yang terbuat dari paving atau aspal. Persentase aktivitas dikedua sekolah lebih


(3)

didominasi oleh aktivitas di area terbuka dengan persentase 70% dan persentase aktivitas di ruang terbangun sebesar 30%. Vegetasi yang ditampilkan menggunakan vegetasi lokal. Vegetasi yang digunakan dikedua sekolah memiliki fungsi yang bermanfaat dan sesuai untuk kebutuhan pendidikan. Keberadaan vegetasi dikedua sekolah dibagi menjadi tiga fungsi, yaitu pertama, fungsi lanskap berupa fungsi display atau estetik, fungsi screen, fungsi border, fungsi penyerap polusi dan pengontrol bunyi berada di area parker, kedua, fungsi setting untuk kegiatan kurikuler dan nonkurikuler misalnya seperti untuk outbound menyebar hampir disetiap lokasi taman dengan ciri pohon yang memiliki batang berdiameter besar dan kuat, dan ketiga fungsi bahan atau objek ajar berupa fungsi tanaman obat berada di taman obat, fungsi tanam anaromatik berada di taman aromatik, fungsi tanaman display dengan warna yang mencolok berada di taman warna, fungsi tanaman manfaat (kebutuhan sehari-hari) berada di taman manfaat, dan fungsi tanaman produksi berada di taman produksi.

Aktivitas yang banyak dilakukan di luar ruangan menjadikan lanskap sekolah memiliki taman dan aktivitas yang beragam dengan daya dukung yang berbeda dikedua sekolah. Luas ruang terbuka hijau yang meliputi lapangan, taman bermain dan belajar untuk Sekolah Alam Bogor seluas 3370.6 m2 dari luas keseluruhan 0.5 ha dengan jumlah murid berkisar 250 siswa. Sedangkan untuk Sekolah Alam Cikeas ruang terbuka hijau yang dimiliki seluas 4534.5 m2 dari luas keseluruhan 5 ha dengan jumlah murid 223 siswa. Dari data tersebut, didapatkan bahwa Sekolah Alam Bogor dan Sekolah Alam Cikeas memiliki daya dukung yang memadai untuk aktivitas siswa, ukuran ini dikatakan sudah memadai sehingga berpengaruh terhadap aktivitas selama disekolah yang tidak dibatasi, ruang menjadi beragam sehingga siswa mampu bereksplorasi terhadap lingkungan sekitar sekolah, siswa menjadi lebih berani dan mampu bersosialisasi dengan baik antar teman sekolah.

Keseluruhan aktivitas siswa berada di area luar kelas atau ruangan yang diperuntukkan untuk belajar dan bermain dengan disediakannya fasilitas pendukung seperti taman bertema,kebun, dan lapangan. Setting yang banyak digunakan dalam aktivitas belajar siswa yaitu lokasi taman bertema dan area yang teduh dengan pepohonan. Setting untuk bermain terdapat fasilitas untuk bermain


(4)

dan dibedakan kedalam kelompok usia. Biasanya area bermain yang sudah disediakan fasilitasnya, berdekatan dengan kelas I sampai III. Aktivitas yang banyak ditemui di area luar (ruang terbuka hijau) berupa kegiatan belajar, dan

outbound atau olahraga, berjalan, dan bermain. Sedangkan aktivitas yang jarang ditemui berupa aktivitas makan. Setting waktu pada pagi hari di Sekolah Alam Bogor lebih banyak ditemui aktivitas siswa yang berada di area penerimaan dan pada siang hari aktivitas siswa berada di area edukasi. Sedangkan setting waktu untuk Sekolah Alam Cikeas pada pagi hari berada di area penerimaan dan siang hari hampir menyebar di seluruh area sekolah.

Setting belajar diskusi seperti ampiteater memililiki layout terbuka difasilitasi oleh tempat duduk dan dikelilingi pepohonan memiliki luas kisaran 500 m2 dengan daya dukung siswa sebanyak 150 siswa. Setting outbound untuk olahraga dan kegiatan outbound memiliki layout ruang terbuka menyerupai alam dengan keselilingan area yang teduh dan difasilitasi sarana outbound atau olahraga. Luas lahan kisaran untuk area olahraga disesuaikan dengan standar area olahraga dinas pendidikan. Setting praktikum (taman tematik) memiliki layout dengan fasilitas yang disesuaikan dengan tema taman.

Penentuan efektivitas fungsi lanskap/setting Sekolah Alam sebagai media pembelajaran lingkungan di Sekolah Alam Bogor dan Sekolah Alam Cikeas dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Setelah disesuaikan pada matriks IE (Internal – Eksternal) pertemuan antara hasil skor faktor internal (IFE- Internal Factor Evaluation) dan hasil skor eksternal (EFE- External Factor Evaluation) berada pada kuadran V untuk SAB, yaitu berorientasi strategi untuk mempertahankan dan pemeliharaan (hold and maintain), dengan kata lain strategi yang disusun adalah mempertahankan kualitas lanskap dan meningkatkan pengelolaan lanskap SAB. SAC berada di kuadran IV menunjukkan bahwa analisis lanskap SAC berada pada posisi grow and build. Strategi yang sesuai adalah seperti pengembangan produk, dalam hal ini meningkatkan kualitas pengelolaan lanskap Sekolah Alam dan membangun karakteristik lanskap yang sesuai dengan aktivitas yang ada di sekolah alam dapat dilakukan berupa pengurangan desain atau material yang modern.


(5)

ANALISIS LANSKAP SEKOLAH ALAM DI BOGOR

SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PROSES

PEMBELAJARAN

LUTFI SILVIA RENGGANIS SARI DENLI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR


(6)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Lanskap Sekolah Alam Di Bogor Sebagai Alternatif Media Proses Pembelajaran” adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.

Bogor, Maret 2013

Lutfi Silvia Rengganis S.D A44080057


(7)

© Hak cipta milik IPB, tahun 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.


(8)

Judul : Analisis Lanskap Sekolah Alam Di Bogor Sebagai Alternatif Media Proses Pembelajaran

Nama : Lutfi Silvia Rengganis Sari Denli NRP : A44080057

Departemen. : Arsitektur Lanskap

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Nurhayati H.S.Arifin, M.Sc. NIP. 19620121 198601 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Judul dari penelitian ini adalah Analisis Lanskap Sekolah Alam Di Bogor Sebagai Alternatif Media Proses Pembelajaran yang merupakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Nurhayati H.S. Arifin, M.Sc. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

2. Dr. Ir. Afra D.N. Makalew, M.Sc. selaku dosen pembimbing akademik selama masa perkuliahan di Arsitektur Lanskap IPB,

3. Pihak Sekolah Alam Bogor dan Sekolah Alam Cikeas yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian,

4. Ibu Kunti, Direktur Sekolah Alam Cikeas yang telah membantu selamap enelitian,

5. Enjoyment Akbar Siregar, Ndaru Laksono, Andre Sutjibto, Dian Permata, dan teman-teman ARL 45 lainnya yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, yang telah membantu dan memberi semangat,

6. Drs. Dendi Suwardi dan Lita Nurlalita S. Pd. selaku orang tua. Serta Clara Tresna DSD dan Grelzetcya GMD, selaku kaka dan adik saya yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dalam penulisan skripsi ini.

Penulis terbuka dalam menerima masukan, kritik dan saran demi peningkatan kemampuan penulis diwaktu yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Maret 2013


(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 11 April 1991 Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Drs. Dendi Suwardi dan Lita Nurlalita S. Pd.

Pendidikan penulis diawali pada tahun 1996 di SDN Simpangan Utara Cikarang, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Cikarang Utara diselesaikan pada tahun 2005, dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 3 Bogor pada tahun 2008. Penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui program Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2008. Selama menjalankan studi di IPB penulis aktif mengikuti berbagai kepanitiaan acara di kampus. Selain itu, penulis aktif dalam organisasi Gentra Kaheman dan pernah menjadi asisten mata kuliah Teknik Penulisan Ilmiah dan Pelestarian Lanskap Sejarah Budaya di Departemen Arsitektur Lanskap pada tahun 2012.


(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat ... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Analisis Lanskap ... 4

2.2 Pembelajaran dan Lingkungan ... 4

2.3 Sekolah Alam ... 5

2.4 Lanskap Sekolah ... 5

2.5 Behaviour Setting ... 6

2.6 Pengelolaan Lanskap . ... 7

BAB III. METODOLOGI ... 8

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8

3.2 Alat dan Bahan ... 9

3.3 Metode Penelitian... 9

3.4 Tahap Penelitian ... 9

3.4.1 Persiapan . ... 9

3.4.2 Inventarisasi . ... 9

3.4.3 Analisis . ... 10

3.4.4 Sintesis ... 17

BAB IV. HASIL ... 18

4.1 Sejarah dan Tujuan Pendidikan Sekolah ... 18


(12)

4.2.1 Visi dan Misi Sekolah. ... 19

4.2.2 Konsep Pendidikan Sekolah Alam ... 19

4.2.3 Kurikulum Sekolah ... 21

4.3 Kondisi Umum Lanskap ... 22

4.3.1 Letak Geografis ... 22

4.3.2 Aksesibilitas ... 22

4.3.3 Iklim ... 24

4.4 Kondisi Tapak ... 25

4.4.1 Sekolah Alam Bogor ... 25

4.4.2 Sekolah Alam Cikeas ... 29

4.4.3 Vegetasi ... 34

4.4.4 Konsep Ruang Terbuka Hijau ... 37

4.5 Pengguna ... 39

4.5.1 Karakteristik Pengguna ... 39

4.5.2 Aktivitas ... 39

4.5.3 Persepsi dan Keinginan Pengguna ... 40

4.5.4 Keamanan dan Kesehatan ... 41

4.6 Pengelolaan Lanskap ... 42

4.7 Setting Aktivitas ... 44

BAB V. PEMBAHASAN ... 56

5.1 Analisis Karakteristik Lanskap Sekolah . ... 56

5.1.1 Kondisi Tapak ... 56

5.1.2 Pengelolaan Lanskap ... 72

5.2 Analisis Setting Aktivitas . ... 83

5.3 Analisis SWOT . ... 93

5.3.1 Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman ... 93

5.3.2 Penilaian Faktor Internal dan Eksterna ... 95

5.3.3 Pembuatan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks Eksternal factor Evaluation (EFE) ... 96


(13)

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 105

6.1 Simpulan ... 105

6.2 Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107


(14)

DAFTAR TABEL

1. Data Yang Diperlukan ... 10

2. Analisis Kualitas Lanskap ... 11

3. Setting Different Park ... 12

4. Ragam Aktivitas ... 13

5. Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal. ... 14

6. Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal. ... 15

7. Matriks SWOT ……… ... 16

8. Formulir Perangkingan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT ... 17

9. Kelembaban Udara Kawasan SAB dan SAC ... 24

10. Suhu Udara Kawasan Kawasan SAB dan SAC ... 25

11. Fasilitas Pendukung Kegiatan ... 26

12. Persentase Kategori Vegetasi Beserta Fungsinya ... 34

13. Indikator Penghijauan Area Bermain SAB dan SAC. ... 38

14. Pembagian Kerja Pemeliharaan Sekolah Alam Cikeas ... 43

15. Penggunaan Ruang dan Aktivitas ... 45

16. Intensitas Relatif Tingkat Umur Berdasarkan Lokasi Taman SAB ... 47

17. Intensitas Relatif Tingkat Umur Berdasarkan Lokasi Taman SAC ... 48

18. Intensitas Relatif Aktivitas Berdasarkan Ragam Aktivitas ... 49

19. Contoh Aktivitas Sekolah Alam Bogor... 50

20. Contoh Aktivitas Sekolah Alam Cikeas ... 53

21. Lankap Sekitar SAB dan Dampaknya ... 61

22. Lankap Sekitar SAC dan Dampaknya ... 63

23. Luas Ruang Terbuka Hijau dan Daya Dukung ... 69

24. Teknik Pemeliharaan ... 75

25. Jadwal Rutin Pemeliharaan Sekolah Alam Bogor ... 80

26. Jadwal Rutin Pemeliharaan Sekolah Alam Cikeas ... 80

27. Masa Efektif Penggunaan Peralatan Pemeliharaan Lanskap ... 82

28. Analisis Kualitas Lanskap ... 82

29. Penjelasan Singkat Fenomena Behaviour Setting pada Tiap Ragam Aktivitas ... 84


(15)

30. Tingkat Kepentingan Faktor Internal Sekolah Alam Bogor ... 95

31. Tingkat Kepentingan Faktor Internal Sekolah Alam Cikeas ... 95

32. Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Sekolah Alam Bogor ... 96

33. Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Sekolah Alam Cikeas ... 96

34. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Analisis Lanskap SAB ... 96

35. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Analisis Lanskap SAC ... 97

36. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Analisis Lanskap SAB ... 97

37. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Analisis Lanskap SAC ... 97

38. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Analisis Lanskap SAB ... 97

39. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Analisis Lanskap SAC ... 98

40. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Analisis Lanskap SAB ... 98

41. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Analisis Lanskap SAC ... 98

42. Matriks SWOT ... 100

43. Formulir Perangkingan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT Sekolah Alam ... 101


(16)

DAFTAR GAMBAR

1. Peta Lokasi Penelitian ... 8

2. Orientasi Strategi berdasarkan matriks IE... 16

3. Akses Sekolah Alam Bogor ... 23

4. Akses Sekolah Alam Cikeas ... 24

5. Layout Sekolah Alam Bogor ... 30

6. Layout Sekolah Alam Cikeas ... 33

7. Vegetasi SAB ... 36

8. Vegetasi SAC ... 36

9. Hubungan Antara Lokasi Taman dan Tingkat Umur SAB ... 46

10. Hubungan Antara Lokasi Taman dan Tingkat Umur SAC ... 47

11. Hubungan Antara Lokasi Taman dengan Ragam Aktivitas SAB. ... 49

12. Hubungan Antara Lokasi Taman dengan Ragam Aktivitas SAC. ... 49

13. Pembagian Ruang SAB ... 67

14. Pembagian Ruang SAC . ... 68

15. Behaviour Mapping Different Park Will Atrtract Different People Sentra Sore SAB . ... 87

16. Behaviour Mapping Different Park Will Atrtract Different People Sentra Sore SAB . ... 88

17. Behaviour Mapping Different Park Will Atrtract Different People Sentra Pagi SAC ... 89

18. Behaviour Mapping Different Park Will Atrtract Different People Sentra Sore SAC . ... 90

19. Pemetaan Skor IFE dan EFE SAB. ... 99


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir Pembobotan Faktor Internal…. ... 111

2. Formulir Pembobotan Faktor Eksternal…. ... 111

3. Skala Penilaian Peringkat untuk Matriks(IFE) dan (EFE) … ... 112

4. Formulir matriks Internal Factor Evaluation (IFE)... 112

5. Formulir matriks External Factor Evaluation (EFE)... 112

6. Jenis, Nama, Jumlah, Fungsi, dan Fungsi Vegetasi di Sekolah Alam Bogor dan Sekolah Alam Cikeas... 113


(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal penting bagi agenda pembangunan Pemerintah Indonesia. Undang-Undang mengenai Pendidikan Nasional (No.20/2003) dan Amandemen Konstitusi III menekankan bahwa semua warga Indonesia berhak mendapatkan pendidikan, bahwa pemerintah wajib untuk membiayai pendidikan dasar tanpa biaya, dan bahwa pemerintah diberi mandat untuk mengalokasikan 20% dari pengeluarannya untuk pendidikan.

Sistem sekolah Indonesia sangatlah luas dan bervariasi. Dengan lebih dari 50 juta siswa dan 2,6 juta guru di lebih dari 250.000 sekolah, sistem ini merupakan sistem pendidikan terbesar ketiga di wilayah Asia dan bahkan terbesar keempat di dunia (berada di belakang China, India dan Amerika Serikat). Dua menteri bertanggung jawab untuk mengelola sistem pendidikan, dengan 84 persen sekolah berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan sisa 16 persen berada di bawah Departemen Agama (Depag). Sekolah swasta pun memainkan peran penting. Walaupun hanya 7 persen sekolah dasar merupakan sekolah swasta, porsi ini meningkat menjadi 56 persen di tingkat menengah pertama dan 67 persen di tingkat menengah umum.

Proses terpenting dalam kehidupan adalah pendidikan. Dengan pendidikan, terjadi proses perubahan kompetensi dan kemampuan sehingga didapatkan manusia yang mampu menjadi panutan (Mizwaruddin, 2010). Agar proses pendidikan dapat berlangsung maksimal, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa proses tersebut haruslah mampu membangkitkan peran serta anak didik dengan memperhatikan kondisi proses belajar yang dipengaruhi oleh kondisi lanskap sekolah. Sekarang ini timbul kecenderungan lingkungan sekolah yang artifisial dengan kurang memperhatikaan lanskap sekolah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan siswa yang bersifat egois. Berangkat dari keprihatinan akan kondisi pengetahuan dan wawasan anak-anak tentang alam, kini banyak berbagai sarana baru ditawarkan sekolah-sekolah yang menamakan dirinya ’Sekolah Alam’.


(19)

2 Alam merupakan sumber pengetahuan yang berlimpah, luas dan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat memberikan berbagai ilmu. Sedari dulu kita belajar dari alam, namun terkadang kita tidak menyadarinya. Konsep menjaga lingkungan untuk masa depan dan mempertahankan cadangan air dan penghijauan dilakukan dengan memberi makna yang mendalam kepada peserta didik untuk menanam, merawat dan melestarikan pepohonan. Pada sekolah alam, lanskap sekolah adalah jantung sekolah alam yang didesain sedemikan rupa sehingga tata ruang yang diterapkan tetap menjaga lingkungan, menyatu dengan jiwa sekolah dan harmoni dengan alam. Sekolah Alam sekarang ini banyak diminati orang tua sebagai tempat sekolah anaknya karena sekolah ini menerapkan sistem perubahan yang luar biasa dalam dunia pendidikan. Perubahan itu mencakup perubahan sistem, metoda, dan target pembelajaran, serta perubahan paradigma pendidikan secara menyeluruh yang bertujuan dan mengarahkan untuk perbaikan mutu dan hasil akhir proses pendidikan itu sendiri (Agus Thohir, 2010).

Kota-kota di Indonesia sedang merencanakan berbagai macam sistem pendidikan yang terbaik, diantaranya Sekolah Alam Bogor dan di Kabupaten Bogor dengan Sekolah Alam Cikeas. Kedua sekolah ini dijadikan sebagai objek penelitian dikarenakan dari segi luasan yang cukup berbeda jauh dan untuk melihat apakah dari luasan yang berbeda akan memberikan aktivitas yang berbeda atau sama dalam kegiatan pembelajaran.

Kaitannya dengan keberadaan Sekolah Alam, peranan lanskap menjadi hal penting. Untuk mengetahui seberapa besar dan penting pemanfaatan lanskap dalam kegiatan pembelajaran, maka dilakukan analisislanskap sekolah dengan memperhatikan karakteristik Sekolah Alam dan setting aktivitas untuk menunjang kegiatan pendidikan guna mengoptimalkan suatu pembelajaran yang efektif melalui lanskap sekolah dengan mewujudkan pemenuhan nilai lanskap.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. mengidentifikasi karakter lanskap sekolah alam;


(20)

3 3. memberikan usulan pengembangan/pengelolaan lanskap kepada pihak sekolah untuk meningkatkan pengelolaan agar dapat digunakan secara efisien, efektif, dan berkelanjutan.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya:

1. memberikan informasi tentang kondisi dan analisis lanskap Sekolah Alam; 2. masukan tentang pengembangan dan rencana pengelolaan lanskap sekolah


(21)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Lanskap

Analisis Lanskap merupakan suatu identifikasi komponen-komponen lanskap berupa objek hidup maupun tidak hidup yang saling berhubungan untuk menggali potensi sumberdaya alam yang berkelanjutan (Pettit, Cartwright, Bishop, Lowell, Pullar, Duncan, 2008).

Karya arsitektur lanskap yang baik dan bernilai tinggi yaitu apabila tapak yang direncanakan adalah fungsional dan estetis serta mendukung keberadaan dan kelestarian kondisi lingkungan yang disertai kesejahteraan dan kenyamanan pemakainya. Sesuai prinsip dasar ilmu Arsitektur Lanskap, bagaimana mengorganisasi suatu ruang dengan elemennya agar secara fungsional berdaya guna dan secara estetika bernilai indah. Prinsip sederhana ini bermuara pada perpaduan nilai fungsional dan estetika.

2.2 Pembelajaran dan Lingkungan

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun (Joesafira, 2010).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.

Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan


(22)

5 dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Begitu banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumber belajar dalam pendidikan, bahkan hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari dari lingkungan. Namun demikian diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari para guru untuk dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan yang ada di sekitar anak-anak kita merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas (Dumyati, 2012).

2.3 Sekolah Alam

Menurut Djuwita (2010), Sekolah alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa didiknya. Secara langsung memanfaatkan alam sebagi media belajar dan dengan konsep ruang belajar yang ramah lingkungan. Anak-anak dibebaskan berekspresi, tanpa dibatasi sekat-sekat dinding dan berbagai aturan yang mengekang rasa ingin tahu mereka, juga membatasi interaksi mereka dengan kehidupan yang sebenarnya. Sebagai sekolah alternatif, Sekolah Alam berbeda dengan kebanyakan sekolah konvensional, alamlah yang mengelilingi mereka, bukan tembok beton. Sekolah berbasis alam mengindikasikan satu hal kegiatan belajar dilakukan dengan memaksimalkan eksplorasi terhadap alam lingkungan sekitar. Itulah mengapa sebagian besar aktivitas dilakukan di luar ruang.

2.4 Lanskap Sekolah

Lanskap merupakan wajah dan karakter lahan/tapak bagian dari muka bumi ini dengan segala kegiatan kehidupan dan apa saja yang ada di dalamnya, baik bersifat alami, non alami, atau keduanya, yang merupakan bagian atau total lingkungan hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh segenap indera dapat menangkap dan sejauh imajinasi dapat membayangkan. Zonneveld (1979) lanskap adalah ruang yang terdapat di permukaan bumi yang terdiri dari sistem yang kompleks, terbentuk dari aktifitas


(23)

6 batuan, air, udara, tumbuhan, hewan, dan manusia serta melalui fisiognominya membentuk suatu kesatuan yang dapat dikenali (diidentifikasi).

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. Menurut Dinas Pekerjaan Umum (2002) Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan guru mengajar dan murid belajar.

2.5Behaviour Setting

Berkembangnya ilmu pengetahuan yang kompleks maka perilaku manusia semakin diperhitungkan dalam ruang arsitektural. Dalam hal ini karakteristik pendekatan psikologi lingkungan terhadap perilaku dan setting fisik yang berpengaruh terhadap ruang arsitektural. Perhatian utama tentang perilaku manusia adalah pada hubungan antar manusia terhadap lingkungan fisik yang dibuat oleh manusia sendiri. Kehidupan, manusia telah banyak merubah wajah bumi dan alam bebas dimana mereka berada. Perilaku sendiri mempunyai maksud tertentu dalam suatu setting sosial yang kompleks. Setting fisik bukan merupakan ruang yang sederhana sebagai ruangan fisik semata. Setting itu sedemikian terencananya dan sudah dicanangkan untuk dapat melayani obyek yang berada di dalamnya. Perilaku individu yang menggunakannya dalam hubungan sosial menunjukkan guna/fungsi dari ruang itu sekaligus menunjukkan bagaimana cara menggunakannya dan apa yang tak mungkin dapat dilakukan di ruang tersebut.

Perilaku adalah aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang terjadi karena adanya stimulus dari lingkungannya. Perilaku merupakan tahapan penyambung dalam interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah umur, tingkat sosial, jenis kelamin dan kultur (Porteous, 1977).

Setting adalah lokasi-lokasi pada tapak tertentu yang telah diplotkan sebelumnya. Setting ini diharapkan dapat mewakili konteks waktu, kegiatan, dan lokasi sehingga data yang diperoleh tidak distortif. Behaviour setting adalah suatu kombinasi yang stabil antara perilaku dan lingkungan fisik. Behaviour setting

memiliki syarat-syarat yaitu adanya perulangan pola perilaku, adanya lingkungan fisik yang spesifik, adanya periode waktu tertentu, dan adanya hubungan yang seimbang antara perilaku dan lingkungan fisiknya (Porteous, 1977).


(24)

7 2.6 Pengelolaan Lanskap

Pengelolaan merupakan salah satu bagian penting dari proses perencanaan dan pembuatan suatu pekerjaan lanskap. Baik buruknya pengelolaan ini mempengaruhi keberlanjutan lanskap yang dibuat. Untuk menjaga desain dan fungsi maka pengelolaan lanskap atau taman tak dapat dipisahkan. Dalam proses pengelolaan, desain awal berupa gambar atau denah yang menyajikan secara detail elemen lanskap yang digunakan perlu disimpan dengan baik. Hal ini penting karena dalam pengerjaan pengelolaan, desain awal inilah yang dijadikan dasar dalam pengerjaan pemeliharaan sehingga tujuan dan tema awal lanskap tersebut dibuat dapat terjaga.

Pengelolaan merupakan upaya manusia untuk mendayagunakan, memelihara, dan melestarikan lanskap/lingkungan agar memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan kontinuitas kelestariannya. Pengelolaan lanskap adalah upaya terpadu dalam penataan dan pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk lainnya (Arifin, Arifin, 2005). Analisis pengelolaan lanskap Sekolah alam ini dianalisis agar tetap sesuai pada fungsinya sehingga keindahan dan kenyamanan dari sekolah alam tetap terjaga.


(25)

8 BAB III

METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan di Sekolah Alam Bogor (SAB) di sekitar Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara dengan batas wilayah bagian Utara Kecamatan Sukaraja. Bagian Barat adalah Kali Ciliwung Kelurahan Tanah Sareal, Kedung Badak Kecamatan Tanah Sareal. Bagian Timur Kelurahan Katulampa dan Bagian Selatan adalah Kecamatan Bogor Tengah.Sekolah Alam Cikeas (SAC) di sekitar Nagrak, Gunung Putri Bogor Jawa Barat. Wilayah ini berbatasan dengan Kota Bekasi di sebelah Utara, Kota Depok di sebelah Barat, Cileungsi di sebelah Timur dan Citereup di sebelah Selatan. Kegiatan penelitian dilakukan dari bulan Februari hingga Juni 2012 atau selama 5 (lima) bulan.

Peta Kota Bogor (Tanpa Skala)

Peta Sekolah Alam Bogor Peta Sekolah Alam Cikeas Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian. Tanpa Skala (Sumber: Google Earth)


(26)

9 3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Meteran

2. Kamera digital 3. GPS

4. Komputer untuk mengolah data dan gambar seperti Skechup, Adobe Photoshop CS5, AutoCAD 2011, dan sebagainya.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Peta

2. Data biofisik, fisik, sosial, aktivitas dan teknis Sekolah Alam, dan 3. Kuisioner

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observatif yang dilakukan pada Sekolah Alam Bogor dan Sekolah Alam Cikeas. Analisis dilakukan dengan metode analisis lanskap sekolah, analisis setting aktivitas, dan analisis SWOT dengan

output usulan rencana pengelolaan.

3.4 Tahapan Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari tahapan proses penelitian, yaitu tahap persiapan, inventarisasi data, analisis, dan sintesis.

3.4.1 Persiapan

Pada tahap ini dilakukan persiapan yang meliputi pembuatan usulan studi, penentuan lokasi, permohonan izin mengadakan penelitian di lokasi, pembuatan daftar isian data biofisik dan aktivitas, daftar pertanyaan dalam kuisioner, daftar peta, daftar peralatan yang dibutuhkan, dan penyusunan jadwal survei.

3.4.2 Inventarisasi atau Pengumpulan Data

Pelaksanaan survei dilakukan dengan observasi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menginventarisasi kondisi biofisik, fisik dan perilaku (aktivitas) pada lanskap sekolah. Pencarian data sekunder diperoleh dari dokumen/informasi sekolah yang bersangkutan, dinas yang terkait dan penelusuran pustaka (Tabel 1).


(27)

10 Tabel 1. Data Yang Diperlukan

Jenis Data Bentuk Data Cara

Pengambilan Aspek Administratif Pendirian

Lokasi Kurikulum Sekunder Primer, Sekunder Sekunder Survei, URL Survei, URL URL Studi Pustaka

Aspek Lanskap Lokasi/Luas

Akses Land cover Vegetasi Iklim Desain Fasilitas Primer, Sekunder Primer Primer Primer Sekunder Primer Primer

Survei, Studi Pustaka Survei Survei Survei Studi Pustaka Survei Survei

Aspek Sosial Jumlah masyarakat

sekolah Karakteristik Pengguna Aktivitas

Jumlah Jam Belajar Keinginan User

Primer Primer Primer, Sekunder Primer Primer Wawancara Survei Survei, Wawancara Kuisioner Survei

Aspek Pengelolaan Sistem

Tenaga

Primer, Sekunder Primer

Survei, Wawancara Survei

Pengumpulan data primer melalui wawancara dilakukan kepada pengelola sekolah sedangkan kuisioner diberikan kepada siswa kelas IV-VI untuk mengetahui persepsi penilaian yang akan diberikan terhadap aspek kualitas fungsional dan kualitas estetika. Pencarian data sekunder dilakukan untuk mendukung studi penelitian ini. Kondisi umum sekolah meliputi kriteria, standar dan persyaratan yang berhubungan dengan lanskap sekolah terutama lanskap Sekolah Alam sebagai pembanding dengan kondisi di lapang. Selain itu data sekunder lainnya dapat diperoleh dari sekolah yang bersangkutan, dan penelusuran pustaka.

3.4.3 Analisis

Pelaksanaan analisis dilakukan dengan pengolahan data secara sistematis dari data yang telah terkumpul di lokasi penelitian. Analisis dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

1. Analisis lanskap untuk mengetahui karakteristik lanskap sekolah secara deskriptif;

Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan karakter pendukung lanskap sekolah yang ada di kedua sekolah. Karakter lanskap yang ada dijadikan sebagai kriteria pembanding untuk mengetahui karakteristik lanskap sekolah alam


(28)

11 yang dijadikan sebagai media pembelajaran lingkungan. Hasil dari analisis ini berupa tabel pembanding karakter antara kedua sekolah (Tabel 2).

Tabel 2. Analisis Kualitas Lanskap

No. Kriteria SAB SAC

1 2 dst.

2. Analisis aspek sosial aktivitas sehingga diketahui karakter dan pemanfaatan ruang dari pengguna dan pengelola sekolah alam secara deskriptif dan spasial.

Pengambilan data yang ditentukan dengan rancangan yang dibuat sebagai berikut:

a. membagi waktu penelitian (membagi dua periode waktu yaitu pagi dan sore hari dengan masing-masing periode waktu terdiri dari lima kali ulangan), b. membagi taman berdasarkan letak menjadi setting taman.

Untuk prosedur pengamatan dan pengumpulan data dilakukan pada hari sekolah sebanyak lima hari. Waktu pagi ditentukan pada pukul 07.00-11.30 dan waktu sore pada pukul 11.30-16.00.

Hasil dari pengolahan data behavior setting, dapat diterjemahkan secara visual dan sederhana kedalam bentuk behavior mapping. Pemetaan yang dilakukan adalah teknis place centered mapping. Ittelson (Setiawan dan Haryadi, 1995) menjelaskan langkah pertama yang dilakukan adalah membuat sketsa

setting meliputi seluruh unsur fisik yang diperkirakan akan mempengaruhi perilaku pengguna tersebut, peneliti dapat menggunakan peta dasar yang telah didapat sebelumnya. Langkah berikutnya membuat daftar perilaku yang akan diamati serta menentukan simbol atau tanda sketsa bagi setiap perilaku, kemudian dalam kurun waktu tertentu peneliti mencatat berbagai perilaku.

Behaviour Mapping dibagi menjadi dua yaitu,

1. Different Park Will Attract Different People (taman yang berbeda akan menarik user yang berbeda), masing-masing komponennya diuraikan menjadi (Tabel 3),

a. Different park dibagi berdasarkan:


(29)

12 Tabel 3. Setting Different Park

Setting Taman

Sentra Pagi Sentra Sore

Berdasarkan Lokasi

SAB:

Data taman 1 (taman penerimaan)

Data taman 2 dan 3 ( taman obat dan taman sentral) Data taman 4-6 (taman A to Z,

taman warna, dan taman panca indera)

SAC:

Data taman 1 (taman penerimaan)

Data taman 2 dan 3 (taman produksi dan taman jam) Data taman 4-7, dan 9 (taman

daur ulang, taman

outbound, taman taman warna, taman sentral, dan ampiteater)

Data taman 8 (Taman manfaat)

SAB:

Data taman 1 (taman penerimaan)

Data taman 2 dan 3 ( taman obat dan taman sentral) Data taman 4-6 (taman A to Z,

taman warna, dan taman panca indera)

SAC:

Data taman 1 (taman penerimaan)

Data taman 2 dan 3 (taman produksi dan taman jam) Data taman 4-7, dan 9 (taman

daur ulang, taman

outbound, taman taman warna, taman sentral, dan ampiteater)

Data taman 8 (Taman manfaat)

b. Different user digolongkan dalam tingkatan umur yaitu umur A. 7 tahun – 9 tahun (kelas I – III Sekolah Dasar), B. 10 tahun – 12 tahun (kelas IV – VI Sekolah Dasar), dan C. Pegawai sekolah (Dewasa). Dalam katagori ini dibuat simbol atau tanda yang nantinya akan diplot pada peta.

2. Diffferent park will generate different activity (taman yang berbeda akan menggerakkan aktivitas yang berbeda), masing-masing komponennya diuraikan menjadi,

1. Different park dibagi berdasarkan

Lokasi, yaitu sentra pagi (SP) dan sentra sore (SS)

2. Different activity dibedakan kedalam ragam aktivitas yang dilakukan pada saat pengamatan. Terdapat 11 aktivitas yang berlangsung seperti 1. Belajar 2. Duduk 3. Berdiri 4. Berjalan 5. Berlari 6. Bermain 7. Memanjat 8. Berbincang 9. Jongkok 10. Outbound/olahraga 11.Makan (Tabel 4).


(30)

13 Tabel 4. Ragam Aktivitas

Katagori Perbandingan Simbol (angka) Keterangan Ragam aktivitas 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Belajar Duduk Berdiri Berjalan

Berlari Bermain Memanjat Berbincang

Jongkok

Outbound / olahraga Makan

3. Analisis SWOT untuk mengetahui pengembangan atau pengelolaan berikutnya.

Analisis efektivitas fungsi lanskap/setting analisis secara SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities and Threats) (Rangkuti, 1997) dengan melihat faktor Internal dan eksternal yang mempengaruhi atau tergantung dari kepentingan dan permasalahan tapak. Dari analisis SWOT akan dihasilkan matriks SWOT. Matriks ini dapat menghasilkan 4 strategi kemungkinan alternatif. Keempat strategi itu adalah:

1. SO, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya,

2. ST, yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman,

3. WO, yaitu strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada, dan

4. WT, yaitu strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.


(31)

14 Kerangka kerja dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT adalah sebagai berikut:

a) Analisis penilaian faktor Internal dan faktor eksternal

b) Penentuan bobot setiap variabel c) Penentuan peringkat (rating) d) Penyusunan alternatif strategi

e) Pembuatan tabel rangking alternatif strategi Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Analisis Penilaian Faktor Internal dan Eksternal

Penilaian faktor Internal (IFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan serta memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Sedangkan penilaian faktor eksternal (EFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan ancaman dan peluang (David, 2008 yang disitasi Rangkuti, 1997). Identifikasi berbagai faktor tersebut secara sistematis digunakan untuk merumuskan strategi untuk pengelolaan Sekolah Alam.

b. Penentuan Bobot Setiap Variabel

Sebelum melakukan pembobotan faktor Internal maupun eksternal, terlebih dahulu ditentukan tingkat kepentingannya. Setiap faktor Internal dan eksternal

diberi nilai berdasarkan tingkat kepentingannya (Tabel 5 dan Tabel 6).

Tabel 5.Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal

Simbol Faktor kekuatan (strength) Tingkat kepentingan

S1 Kekuatan yang sangat besar

S2 Kekuatan yang besar

S3 Kekuatan yang sedang

Sn

Simbol Faktor kelemahan (weakness) Tingkat kepentingan

W1 Kelemahan yang tidak berarti

W2 Kelemahan yang kurang berarti

W3 Kelemahan yang cukup berarti


(32)

15 Tabel 6. Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal

Simbol Faktor peluang (opportunity) Tingkat kepentingan

O1 Peluang sangat tinggi

O2 Peluang tinggi

O3 Peluang yang sedang

On

Simbol Faktor ancaman (threats) Tingkat kepentingan

T1 Acaman yang besar

T2 Ancaman yang sedang

T3 Ancaman yang kecil

Tn

Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak pengelola. Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu

internal dan eksternal (Lampiran 1 dan Lampiran 2).

c. Penentuan peringkat (rating)

Penentuan tiap variabel terhadap kondisi objek diukur dengan menggunakan nilai peringkat berskala 1-4 terhadap masing-masing faktor strategis yang dimiliki Sekolah Alam. Nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada setiap faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh total skor pembobotan (Lampiran 3).

Total skor pembobotan berkisar antara 1-4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan IFE di bawah 2,5 maka dapat dinyatakan bahwa kondisi Internal

lemah, sedangkan jika berada di atas 2,5 maka dinyatakan kondisi Internal kuat, Demikian juga total pembobotan EFE, jika dibawah 2,5 menyatakan bahwakondisi eksternal lemah dan jika di atas 2,5 menyatakan bahwa kondisi

eksternal kuat (David, 2008 yang disitasi Rangkuti, 1997) (Lampiran 4 dan Lampiran 5).

Setelah pembobotan dan pemberian rating maka didapatkan skor pada faktor internal dan eksternal, tahap selanjutnya adalah pemetaan pada matriks internal-eksternal. Pemetaan ini dilakukan untuk mengetahui orientasi strategi yang akan diterapkan. Pemetaan dibagi menjadi sembilan kolom yang kemudian tiga kolom utama yang terdiri dari kolom I, II, dan IV untuk strategi yang tumbuh dan membangun (growth and build); kolom III, V dan VII untuk strategi yang mempertahankan dan pelihara (hold and maintain); serta kolom VI, VIII, dan IX


(33)

16 untuk strategi panen dan devesitas (harvest and divest) (Rangkuti, 1997) (Gambar 2).

Gambar 2. Orientasi Strategi berdasarkan matriks IE (Sumber: David, yang disitasi Rangkuti)

d. Penentuan Alternatif Strategi

Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT (Tabel 7).

Tabel 7. Matriks SWOT

Eksternal

Internal Opportunity Threats

Strenght

Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada

Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi

Weakness

Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi

kelemahan kelemahan

Meminimumkan kelemahan dan

menghindari ancaman yang ada

Sumber: Rangkuti, 1997

e. Penentuan Tabel Rangking Alternatif Strategi

Penentuan prioritas dari strategi yang dihasilkan dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Jumlah dari skor pembobotan akan menetukan rangking prioritas strategi (Tabel 8). Jumlah skor ini diperoleh dari penjumlahan semua skor di setiap faktor-faktor strategis yang terkait. Rangking akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai terkecil dari semua strategi yang ada. Perangkingan ini dilakukan secara subjektif dimana strategi akan berupa usaha memaksimumkan kekuatan (strength) dan


(34)

17 peluang (opportunity) serta meminimumkan ancaman (threat) dan kelemahan (weakness).

Tabel 8. Formulir Perangkingan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT Alternatif

Strategi Keterkaitan dengan Unsur SWOT Skor Rank SO1

SO2 SO3 …. Son

Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada

WO1 WO2 WO3 ….. Won

Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan

ST1 ST2 ST3 ….. STn

Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi

WT1 WT2 WT3 …… WTn

Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada

3.4.4 Sintesis

Hasil analisis SWOT dan deskriptif maka tahapan selanjutnya adalah perumusan rekomendasi untuk menghasilkan usulan pengembangan/pengelolaan lanskap kepada pihak sekolah untuk meningkatkan pengelolaan agar dapat digunakan secara efisien, efektif, dan berkelanjutan.


(35)

18 BAB IV

HASIL

4.1 Sejarah dan Tujuan Pendidikan Sekolah A. Sekolah Alam Bogor

Sekolah Alam Bogor didirikan oleh Yayasan Progres Insani pada tahun 2002. Pada awalnya sekolah ini bernama TK Alam Lembah Parigi dan hanya membuka layanan pendidikan program Taman Kanak-Kanak dan Kelompok Bermain (Playgroup). Lokasi sekolah terletak di Jalan Arzimar II No. 16B Kelurahan Tegalgundil Kota Bogor.

Tahun 2004, seiring dengan pertumbuhan sekolah, lokasi sekolah dipindahkan ke lokasi baru seluas 5000 m2 atau 0.5 ha yang terletak di Jalan Pangeran Ash-Shogiri 150 Kelurahan Tanah Baru Kecamatan Bogor Utara Kotamadya Bogor. Nama sekolah diubah menjadi Sekolah Alam Bogor (SAB), dengan penambahan layanan program pendidikan tingkat Sekolah Dasar. Sekolah Alam Bogor memperoleh ijin operasional dari Dinas Pendididikan Kota Bogor pada tahun 2005 dan terakreditasi pada tahun 2008. Tahun ajaran 2012 total siswa di Sekolah Alam Bogor tercatat sebanyak 250 siswa untuk level Sekolah Dasar. B. Sekolah Alam Cikeas

Sekolah Alam Cikeas (SAC) berdiri pada tahun 2005 dibawah payung hukum Yayasan Kepedulian Puri Cikeas, sebuah lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang sosial, pendidikan dan kemanusiaan. Yayasan Puri Cikeas dipimpin oleh Drs. Suratto Siswodihardjo (Ketua Umum), Ir. Eri Purnomohadi (Sekretaris Jendral), dan Ir. Hendra Utama Tahir (Ketua Bidang Pendidikan).

Sekolah Alam Cikeas pertama kali berdiri dengan diprakasai oleh Bapak Lendo Nuvo yang mendirikan sekolah ini di Komplek Puri Cikeas Jl. Letda Natsir, Nagrak, Kecamatan Gunung Putri, Bogor. Pada awalnya sekolah ini mempunyai luasan sebanyak + 2 ha dan sekarang bertambah menjadi + 5 ha yang rencananya akan dibuat Cikeas Botanical Garden.


(36)

19 Manajemen Sekolah Alam dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang terdiri dari Kepala Sekolah, fasilitator kelas, fasilitator IT, fasilitator Audio Visual, fasilitator Greenlab, fasilitator perpustakaan, dan fasilitator Agama.

b. Operasional

Tim operasional dibentuk sebagai penunjang KBM, dengan penekanan pada pengelolaan fasilitas yang terdapat di Sekolah Alam Cikeas agar berfungsi optimal.

4.2 Teknis Kurikulum dan Keterangan Sekolah 4.2.1 Visi dan Misi Sekolah

Kedua Sekolah yang diamati memiliki Visi dan Misi yang berbeda.Visi dan Misi dari masing-masing sekolah disesuaikan dengan konsep sekolah. Untuk Visi dan Misi kedua sekolah, dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Sekolah Alam Bogor

Sekolah Alam Bogor memiliki visi menjadi sekolah percontohan tingkat nasional yang menerapkan pembelajaran berbasis alam dan potensi lokal. Misi SAB yaitu menyiapkan generasi pemimpin peradaban dan membangun komunitas pembelajar.

B. Sekolah Alam Cikeas

Sekolah Alam Cikeas memiliki visi menjadi sekolah terdepan yang mencetak generasi pemimpin berkarakter. Misi SAC membangun sistem pendidikan berbasis alam dengan kualitas pembelajaran berstandar internasional sekaligus melakukan konservasi alam di lingkungan sekitarnya, menyelenggarakan pendidikan yang membangun manusia yang berpengetahuan, berbadan sehat, dan berakhlak atau berbudi pekerti luhur, dan mengembangkan pendidikan berkualitas yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum di berbagai daerah.

4.2.2 Konsep Pendidikan Sekolah Alam

Sekolah alam adalah sebuah model pendidikan yang berusaha mengadaptasi apa yang telah dibuktikan oleh Rasulullah SAW pada masanya ke masa kini dan masa di mana generasi Rabbani kelak menjadi pemimpin di muka bumi. Sekolah


(37)

20 Alam berusaha mengembangkan pendidikan bagi semua (seluruh ummat manusia) dan belajar dari semua (seluruh makhluk di alam semesta).

Konsep Sekolah Alam Bogor mengintegrasikan tiga pilar pendidikan yang diyakini menjadi faktor kunci keunggulan umat manusia, yaitu pilar iman, ilmu dan kepemimpinan.

Konsep pendidikan Sekolah Alam Bogor, fungsi alam antara lain : Alam sebagai ruang belajar,

Alam sebagai media dan bahan ajar, dan Alam sebagai objek pembelajaran.

Proses pembelajaran Sekolah Alam Bogor menyandarkan pada empat pilar: 1. Pengembangan akhlak melalui teladan (Learning by Qudwah),

2. Pengembangan logika dan daya cipta melalui Experimental Learning,

3. Pengembangan kepemimpinan dengan metode Outbound Training, dan 4. Pengembangan kemampuan berwirausaha.

Konsep Sekolah Alam Cikeas merupakan program pendidikan Yayasan Kepedulian Sosial Puri Cikeas yang mengacu pada fungsi manusia sebagai Khalifatullah Fil Ardh yang terdiri dari konsep dasar dan konsep pendidikan.

Konsep dasar Sekolah Alam Cikeas mencakup:

1. Ahlakul Karimah (cara tunduk manusia kepada Sang Pencipta),

2. Logika ilmiah (cara tunduk alam semesta kepada Sang Pencipta), 3. Kepemimpinan (cara manusia menjadi pemimpin di muka bumi), dan 4. Kewirausahaan (cara mencari rejeki yang halal).

Konsep pendidikanSekolah Alam Cikeas, mencakup:

1. Guru berkualitas (sebagai fasilitator dan teladan dalam proses pembentukan akhlak anak),

2. Buku bermutu (sebagai gerbang ilmu pengetahuan),

3. Outbound (sebagai sarana pembentukan jiwa kepemimpinan),


(38)

21 4.2.3 Kurikulum Sekolah

Kurikulum Sekolah Alam Bogor bukan hanya menekankan pada tercapainya tujuan akademik (kurikulum Diknas), melainkan juga mengembangkan kurikulum non akademik khas Sekolah Alam Bogor adalah:

Dienul Islam: Aqidah, Ibadah, Akhlaq

Bahasa: Indonesia, Inggris, Arab, Sunda Daya pikir: Sains dan matematika Sains dan teknologi

Seni dan daya cipta: Kesenian (seni rupa, seni musik, seni gerak) Pendidikan jasmani: Olahraga dan kesehatan

Kewirausahaan: Keterampilan dan bisnis Sosial dan kemasyarakatan: PKPS dan karakter Pendidikan lingkungan

Farming Outbound

Kurikulum Sekolah Alam Cikeas mengacu pada standar kompetensi yang ditetapkan Depdiknas dan menjadikan alam sebagai media belajar dalam rangka pembentukan karakter anak. Kurikulum ini diintregasikan dengan pengalaman yang distrukturkan yang didapat siswa di alam melalui metode Spider Web yaitu suatu tema diintegrasikan dalam semua mata pelajaran, sehingga siswa dapat lebih memahami terhadap materi secara integratif, komprehensif, serta aplikatif.

Kurikulum Sekolah Alam Cikeas terintregrasi dalam :

1. Kurikulum akhlak, melalui konsep tauladan pengembangan EQ (Emotional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient) yang diimplementasikan secara praktis.

2. Kurikulum sains, disusun secara holistik menggunakan spider web agar logika ilmiah siswa berkembang secara integral. Siswa menjadi mampu atau terbiasa mengamati fenomena alam, mencatat data, melakukan eksperimen, dan membentuk sebuah teori.

3. Kurikulum leadership, kegiatan utama berupa Outbound mental education

untuk membentuk karakter anak yang memuncak pada kepemimpinan dengan mengembangkan nilai-nilai adil, amanah, musyawarah, kerjasama,


(39)

22 melindungi, mengayomi, membela kaum tertindas dan menjaga keseimbangan alam semesta sebagai penunjang Kompetensi Belajar Mengajar (KBM), dengan penekanan pada pengelolaan fasilitas yang terdapat di Sekolah Alam Cikeas agar berfungsi optimal.

4.3 Kondisi Umum Lanskap 4.3.1 Letak Geografis

Sekolah Alam Bogor berlokasi di Jl. P. Ash-Shogiri 150 Kel. Tanah Baru Kec. Bogor Utara, Bogor, Jawa Barat. Lokasi Sekolah Alam Bogor terdapat di area pemukiman penduduk disekitar Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara dengan batas wilayah bagian Utara Kecamatan Sukaraja. Bagian Barat adalah Kali Ciliwung Kelurahan Tanah Sareal, Kedung Badak Kecamatan Tanah Sareal. Bagian Timur Kelurahan Katulampa dan Bagian Selatan adalah Kecamatan Bogor Tengah.Secara geografis, Sekolah Alam Bogor terletak pada 06°34’25.14” S 106° 49’23.32” E elev + 203.1 mdpl.

Sekolah Alam Cikeas berlokasi di Komplek Puri Cikeas Jl. Letda Natsir, Nagrak, Kec. Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Lokasi Sekolah Alam Cikeas terdapat di area pemukiman penduduk tepatnya di kompleks perumahan. Wilayah ini berbatasan dengan Kota Bekasi di sebelah Utara, Kota Depok di sebelah Barat, Cileungsi di sebelah Timur dan Citereup di sebelah Selatan. Secara geografis, Sekolah Alam Cikeas terletak pada koordinat 06°23’26.21” S 106° 56’11.04” E elev + 69 mdpl.

4.3.2 Aksesibilitas

Akses yang dapat ditempuh untuk menuju Sekolah Alam Bogor dapat dilalui dari dua arah dengan menggunakan mobil (kendaraan pribadi atau umum) dan motor. Akses pertama (berwarna merah) yang dapat dilalui adalah dari pintu keluar Tol Jagorawi yang menuju Jalan Pajajaran kemudian diarahkan pada arah Bangbarung menuju Perumahan Indraprasta. Akses kedua (berwarna ungu) dapat dilalui dari arah Talang (Bogor Ring Road) yang kemudian menuju Warung Jambu dan Bangbarung. Kedua akses ini akan melewati pertigaan menuju Tanah Baru kemudian mengikuti jalan Pangeran Ashagiri, tepat disebelah kanan terdapat perumahan Taman Seruni, area sekolah jaraknya tidak terlalu jauh dari gerbang perumahan. Sekolah Alam Bogor dapat diakses menggunakan kendaraan umum


(40)

23 07 dari Tugu Kujang kemudian akan berhenti di pintu masuk perumahan Taman Seruni (Gambar 3).

Gambar 3. Akses Sekolah Alam Bogor (Sumber: Google Earth)

Akses menuju Sekolah Alam Cikeas dapat ditempuh dari dua arah dengan menggunakan mobil (kendaraan pribadi atau umum) dan motor. Akses pertama (berwarna merah) dapat melalui jalur bebas hambatan ataupun jalan biasa. Jika melalui jalan bebas hambatan, akses yang dituju menuju Cibubur dan keluar di jalan Trans Yogie, setelah melewati jembatan Trans Yogie tepat disebelah kiri diarahkan menuju jalan Letda Natsir dan gerbang perumahan Puri Cikeas. Tidak jauh dari gerbang diarahkan ke jalan sebelah kiri menuju lokasi Sekolah Alam Cikeas. Apabila melewati jalan alternatif biasa sepertijalur Citeureupdan Cileungsi (berwarna ungu) diarahkan menuju Cibubur kemudian bertemu dengan jalan Trans Yogie. Tepat di sebelah kiri akan melewati Kota Wisata Cibubur kemudian sekolah AL-Azhar Syifa Budi dan tidak jauh dari lokasi tersebut kita memasuki jalan ke sebelah kiri menuju jalan Letda Natsir (Gambar 4).


(41)

24 Gambar 4. Akses Sekolah Alam Cikeas (Sumber: Google Earth)

4.3.3 Iklim

Berdasarkan pengukuran dari Badan Meteorologi dan Geofisika Dramaga Bogor, rata-rata kelembaban udara pada kedua sekolah periode tahun 2002 hingga 2012 berkisar antara 76,75% hingga 86,25% (Tabel 9). Sementara itu, data temperatur menunjukkan suhu terendah 25,30C pada bulan Januari dan suhu tertinggi sebesar 26,760C pada bulan Oktober (Tabel 10). Rata-rata curah hujan bulanan berkisar 175,45 mm/bulan - 474,57 mm/bulan. Bulan basah tertinggi terjadi antara bulan Oktober sampai bulan Mei dengan jumlah hari hujan rata-rata sebanyak 13 hari/bulan.

Tabel 9. Kelembaban Udara Kawasan SAB dan SAC

Bulan Tahun

Rata-Rata(%)

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Januari 74,4 79,4 88,3 88,3 86,6 77,9 81,9 88,0 88,0 83,0 86,0 83,80 Februari 86,9 80,8 88,1 87,8 86,9 89,2 90,1 88,0 85,0 79,0 87,0 86,25 Maret 83,9 83,7 82,9 88,3 83,4 84,2 83,8 82,0 86,0 82,0 80,0 83,65 April 83,6 83,8 82,0 83,4 82,0 87,2 83,3 82,0 77,0 84,0 n.a 82,83 Mei 80,5 80,0 83,8 81,5 79,5 82,7 79,7 85,0 84,0 84,0 n.a 82,07 Juni 79,9 78,0 76,9 84,9 77,2 82,0 79,1 81,0 86,0 77,0 n.a 80,20 Juli 82,4 72,4 83,8 82,4 78,4 77,3 73,6 77,0 84,0 80,0 n.a 79,13 Agustus 76,1 73,9 74,2 81,0 70,9 76,3 81,1 75,0 84,0 75,0 n.a 76,75 September 75,1 81,1 82,4 80,8 64,5 76,3 78,6 75,0 84,0 73,0 n.a 77,08 Oktober 72,0 83,1 80,5 82,5 71,8 81,2 80,1 82,0 86,0 75,0 n.a 79,42 November 83,3 85,9 84,8 83,0 81,7 85,6 85,5 81,0 82,0 80,0 n.a 83,28 Desember 84,7 87,7 86,1 84,3 87,3 89,6 86,5 85,0 83,0 84,0 n.a 85,40


(42)

25 Tabel 10. Suhu Udara Kawasan SAB dan SAC

Bulan Tahun

Rata-Rata(0C) 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Januari 24,3 24,2 23,4 25,0 25,1 24,3 24,0 25,0 25,3 25,4 25,1 24,64 Februari 24,4 24,6 24,4 25,9 25,1 24,3 25,2 25,1 25,9 25,6 25,6 25,10 Maret 25,9 25,1 26,0 25,6 25,3 25,6 25,2 25,8 26,0 25,7 26,2 25,67 April 26,0 26,3 26,4 26,5 25,7 25,7 26,2 26,2 27,1 25,8 n.a 26,19 Mei 26,2 26,0 26,2 26,7 26,8 26,7 26,6 26,1 26,7 26,1 n.a 26,41 Juni 26,2 26,6 25,7 26,3 26,5 25,9 26,3 26,1 25,9 26,1 n.a 26,16 Juli 25,5 26,2 25,4 26,0 26,7 26,2 26,9 25,8 25,8 25,8 n.a 26,00 Agustus 25,8 27,1 26,3 26,0 26,6 26,7 26,6 26,3 25,8 25,7 n.a 26,29 September 26,4 26,4 26,5 26,1 27,7 26,8 27,0 26,6 25,3 25,1 n.a 26,40 Oktober 28,3 26,1 27,4 26,6 27,7 26,3 27,5 26,0 25,4 26,3 n.a 26,76 November 26,1 25,9 26,4 26,8 27,2 25,8 26,0 26,3 25,9 25,3 n.a 26,17 Desember 26,0 24,9 25,2 25,1 25,6 24,3 25,6 26,1 25,5 26,1 n.a 25,44

Rata-Rata(0C) 25,93

Keterangan: n.a (Not Available)

4.4 Kondisi Tapak

4.4.1 Sekolah Alam Bogor a.1 Ukuran

Sekolah Alam Bogor memiliki luas lahan 5000 m2 dengan luas ruang terbangun untuk Sekolah Alam Bogor sebesar 1629,4 m2. Luas ruang tidak terbangun atau ruang terbuka hijau Sekolah Alam Bogor memiliki luas sebesar 3370.6 m2. Ruang terbuka hijau merupakan wadah atau media untuk melakukan segala kegiatan yang dilakukan di luar kelas meliputi kebun, lapangan rumput, taman sekolah, elemen keras penunjang kegiatan belajar mengajar diluar kelas terdiri dari lapangan olah raga/outbound dengan beton atau aspal area parkir, dan sirkulasi yang terbuat dari paving atau aspal.

a.2 Land Cover Kawasan

Land Cover sekolah dibagi menjadi dua jenis yaitu ruang terbuka hijau dan ruang terbangun. Ruang terbuka hijau meliputi kebun, taman sekolah dengan berbagai jenis, lapangan olahraga, taman bermain (outbound) dan area parkir. Bangunan terdiri dari fasilitas belajar seperti kelas, ruang komputer, ruang perpustakaan, dan kantor. Bangunan pendukung lainnya berupa pos keamanan dan kamar mandi (toilet).

a.3 Lanskap Sekitar Tapak

Tapak yang dimaksud disini adalah sekolah dengan lingkungan sekitarnya yang mencangkup sisi depan, belakang, sisi kanan dan kiri sekolah. Terdapat lima


(43)

26 kategori lankap sekitar tapak Sekolah Alam Bogor diantaranya, perumahan, pertokoan, jalan utama, kebun milik sekolah dan kebun milik masyarakat setempat.

Bagian depan sekolah terdapat perumahan dan kebun milik masyarakat setempat. Sisi sebelah kanan terdapat perumahan, sisi sebelah kiri kebun sekolah dan perumahan dan sisi belakang sekolah terdapat jalan utama dan pertokoan. a.4 Fasilitas

Ruangan yang berbentuk saung di Sekolah Alam Bogor pada awalnya menggunakan kayu “dolken” (kayu gelondong yang dapat bertahan selama + 4 tahun), seiring berjalannya waktu diganti dengan kayu lokal yang didapatkan dari daerah setempat seperti kayu mahoni, nangka, dan akasia. Hal ini bertujuan untuk menciptakan desain lokal dengan biaya yang relatif murah jika dibandingkan harus memakai kayu dari Kalimantan atau Sumatera.

Kelas dan berbagai ruangan yang berada di Sekolah Alam Cikeas menggunakan material dari kayu “bangkirai” (jenis kayu serat dengan ikatan kuat) yang aman, awet dan ramah lingkungan agar siswa paham benar mengenai menjaga kelestarian alam (Tabel 11).

Tabel 11. Fasilitas Yang Mendukung Kegiatan Belajar Atau Operasional Sekolah

Fasilitas Sekolah Alam Bogor Sekolah Alam Cikeas

Ruang Kelas, Ruang Kantor dan Ruang Tata Usaha (TU) Perpustakaan

Musholla / Masjid Kamar Mandi Lapangan Bank Sampah

Kantin -

Pos keamanan Ruang Kesenian Ruang Komputer Ruang Pertemuan Kebun

Ampiteater -

Eco Shop -

Mini market -

Lapangan Parkir


(44)

27 Selain menggunakan soft material (vegetasi), penggunaan hard material di lanskap sekolah juga menambah nilai estetik yang digunakan unruk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah ataupun menunjang keamanan dan kebersihan sekolah. Hard materials yang dijumpai dikedua sekolah adalah,

- Lampu taman - Batu hias - Pagar - Play ground

- Pot bunga gentong

- Rambu-rambu/tulisan/himbauan/papan informasi - Podium upacara

- Bangku - Jalan setapak - Pergola, dan - Tempat sampah

Play ground didesain menggunakan bahan olahan yang sudah tidak terpakai namun masih bisa diolah, contohnya saja seperti ban yang didapatkan dari ban bekas.

a.5 Desain

Desain untuk taman sekolah lebih sering dijumpai dengan bentukan taman yang informal, begitu juga dengan kedua sekolah ini yang menggunakan desain taman informal yang dapat dilihat dari bentukannya dan pola penanaman yang digunakan. Kedua sekolah ini mempunyai desain yang bisa dikatakan berbeda jauh mulai dari penataan ruang hingga tamannya. Penataan ruang di Sekolah Alam Bogor memiliki bentuk layout dengan dua tipe yang berbeda, bagian depan sekolah memiliki pola dengan bentuk ‘U’ dan bagian belakang sekolah memiliki pola dengan bentuk ‘L’ dengan ruang terbuka hijau dikelilingi oleh kelas-kelas atau ruangan sekolah.

Sirkulasi yang berada di Sekolah Alam Bogor memiliki pola yang memudahkan siswa untuk beraktivitas dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Sirkulasi dibuat dinamis sehingga siswa merasa bebas dan nyaman. Material yang digunakan untuk sirkulasi di sekolah ini adalah batu bata yang mudah dalam


(45)

28 perawatannya dan warna yang senada (tidak mencolok mata). Sirkulasi yang berada disekolah dapat dikatakan cukup jelas, sehingga siswa ataupun masyarakat sekolah dapat dengan mudah mengikuti sirkulasi yang ada. Hamparan permukaan taman yang digunakan sebagai alas kegiatan aktif, seperti bermain, duduk-duduk santai, berkemah, ataupun outbound terbagi menjadi hamparan yang terbuat dari tanah dan rumput.

Ketika memasuki Sekolah Alam Bogor, maka yang pertama kali dilihat adalah lapangan parkir yang kemudian akan memasuki taman penerimaan. Posisi kelas dan kantor yang berbentuk persegi dibuat mengelilingi lapangan rumput dan taman ataupun area outbound (Gambar 5).

Dilihat dari hasil pengamatan, taman di Sekolah Alam Bogor dapat dibagi menjadi:

a. taman penerimaan ketika masuk dijumpai dengan tanaman display yang didominasi oleh tanaman penyerap polusi kemudian memasuki bentuk taman berupa kedua tangan yang menyangga, memiliki makna bahwa agar orang tergiring masuk ke sekolah alam dan dirangkul oleh sekolah alam. Adanya pergola menunjukkan efek yang membedakan antara bagian luar dan dalam, dengan harapan taman publik (penerimaan) seperti memasuki dunia baru sehingga siap menerima pelajaran baru. Dilanjutkan dengan adanya kolam sebagai peralihan antar area penerimaan dengan area edukasi dimana tanaman yang digunakan padataman penerimaan menggunakan tanaman hias dan tanaman tropis yang berfungsi sebagai tanaman estetis, b. taman obat berfungsi sebagi area edukasi bagi siswa, bermacam-macam

tanaman obat ditanam, dipelajari dan diolah. Bentuk taman ini berbentuk asimetris yang berada tepat di samping kanan kolam,

c. taman sentral sebagai aksis yang berbentuk persegi memisahkan antara sisi kanan (kelas) dan sisi kiri (ruang komputer, kesenian, dan pertemuan) menjadikan sekolah ini berbentuk simetris yang hanya ditanami oleh pepohonan dan hamparan rumput,

d. taman A to Z yang berada tepat di depan kelas 1 dan 2, taman ini berfungsi sebagai taman untuk belajar dimana setiap elemen tanaman digunakan sebagai bahan pembelajaran,


(46)

29 e. taman warna tepat berdampingan dengan taman A to Z yang didominasi

oleh tanaman beraneka ragam warna, dan

f. taman panca indera yang berada di depan area outbound, berbentuk memanjang terdiri dari tanaman yang menghasilkan bau (smell) seperti kenangadan pandan. Warna (see) terdiri dari mawar, yellow walking iris, dan bunga sepatu. Rasa terdiri dari sambiloto dan tebu. Pendengaran terdiri dari pohon bambu dan kicauan burung dan sentuhan (touch) yang terdiri dari tanaman pinus, pisang-pisangan, daruju dan pacing.

4.4.1Sekolah Alam Cikeas b.1 Ukuran

Berdasarkan hasil pengamatan pada Sekolah Alam Cikeas, sekolah ini memiliki luas lahan 5 ha atau 50.000 m2 dan memiliki luas ruang terbangun seluas 4,534,5 m2. Untuk luas ruang tidak terbangun atau ruang terbuka hijau Sekolah Alam Cikeas memiliki luasan 45.465,4m2.

b.2 Land Cover Kawasan

Land Cover sekolah dibagi menjadi dua jenis yaitu ruang terbuka hijau dan bangunan. Ruang terbuka hijau meliputi kebun, taman sekolah dengan berbagai jenis, lapangan olahraga, taman bermain (outbound) dan area parkir. Bangunan terdiri dari fasilitas belajar seperti kelas, ruang komputer, ruang perpustakaan, dan kantor. Bangunan pendukung lainnya berupa pos keamanan dan kamar mandi (toilet).


(47)

(48)

31 b.3 Lanskap Sekitar Tapak

Sesuai dengan hasil pengamatan, tapak yang dimaksud disini adalah sekolah dengan lingkungan sekitarnya yang mencakup sisi depan, belakang, sisi kanan dan kiri sekolah.

Sekolah Alam Cikeas memiliki empat kategori lankap sekitar tapak sekolah diantaranya, perumahan, pertokoan, jalan utama, dan persawahan. Bagian depan sekolah terdapat area perumahan dan lingkungan sekolah dikelilingi oleh pemukiman. Sisi sebelah kanan terdapat persawahan yang cukup luas, sisi sebelah kiri sekolah terdapat perumahan dan jalan utama serta pertokan serta sisi belakang sekolah terdapat sawah dan pemukiman penduduk.

b.4 Desain

Sekolah Alam Cikeas dengan luasan yang lebih luas jika dibandingkan dengan Sekolah Alam Bogor menyebabkan memiliki banyak ruang atau taman. Begitu memasuki Sekolah Alam Cikeas, yang pertama dilihat adalah lapangan parkir kemudian taman penerimaan yang dilanjutkan dengan area edukasi. Layout

Sekolah Alam Cikeas memiliki pola yang menyebar dikarenakan lahan yang dimiliki cukup luas sehingga tidak usah berhimpitan satu sama lain.

Konsep sirkulasi di Sekolah Alam Cikeas mengikuti pola ruang yang berada disekitarnya, pola sirkulasi dibuat untuk memudahkan pengguna dalam melakukan aktivitas dari satu tempat menuju tempat yang lain. Material yang digunakan untuk jalur sirkulasi di sekolah ini adalah asphalt dan konblok, asphalt

memiliki daya serap yang kurang baik jika dibandingkan dengan konblok. Pola sirkulasi lebih didominasi oleh sirkulasi pola garis yang kaku sehingga siswa banyak yang tidak menggunakan jalur sirkulasi yang sudah disediakan. Hamparan permukaan taman yang berada di area sekolah menggunakan media tanah dan rumput. Hamparan permukaan taman ini digunakan untuk kegiatan siswa selama di sekolah seperti bermain, duduk-duduk, ataupun berkemah. Layout sekolah ditampilkan seperti berikut (Gambar 6).

a. taman penerimaan ketika masuk pengunjung seperti memasuki taman tropis karena dijumpai tanaman seperti paku jejer (Nephrolepis sp.), palem-paleman, dan kelapa sawit (Elaeis guineensis). Untuk bagian depan sekolah


(49)

32 dihiasi oleh tanaman display dan pepohonan sebagai pengarah jalan yang dibawahnya dihiasi oleh Ixora sp. sebagai tanaman border,

b. taman produksi yang tepat berada di antara area parkir dan ruang ICT dengan bentuk taman persegi empat. Taman ini dijadikan sebagai bahan pembelajaran pohon apa saja yang bisa diproduksi baik itu berupa kayu, biji maupun buahnya,

c. taman jam yang berada tepat di depan ruang ICT dan disamping kantor, taman ini berbentuk lingkaran yang menyerupai jam besar yang dibuat dari rumput dan batu koral. Dari desain ini, siswa diharapkan mampu belajar mengenai dan menghargai waktu. Disekitar jam terdapat jalur pejalan kaki dan beberapa tanaman yang membuat siswa merasa nyaman belajar disana. d. kebun berada di samping kelas III dan IV atau berseberangan dengan

taman daur ulang,

e. taman daur ulang yang merupakan tempat siswa berkreasi membuat suatu karya dari barang bekas dan pembuatan kompos,

f. taman outbound yang tepat berada disamping taman daur ulang terdiri dari pepohonan besar yang dijadikan sebagai media untuk melakukan outbound. Selain itu taman outbound yang berada di sisi kiri lapangan berbentuk persegi panjang yang terdiri dari beberapa jenis permainan seperti jembatan tali, tangga dan jalan sesat,

g. taman manfaat yaitu berupa taman yang ditanami dengan tanaman cabai dan tomat serta terdapat kandang ternak yang dapat dimanfaatkan untuk dijual atau diolah kembali, berada di belakang dekat dengan green laboratorium,

h. taman sentral yang merupakan pusat aktivitas berbentuk persegi, yaitu taman yang terdiri lapangan futsal dan lapangan basket,

i. taman warna, berada disepanjang jalur pejalan kaki yang berada di samping lapangan basket menuju green lab maupun area outbound, dan

j. ampiteater yang berada di samping masjid berbentuk panggung yang dikelilingi oleh tempat duduk yang berundak-undak. Taman ini digunakan sebagai tempat untuk berkesenian ataupun belajar.


(50)

(51)

34 4.4.3 Vegetasi

Vegetasi yang berada dilingkungan sekolah alam meliputi tanaman penutup tanah (TPT), semak, perdu, pohon dan tanaman merambat. Fungsi tanaman tersebut diantaranya sebagai penutup tanah, tanaman obat, display (pembentuk estetika),

border (pembatas), screen (penutup), peneduh, pengarah, aksesoris pada batang pohon, warna, dan penyemarak (Lampiran 6). Vegetasi dikedua sekolah, didapatkan persentase berdasarkan fungsinya yang terdapat di Tabel 12.

Tabel 12. Persentase Kategori Vegetasi Beserta Fungsinya No.

Fungsi Vegetasi Persentase (%)

Sekolah

SAB SAC

1 Peneduh 16

2 Tanaman obat 6,7 -

3 Display 31

4 Border 13,1


(52)

35

6 Pengarah 6,6

7 Penetral bunyi 1,1

8 Screen 4,7

9 Pembentuk suasana mediterania

5,1

10 Konsumsi 0,7

11 Point of interest 0,5%

12 Fungsi bumbu dapur, aksesori pohon, dan penyaring polusi,

masing-masing sebesar 0,3%. Lanjutan Tabel 12.


(53)

36

Layout vegetasi yang berada dikedua sekolah digambarkan pada Gambar 7 dan Gambar 8 yang tertera di bawah ini:


(54)

37 4.4.4 Konsep Ruang terbuka hijau

Komposisi tata hijau pada Sekolah Alam Bogor memiliki persentase 67.41% dan Sekolah Alam Cikeas memiliki persentase 90.93% dari luas keseluruhan kawasan. SAB ingin memberikan nuansa yang menciptakan suasana layaknya seperti alam dan menjadikan alam sebagi media atau sarana untuk belajar dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan masyarakat sekolah.

Vegetasi yang ditampilkan menggunakan vegetasi lokal, terlihat dari tujuan masing-masing sekolah yang ingin memanfaatkan, melestarikan, dan memelihara potensi lokal seperti bahan untuk bangunan kelas. Selain itu tanaman yang digunakan dikedua sekolah memiliki fungsi yang bermanfaat dan sesuai untuk kebutuhan pendidikan (outbound ataupun akademis). Misalnya saja untuk pohon yang memiliki sifat fisik yang besar dan kokoh dijadikan sebagai media outbound atau bermain, dan tanaman aromatik, tanaman kebun atau tanaman obat dijadikan sebagai media pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum. Selain itu, mayoritas tanaman yang berada disekolah merupakan tanaman hasil belajar siswa dengan melatih bagaimana cara menanam dan merawatnya sehingga dihasilkan sekolah alam yang sejuk dan asri.

Pohon dengan fungsi peneduh mendominasi area kedua sekolah, pohon ini memiliki ciri-ciri kanopi yang lebar dan daun yang rimbun. Adanya pohon peneduh ini menjadikan lanskap sekitar sekolah menjadi nyaman dan aktivitas siswa yang dilakukan di luar ruangan menjadi tidak terganggu oleh teriknya matahari dan aktivitas belajar di dalam ruangan menjadi semakin sejuk dengan angin yang dihasilkan dari tanaman yang berada di sekitar sekolah. Kebutuhan tanaman dengan fungsi tertentu disesuaikan dengan kondisi sekolah itu sendiri. Misalnya saja karena sekolah ini lebih bersifat outdoor maka tanaman peneduh lebih diutamakan. Begitu juga tanaman obat dan tanaman kebutuhan sehari-hari dan apabila sekolah dekat dengan area yang dapat menghasilkan polusi maka ditanami dengan tanaman pereduksi debu sehingga lingkungan di luar sekolah cukup berpengaruh terhadap penentuan jenis tanaman yang digunakan.

Meskipun kedua sekolah alam ini didominasi oleh tanaman, namun sifat dan karakter dari tanaman tidak ada yang mengganggu atau merusak kegiatan belajar dan bangunan sekolah. Seperti yang dipaparkan menurut Eliza (1997), dalam tanaman di sekitar bangunan harus diperhatikan sifat dan karakter setiap tanaman yang tepat


(1)

117

6 Perdu

Tinggi

jeruk nipis (Citrus binomial)

3 batang Border - Taman produksi

hanjuang

(Cordyline sp.) 29 batang Display

Taman penerimaan, taman warna Taman penerimaan, area kelas lollipop (Pachystachys lutea)

+ 6 m2 Display

Taman sentral, taman panca indera - mahkota dewa (Phaleria macrocarpa)

5 batang Screen,

tanaman obat Taman obat

Taman produksi, taman manfaat,

area kelas tebu

(Saccharum sp.) 6 batang Penyemarak

Taman panca indera - talas (Xanthosoma roseum)

9 batang Display Taman

penerimaan Taman sentral

7 Pohon Rendah

kecubung (Brugmansia

sp.)

1 batang Display

Taman panca indera

-

jelly palm

(Butia capitata) 5 batang

Pencipta suasana mediterania

- Taman

penerimaan bunga merak

(Caesalpinia pulcherrima)

6 batang pengarah Taman penerimaan

Taman penerimaan

kopi (Coffea

sp.) 8 batang Display

Taman penerimaan, taman sentral Taman produksi pohon durian (Durio zibethinus)

3 batang Peneduh Taman

penerimaan Taman outbound petai cina

(Leucaena leu cocephala)

1 batang Peneduh Taman

sentral -

palem botol (Mascarena lagenicaulis) 4 batang Pencipta suasana mediterania

- Taman

penerimaan kamboja

kuburan (Plumeria sp.)

2 batang Tanaman

warna -

Taman penerimaan, taman sentral palem hijau

(Ptychosperma macarthurii)

6 batang Display Taman

penerimaan -

bunga saraka

(Saraca indica) 4 batang Display

8 Pohon Sedang

srikaya (Annona squamosa)

1 batang Peneduh - Taman outbound

pohon belimbing (Averrhoa


(2)

118

carambola)

bismarck palm (Bismarckia

nobilis)

10 batang display - Taman

penerimaan kenanga

(Cananga odorata)

2 batang Tanaman aromatiik

Taman panca indera

-

pepaya (Carica

papaya) 6 batang

Tanaman pagar dan konsumsi Area belakang Taman sentral, taman outbound bintaro (Cerbera manghas)

3 batang Peneduh - Area kelas

pohon kelapa (Cocos nucifera)

12 batang Pengarah

Taman penerimaan. taman sentral, taman A-Z Taman penerimaan, taman sentral, taman produksi pohon mangga (Mangifera indica)

5 batang Peneduh Area

belakang Taman manfaat, Ampiteater pohon sawo (Manilkara kauki Dup.)

4 batang Peneduh Area

penerimaan Taman outbound, Ampiteater pohon kersen (Muntingia calabura)

9 batang Peneduh Area

belakang Taman penerimaan, taman outbound Kemuning (Murayya paniculata)

1 batang Penyemarak, border

pohon pisang

(Musa sp.) 4 batang Screen

Taman panca indera

Taman jam pisang kipas

(Ravenala sp.) 2 batang Display - Taman jam ki hujan

(Samanea saman)

14 batang Peneduh Taman sentral

Taman penerimaan, taman sentral, taman outbound pohon jambu air

(Syzygium aqueum)

3 batang Peneduh Taman A-Z Taman outbound

9 Pohon Tinggi

saga (Adenanthera

pavonina )

1 batang Peneduh - Taman sentral

Pohon damar (Agathis dammara)

2 batang Peneduh, - Taman produksi

pinang (Areca

catechu) 6 batang

Point of

interest Taman A-Z -sukun

(Artocarpus communis)

3 batang Peneduh -

Taman sentral, taman daur ulang, Ampiteater terminalia molineti (Bucida

17 batang Pengarah

Taman penerimaan, taman sekitar


(3)

119

molineti) kelas

kayu manis (Cinnamomum

burmanii)

8 batang Peneduh - Taman produksi

kelapa sawit (Elaeis guineensis)

9 batang Peneduh - Taman

penerimaan beringin (Ficus

benjamina L.) 3 batang Peneduh - Taman sentral Beringin karet

(Ficus elastica) 21 batang Peneduh

Taman

sentral Taman outbound biola cantik

(Ficus lyrata) 13 batang peneduh -

Taman penerimaan Melinjo

(Gnetum gnemon Linn.)

5 batang Peneduh Taman

sentral

Taman manfaat, taman sentral pohon duku

(Lansium domesticum)

2 batang Peneduh Area

belakang -

kayu putih (Melaleuca leucadendra)

2 batang Peneduh - Taman produksi

pohon rambutan (Nephelium lappaceum)

10 batang Peneduh

Taman A-Z, area belakang

Taman penerimaan, taman outbound,

taman sentral,area

kelas sengon

(Paraserianthes falcataria)

11 batang Peneduh, pengarah

Taman penerimaan,

taman sentral

Taman taman penerimaan,daur

ulang, taman jam Bambu kuning

(Phyllostachys sulphrurea)

23

rumpun Screen

Taman panca indera, area

belakang

Taman manfaat, taman outbound pinus (Pinus

merkusii Jungh.)

7 batang Pengarah Taman

sentral Taman sentral matoa (Pometia

pinnata) 2 batang Peneduh - Taman produksi angsana

(Pterocarpus indicus Willd.)

1 batang Peneduh Taman

penerimaan -

mahoni (Swietenia macrophylla)

12 batang Peneduh

Taman penerimaan,

area belakang

Taman manfaat

pucuk merah (Syzygium

oleina)

3 batang Display - Taman

penerimaan salam

(Syzygium polyanthum)

2 batang Tanaman

warna - Taman jam

10 Tanaman Merambat

bunga kertas (Bougainvillea

sp.)

3 batang Display - Taman sentral,

taman outbound kembang telang + 2,5 m2 Tanaman Taman obat, -


(4)

120

(Clitoria ternatea)

obat, screen taman panca indera paku ekor kuda

(Equisetum hymale)

3 rumpun Display Taman

penerimaan -

morning glory (Ipomea tricolor)

+ 1 m2 Display

Taman panca indera

-

melati

(Jaminum sp.) 2 rumpun

Display, tanaman aromatik

Taman panca indera

-

pasiflora

(Passiflora sp.) + 31 m

2 tanaman

merambat, Screen

Taman

penerimaan -

daun pilo (Philodendron

sp.)

7 batang display

Taman penerimaan,

taman A-Z

Area kelas

sirih (Piper

betle) + 3 m

2

tanaman merambat,

screen, tanaman obat

Taman penerimaan,

taman obat

-

tanduk rusa (Platycerium coronarium)

1 rumpun Display,

tanaman obat Taman obat -

Ket: Mayoritas tanaman yang berada di sekitar sekolah dijadikan sebagai bahan dan media belajar mengajar

Daftar Ceklist Ketersediaan, Kebersihan dan Kerapihan Area

Bulan / Minggu ke :

Petugas

:

Lampiran 7. Daftar Ceklist Ketersediaan, Kebersihan dan Kerapihan Area

KOMPONEN

PENGECEKAN

Diisi dengan tanda (jika ya) dan X (jika tidak)

Keterangan

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Toilet / Tempat

Wudhu

Lantai dan closet

Kran air

Bak dan gayung

Cermin

Gantungan baju

Sabun

Sandal toilet

Tempat sampah

Draenase


(5)

121

Keterangan:

* Jika menemukan kerusakan / ketidaksesuaian segera ditulis dalam buku ‘Perbaikan Sarana’. ** Fooging dilakuakan minimal 2 minggu sekali/area.

KOMPONEN

PENGECEKAN

Diisi dengan tanda (jika ya) dan X (jika tidak)

Keterangan

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Ruang Kelas

dan Kantor

Mengecek air

gallon

Menyapu lantai

Mengepel lantai

Membersihkan

kolong ruangan

Membersihkan

area belakang

dan samping

ruangan

Mengecek

tempat sampah

Tempat sandal /

sepatu

Membersihkan

kaca ruangan

Membersihkan

sarang-sarang

Lapangan /

Playground /

Public Area

Menyapu

lapangan/

playground/

public area

Menegecek

tempat sampah

Menyapu area

berbatu /

pekerasan

Fooging


(6)