Korelasi antar karakter morfologi dan fitokimia tanaman

3.6.3 Korelasi antar karakter morfologi dan fitokimia tanaman

Analisis korelasi menunjukkan bahwa klorofil dan karotenoid berkorelasi negatif nyata dengan antosianin, sedangkan korelasi antara keduanya bersifat positif. Nitrogen berkorelasi negatif sangat nyata dengan nilai CN, luas area daun total dan kerapatan trikoma. Nilai CN berkorelasi nyata positif dengan triterpenoid, luas area daun total, dan kerapatan trikoma. Saponin berkorelasi nyata positif dengan luas area daun total. Triterpenoid berkorelasi negatif sangat nyata dengan kandungan steroid. Hasil analisis korelasi antar karakter morfologi dan fitokimia tanaman handeuleum ditampilkan pada Tabel 3.10. Roy 2000 menyatakan bahwa korelasi menggambarkan keeratan hubungan antara satu karakter dengan karakter lainnya. Lebih jauh Roy 2000 yang dipertegas oleh Mattjik dan Sumertajaya 2002 menyatakan bahwa bila nilai korelasi antara dua peubah mendekati -1 atau 1 menunjukkan bahwa hubungan antara kedua peubah tersebut sangat erat. Berdasarkan analisis korelasi, nilai yang mendekati -1 atau 1 terdapat pada korelasi antara ketiga jenis pigmen tanaman yang dianalisis, N dan CN rasio, serta antara triterpenoid dan steroid. Pigmen tanaman saling mendominasi untuk menimbulkan warna tertentu pada bagian tubuh tumbuhan, karenanya wajar bila hubungan antara ketiga jenis pigmen tanaman yang diuji menunjukkan korelasi yang sangat kuat. Klorofil dan karotenoid berkorelasi negatif nyata dengan antosianin, sedangkan korelasi antara keduanya bersifat positif. Produksi antosianin bertolak belakang dengan klorofil, dan penentu di antara keduanya adalah suhu. Pada suhu yang tinggi tanaman akan memproduksi klorofil lebih banyak dibandingkan antosianin. Oleh karena itu, bila varietas yang sama ditanam di dua ketinggian berbeda, maka tanaman yang ditanam di daerah yang lebih rendah cenderung berwarna lebih hijau dibandingkan tanaman yang tumbuh di daerah yang lebih tinggi. Korelasi antara karotenoid dan klorofil bernilai nyata positif. Secara fisiologis dapat dijelaskan bahwa produksi karotenoid akan seiring dengan produksi klorofil, karena bagi tanaman, karotenoid tidak hanya berfungsi sebagai pigmen tetapi juga pelindung agar klorofil tidak terdegradasi akibat fotooksidasi Wattimena 23 Mei 2010. Komunikasi pribadi. 42 Tabel 3.10 Korelasi antar karakter morfologi dan fitokimia pada tanaman handeuleum Antosianin Klorofil Karotenoid C organik Nitrogen CN Kalsium Serat Alkaloid Saponin Flavo Tterpen Steroid Luas daun Klorofil -0.99 Karotenoid -0.89 0.83 C organik -0.19 0.14 0.33 Nitrogen -0.29 0.30 0.25 0.53 CN 0.25 -0.27 -0.13 -0.13 -0.91 Ca 0.30 -0.32 -0.21 -0.52 -0.43 0.25 Serat 0.06 -0.15 0.31 0.00 0.01 -0.03 0.23 Alkaloid -0.05 0.04 0.07 -0.57 -0.15 -0.11 0.41 0.36 Saponin 0.48 -0.50 -0.33 0.12 -0.29 0.38 -0.33 0.14 -0.53 Flavonoid 0.38 -0.38 -0.36 -0.40 0.02 -0.21 0.14 0.28 0.38 0.12 Triterpenoid 0.20 -0.25 0.02 0.11 -0.47 0.60 -0.25 0.13 -0.10 0.55 0.11 Steroid -0.52 0.54 0.35 0.01 0.27 -0.30 0.19 -0.06 0.00 -0.46 -0.37 -0.84 luas daun 0.10 -0.16 0.16 -0.14 -0.57 0.58 0.15 0.52 0.05 0.58 -0.02 0.54 -0.19 Trikoma -0.05 0.05 -0.12 -0.22 -0.65 0.66 -0.00 0.23 0.12 0.44 0.33 0.32 -0.11 0.42 Keterangan : Korelasi menggunakan metode Pearson. nyata pada taraf 5, sangat nyata pada taraf 1. Flavo = flavonoid; tterpen = triterpenoid Tanin dan glikosida tidak dapat dikorelasikan karena tidak terdapat keragaman data b k b r D y n k k m Nilai k belakang, ya kandungan C besar diban rasio menjad Korela Dalam prose seringkali m yang satu d sekunder lai namun mem konsentrasi konsentrasi metabolit se korelasi anta akni sebesar C organik da dingkan C di lebih besa asi antara t es produksin memiliki jalu dapat merup innya. Metab miliki lintasa satu jenis m metabolit s ekunder ditam Gambar ara kandung r -0.91. CN an nitrogen d akan menye ar. Karena itu triterpenoid nya, lintasan ur lintasan t pakan turuna bolit sekund an yang berb metabolit seku sekunder lai mpilkan pad r 3.7 Lintasa Sumb gan N dan C rasio merup dalam jaring ebabkan fak u, nilai CN dan steroid n metabolism terkait denga an atau kela der ini juga d beda. Hal in under akan m innya Csek da Gambar 3. an biosintesi ber: Cseke et a CN rasio ter pakan perban gan tanaman ktor pembag rasio akan m d dapat dij me jenis meta an jenis lain anjutan dari dapat memil nilah yang m menurunkan ke et al. 20 .7. is metabolit al. 2006 rgolong erat ndingan anta . Penurunan gi pada perh meningkat. elaskan seb abolit sekun nnya. Metab i jalur lintas liki prekurso menyebabkan n atau turut m 06. Lintasa sekunder 4 t dan bertola ara persentas n N yang lebi hitungan CN bagai beriku nder yang sat bolit sekunde san metabol or yang sam n peningkata meningkatka an biosintes 43 ak se ih N ut. tu er lit ma, an an sis 44 Pada tabel 3.10 nampak bahwa triterpenoid memiliki nilai korelasi yang nyata, tinggi, dan bertolak belakang dengan steroid, yakni -0.84. Apabila dikaitkan dengan jalur lintasan metabolismenya Gambar 3.7, steroid merupakan senyawa turunan dari triterpenoid, sehingga dalam prosesnya tanaman dapat memilih untuk menghentikan proses hanya sampai terbentuk triterpenoid atau merombak triterpenoid yang telah terbentuk untuk memproduksi steroid. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsentrasi steroid cenderung mengalami penurunan setelah tanaman terserang larva D. bisaltide. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar triterpenoid yang dihasilkan tidak digunakan tanaman untuk membentuk steroid.

3.7 Kesimpulan