64 others were middle resistance level. Alkaloid, cellulose, and c organic contents
influenced feeding activity of D. bisaltide larva. Cellulose content can be used as selection criteria for resistance trait based on feeding activity of D. bisaltide.
Key words: resistance level, feeding activity, selection criteria
5.2 Pendahuluan
Graptophyllum pictum L. Griff, atau lebih dikenal dengan nama handeuleum,
merupakan herba yang mengandung banyak zat yang berguna bagi kesehatan manusia. Daun tanaman handeuleum diketahui mengandung flavonoid yang berefek
katartik. Tanaman ini juga diketahui mengandung senyawa golongan alkaloid, steroid, saponin, glikosida, serta emolien dan lendir Willaman 1995; Isnawati
2003. Karena manfaat tersebut, handeuleum berpotensi untuk dikembangkan secara komersial. Pengembangan handeuleum dalam skala komersial bukanlah hal yang
mudah, Berdasarkan hasil penelitian Baringbing dan Mardiningsih 2000 hama yang menyerang handeuleum meliputi Coccus Sp., Pseudococcus longispinus,
Planococcus lilacinus, Valanga Sp., dan D. bisaltide. Serangga Doleschallia
bisaltidae memiliki tingkat penyerangan paling tinggi dibandingkan kelima jenis
serangga lainnya. Penurunan kualitas dan kuantitas hasil akibat serangan hama ini dapat mencapai 70. Oleh karena itu, pengetahuan tentang cara mengelola hama
tersebut diperlukan untuk menghindari penurunan kualitas dan kuantitas hasil. Terdapat beberapa solusi dalam menangani serangan Doleschallia bisaltide
pada pertanaman handeuleum. Salah satunya adalah penggunaan varietas resisten. Penggunaan varietas resisten merupakan salah satu metode pengendalian hama
terpadu. Dalam rangka perakitan varietas resisten, diperlukan pengetahuan mengenai besarnya dampak kerusakan yang ditimbulkan larva D. bisaltide terhadap
masing-masing aksesi handeuleum serta mekanisme resistensi setiap aksesi tanaman handeuleum terhadap serangga tersebut.
Rosenthal dan Kotanen 1994 membagi mekanisme pertahanan tanaman dalam dua kategori, yaitu resistensi dan toleran. Vilarino dan Ravetta 2007
menjelaskan bahwa resistensi adalah suatu mekanisme untuk mencegah datangnya herbivora, atau mencegah herbivora untuk melanjutkan aktivitas makan pada
tanaman tersebut, sedangkan toleran diartikan sebagai mekanisme tanaman untuk
65 mempertahankan fitness dan produktivitas tanaman pada tingkat serangan tertentu.
Seperti sifat lainnya, resistensi tanaman merupakan hasil interaksi atara genetik tanaman tersebut dengan kondisi lingkungan tempat tanaman tersebut tumbuh.
Karenanya, walaupun tergolong dalam spesies yang sama, tingkat resistensi aksesi handeuleum yang satu dengan lainnya dapat berbeda.
Fraenkel 1969 yang dipertegas oleh Honda 1995 menyatakan bahwa metabolit sekunder merupakan sistem pertahanan utama pada tanaman.
Schoonhoven et al. 2005 menambahkan selain metabolit sekunder, morfologi tanaman, begitu juga dengan kandungan nutrisi tanaman turut mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan herbivora. Karenanya, tinggi-rendahnya aktivitas makan larva D. bisaltide pada setiap aksesi handeuleum dapat menjadi parameter
penentu tingkat resistensi masing-masing aksesi handeuleum terhadap D. bisaltide. Aktivitas makan larva pada tanaman handeuleum juga dapat menjadi acuan untuk
menyeleksi tingkat resistensi setiap aksesi tehhadap D. bisaltide.
5.3 Tujuan