23 kualitatif minimal 12 jam setelah tanaman tersebut dikonsumsi herbivora. Kedua
kelompok
sampel tersebut dikeringkan pada suhu 40
o
C dan diekstrak sebelum dianalisis. Asal daerah ketigabelas aksesi yang diuji dtampilkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Asal dan deskripsi 13 aksesi handeuleum yang diuji
Kode Asal Lokasi
Bentuk dan warna daun Batang
01 Bogor, Jawa Barat
jorong, ungu Ungu
02 Manoko, Jawa Barat
jorong, ungu Ungu
03 Jawa Timur
jorong, ungu Ungu
04 Kalimantan Tengah
jorong, ungu Ungu
05 Kalimantan Selatan
jorong, ungu Ungu
06 Soabali 2 Maluku
jorong, ungu Ungu
07 Salahutu Maluku
jorong, ungu Ungu
08 BTN Maluku
jorong, ungu Ungu
09 Angkasa Dok V Jayapura, Papua
jorong, ungu Ungu
10 Pegunungan Cyclops Sentani, Papua
jorong, ungu Ungu
11 Cigombong Papua
jorong, ungu Ungu
12 Menteng Bogor, Jawa Barat
lanset, variegata hijau-putih Hijau
13 Malabar Pengalengan, Jawa Barat
jorong, ungu Ungu
3.5.3 Persiapan serangga uji
Larva D. bisaltide
yang digunakan untuk pengujian merupakan hasil rearing di rumah kaca. Larva serangga ini dipelihara hingga instar III di dalam kotak
perbanyakan dan diberi pakan daun handeuleum. Larva D. bisaltide instar III kemudian diletakkan pada tanaman uji untuk memperoleh sampel pada kelompok
daun setelah terserang larva D. bisaltide.
3.5.4 Pengamatan Karakter Morfologi Daun
Pengamatan karakter morfologi dilakukan pada 13 aksesi tanaman handeuleum. Pengamatan dilakukan pada karakter yang diduga berkaitan dengan
preferensi aktivitas peletakan telur dan aktivitas makan serangga D. bisaltide. Karakter tersebut meliputi kerapatan trikoma per luas bidang pandang 0.038 mm
2
dan luas daun tanaman handeuleum. Kerapatan trikoma yang diamati adalah trikoma pada bagian tengah sampai ujung permukaan bawah daun kedua yang telah
membuka sempurna, Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop dengan luas bidang pandang 0.038 mm
2
. Luas daun tanaman handeuleum diamati dengan metode gravimetri dengan langkah-langkah sebagai berikut:
24 1.
Seluruh daun satu tanaman digambar pada kertas milimeter blok 2.
Gambar daun dipotong, kemudian ditimbang 3.
Sebagai kontrol, kertas dengan luas 580 cm
2
ditimbang 4.
Berat
po
tongan gambar daun dibandingkan dengan berat kertas dengan menggunakan persamaan berikut:
3.5.5 Analisis Kandungan Fitokimia Daun Sebelum dan Setelah Terserang Larva
D.bisaltide
Analisis kandungan fitokimia daun handeuleum dilakukan terhadap beberapa senyawa yang diduga berhubungan dengan mekanisme resistensi tanaman
handeuleum terhadap D. bisaltide. Senyawa tersebut terdiri atas alkaloid, saponin, triterpenoid, steroid, flavonoid, tanin, dan glikosida; serat, nitrogen, unsur kalsium,
dan C organik; serta kandungan pigmen yakni pigmen klorofil total, karotenoid total, dan antosianin total. Analisis yang dilakukan meliputi :
•
Analisis kandungan pigmen tanaman
Kandungan pigmen tanaman dianalisis dengan metode Sims dan Gamon 2002 menggunakan alat UV spektrofotometer. Konsentrasi Setiap pigmen diidentifikasi
pada panjang gelombang yang berbeda-beda, dimana panjang gelombang 663 nm untuk pigmen klorofil a, 647 nm untuk klorofil b, 537 nm untuk antosianin, dan
470 nm untuk pigmen karotenoid. Data hasil pembacaan menggunakan alat UV spektrofotometer kemudian dikonversi ke dalam satuan molm
2
dengan tahapan perhitungan sebagai berikut:
Antosianin = 0.01373A537 - 0.00697A647 – 0.002228A663
Klorofil a = 0.01373A663 – 0.000897A537 – 0.003046A663
Klorofil b = 0.02405A647 – 0.004305A537 – 0.005507A663
Sehingga klorofil total dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: Klorofil total = 7.15A663-18.71A647
Karotenoid = A470 – 17.1Chl a + Chl b – 9.479antosianin 119.26
Keterangan : Ax merupakan data hasil pembacaan pada panjang gelombang x
25 Untuk mengkonversi konsentrasi pigmen per satuan luas digunakan perhitungan
berikut: Pigmenarea = pigmen61000 Luas area daun total dalam m
2
• Analisis metabolit sekunder
Analisis yang digunakan merupakan analisis visual berdasarkan kepekatan warna larutan. Data berupa skoring, berdasarkan standar Laboratorium Pengujian Balai
Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik BALITTRO.
• Analisis selulosa, kalsium, nitrogen, dan C organik
Analisis yang dilakukan merupakan analisis kuantitatif berdasarkan metode standar yang digunakan pada Laboratorium Pengujian Balai Penelitian Tanaman
Obat dan Aromatik BALITTRO.
3.5.6 Analisis Data Data fitokimia